Langit Kelabu? Mari Cek Kualitas Udara di Lingkunganmu

Langit Kelabu? Mari Cek Kualitas Udara di Lingkunganmu

Ilustrasi Lingkungan Diselimuti Kabut Asap | Pexels (Juan J. Morales-Trejo)

Biasanya sang mentari selalu menyambut pagi dengan sinarnya. Namun, sudah lebih dari seminggu langit kelabulah yang selalu mengawali hari-hari.

Normalnya, ketika siang, langit akan cerah dengan teriknya sinar matahari. Namun, kabut asap lagi-lagi tetap menyelimuti langit sehingga suasana kelabu masih terus dirasakan.

Entah sampai kapan situasi ini berakhir? Jika ini terus dibiarkan, akan banyak kasus penyakit meningkat karena polusi udara.

Kualitas Udara di Jakarta Memburuk, Pemerintah Terapkan 4 in 1, Apa Itu?

Sebagai masyarakat awam, ingin rasanya mengetahui bagaimana kondisi kualitas udara saat ini? Apakah ada teknologi yang bisa membantu publik mengetahui kondisi tersebut?

Polusi Udara Mengintai Kesehatan Warga

Polusi udara membahayakan kesehatan masyarakat | Pexels (Ron Lach)

Dewasa ini, kualitas udara di Indonesia dapat menjadi representasi dari langit kelabu. Menurunnya kualitas udara dapat memberikan ancaman bagi kesehatan masyarakat, terutama di wilayah pekat polusi.

5 Cara Menjaga Kualitas Udara yang Bisa Kita Lakukan

Berdasarkan halaman Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada Minggu (3/9/2023) pukul 16.00 WIB diketahui, bahwa indeks kualitas udara di Kalimantan Tengah sebesar 245.

Di bawah Kalimantan Tengah, ada Jawa Barat yang menempati posisi kedua terburuk di Indonesia dengan indeks kualitas udara 135. Selanjutnya, di posisi ketiga menyusul Kalimantan Barat dengan indeks kualitas udara 134. Ini artinya, ketiga provinsi tersebut memiliki kualitas udara tidak sehat.

Polusi udara yang terpapar secara terus menerus dalam jangka panjang, tentu dapat memberikan berbagai macam penyakit bagi manusia. Sebab, penumpukan partikel debu mengandung zat berbahaya yang buruk bagi kesehatan.

Agus Dwi Susanto, selaku Guru Besar Ilmu Kesehatan Anak dalam webinar yang bertemakan “Tinjauan Guru Besar FKUI: Dampak Polusi Udara pada Kesehatan” (24/08/2023) menyampaikan, bahwa efek jangka panjang pajanan kualitas udara yang buruk menimbulkan penurunan fungsi paru, asma, PPOK, risiko TBC, dan kanker paru.

“Orang yang terkena polusi udara juga sebanding dengan asap rokok karena mengandung zat-zat berbahaya yang sama. Dampak dari polusi udara pun cukup serius bagi kesehatan manusia pada segala usia. Empat populasi yang paling berisiko adalah ibu hamil, anak-anak, orang tua, dan pekerja luar ruangan,” tambah Agus Dwi Susanto seperti yang dilansir dari laman FK UI.

Besarnya dampak polusi udara membuat pemerintah dalam beberapa tahun terakhir telah menyediakan, informasi mutu udara dalam bentuk Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU). Upaya tersebut dilakukan guna memastikan agar kualitas udara tetap aman dihirup oleh masyarakat.

Mengukur Kualitas Udara dengan ISPU

Kategori kualitas udara berdasarkan nilai ISPU | Sumber: Pribadi (Yemita Gea)

Pada tahun 2020, KLHK mengeluarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan nomor 14 tahun 2020 tentang Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU), yang merupakan pengganti dari Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 45 tahun 1997 tentang Perhitungan dan Pelaporan serta Informasi Indeks Standar Pencemar Udara.

Pada peraturan pengganti tersebut, ditetapkan bahwa perhitungan ISPU dilakukan pada 7 parameter antara lain PM10, PM2.5, NO2, SO2, CO, O3, dan HC. Dimana, HC dan PM2.5 merupakan konsentrasi gas yang baru ditambahkan karena besarnya risiko parameter tersebut terhadap kesehatan manusia.

Hari Bebas Kendaraan Bermotor: Ayo Bantu Kurangi Polusi Udara!

Hasil pengukuran terhadap beberapa parameter tersebut, kemudian diolah menjadi nilai indeks yang memiliki beberapa kategori. Mulai dari kategori baik, sedang, tidak sehat, sangat tidak sehat, dan berbahaya. Nilai indeks inilah yang akhirnya memberikan gambaran umum bagi masyarakat, untuk memantau kualitas udara pada lingkungannya.

1. Kategori Baik dengan Rentang Nilai 1-50

Tingkat kualitas udara yang sangat baik, tidak memberikan efek negatif bagi manusia, hewan, dan tumbuhan. Sehingga, diperbolehkan untuk melakukan kegiatan di luar.

2. Kategori Sedang dengan Rentang Nilai 51-100

Tingkat kualitas udara masih dapat diterima pada manusia, hewan dan tumbuhan. Namun, kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, dan penderita penyakit pernapasan disarankan untuk mengurangi aktivitas fisik yang terlalu berat.

3. Kategori Tidak Sehat dengan Rentang Nilai 101-200

Tingkat kualitas udara yang bersifat merugikan pada manusia, hewan dan tumbuhan. Setiap orang dianjurkan mengurangi aktivitas fisik yang terlalu lama di luar ruangan. Apalagi kelompok rentan, seperti penderita asma harus mengikuti petunjuk kesehatan dan menyimpan obat asma.

4. Kategori Sangat Tidak Sehat dengan Rentang Nilai 201-300

Tingkat kualitas udara yang dapat meningkatkan resiko kesehatan pada masyarakat umum. Semua orang, terutama kelompok rentan, disarankan untuk mengurangi aktivitas luar ruangan dan menghindari berkegiatan secara intensif.

5. Kategori Berbahaya dengan Rentang Lebih dari 300

Tingkat kualitas udara sangat buruk dan dapat memberikan dampak serius pada kesehatan. Masyarakat umum dianjurkan untuk menghindari semua aktivitas di luar, sedangkan kelompok rentan tetap di dalam ruangan, dan hanya melakukan sedikit aktivitas.

Mari Cek Kualitas Udara Langsung dari Smartphone

Informasi Cek Kualitas Udara | Sumber: Instagram @ditjenppkl_klhk

Dalam perkembangannya, guna memudahkan publik memantau kualitas udara maka KLHK telah meluncurkan aplikasi bernama ISPUNet. Aplikasi tersebut merujuk pada Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 tentang Pengendalian Pencemaran Udara yang meliputi kegiatan pencegahan, penanggulangan, dan pemulihan dampak di dalamnya terdapat unsur pemantauan kualitas udara yang cukup penting peranannya.

Tampilan ISPUNet tidak hanya memaparkan kondisi kualitas udara namun juga menampilkan berbagai data lainnya seperti nilai krisis parameter, angka kelembaban, tekanan udara, suhu, dan grafik dari setiap parameter ISPU. Masyarakat dapat mengakses informasi tersebut secara real time melalui smartphone.

Kategori kualitas udara dalam aplikasi ISPUNet dapat diketahui publik, dengan membedakannya berdasarkan status warna. Mulai dari kategori baik berwarna hijau, sedang berwarna biru, tidak sehat berwarna kuning, sangat tidak sehat berwarna merah, hingga kualitas udara yang berbahaya berwarna hitam.

Aplikasi ISPUNet dapat diunduh melalui Play Store yang terdapat pada smartphone berbasis android. Selain dapat memantau kualitas udara melalui aplikasi tersebut, masyarakat juga bisa mengunjungi website ispu.menlhk.go.id sebagai alternatifnya.

Nah, SohIB bisa membaca artikel lainnya tentang kualitas udara di website ini. Salah satunya, tentang 5 cara menjaga kualitas udara agar tetap bersih. Penasaran dengan informasinya, yuk kunjungi artikel berikut!

Melepas Balon di Udara Bahaya, Ini Konsekuensinya!

Referensi:

  • Fadhlurrahman, Irfan. (2023). 10 Daerah di Indonesia dengan Kualitas Udara Terburuk (Minggu, 3 September 2023). Dikutip dari: https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2023/09/03/10-daerah-di-indonesia-dengan-kualitas-udara-terburuk-minggu-3-september-2023
  • https://fk.ui.ac.id/berita-en/polusi-tak-kunjung-pergi-guru-besar-fkui-bahas-dampaknya-terhadap-kesehatan-manusia.html
  • Chaniago, Dasrul, dkk. (2020). Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) Sebagai Informasi Mutu Udara Ambien Di Indonesia. Dikutip dari: https://ditppu.menlhk.go.id/portal/read/indeks-standar-pencemar-udara-ispu-sebagai-informasi-mutu-udara-ambien-di-indonesia
  • Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. (2021). KLHK Luncurkan Aplikasi ISPUNet Sebagai Referensi Informasi Pemantauan Kualitas Udara. Dikutip dari: https://ppkl.menlhk.go.id/website/index.php?q=976&s=fbdd85a95ef4b3ec95cdc5580b2883d2ad82f597