Kualitas Udara di Jakarta Memburuk, Pemerintah Terapkan 4 in 1, Apa Itu?

Kualitas Udara di Jakarta Memburuk, Pemerintah Terapkan 4 in 1, Apa Itu?

Pemandangan gedung perkantoran di Jakarta | Sumber: Unsplash (Afif Ramdhasuma)

Beberapa waktu lalu, sempat tersiar sebuah video di media sosial yang memperlihatkan kondisi udara di Jakarta. @HelmiWicaks dalam TikTok-nya mengunggah konten video, di mana dari jendela pesawat yang ditumpanginya, langit Ibu Kota tertutup oleh kabut tebal berwarna abu-abu. Ia menuliskan dalam kontennya tersebut, “Nggak biasanya liat langit di Jakarta kaya gini. Padahal ini mau landing jam 13.30 WIB. Bener-bener abu-abu semua. Apa udah kebanyakan polusi?”

Dari situ, warganet banyak yang memberikan komentar terkait dengan kondisi Jakarta yang sudah dipenuhi polusi. Bahkan, mereka merasakan perbedaan segarnya udara semasa sedang lockdown karena pandemi COVID-19.

Jakarta Terperangkap Dalam Jebakan Polusi Tanpa Akhir, Apakah Ada Harapan?

Polusi Udara di Jakarta Tinggi, Bukittinggi Terendah

Polusi udara di dunia makin memburuk
Polusi udara di dunia makin memburuk | Sumber: Unsplash (Marcin Jozwiak)

Dilansir dari Katadata, polusi udara di Jakarta memang kian memburuk. Berdasarkan pantauan di bulan Juli 2023 akhir, Ibu Kota mengalami kualitas udara terburuknya dengan rata-rata harian mencapai 164 poin. Di mana AQI US (platform pemantauan polusi secara realtime) mengklasifikasikan kualitas tersebut sebagai zona merah dan tidak sehat.

Untuk saat ini, dalam pantauan SohIB di tanggal 15 Agustus 2023, skor Indeks Kualitas Udara Jakarta berada di angka 94 atau moderate. AQI US menuliskan bahwa konsentrasi PM2.5 di Jakarta adalah 28 (µg/m³). Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan 15 µg/m³ sebagai konsentrasi ambang batas PM2.5 selama 24 jam rata-rata dan untuk sekarang, konsentrasi batas yang disarankan adalah 1.12 kali.

Indeks polusi udara terendah di Jakarta berada pada pukul 8 pagi dengan skor 0, sedangkan terburuknya adalah pukul 6 petang pada skor 111 (update terakhir 14 Agustus 2023, pukul 17.05 WIB).

Adapun untuk kota dengan polusi terburuk di Indonesia, Semarang menempati peringkat pertama dengan angka 142. Disusul Pontianak (127), Palembang (122), Bengkulu (97), dan Sampit (89).

Di sisi lain, kota-kota di negara kita yang memiliki udara paling sedikit polusi dan masuk kategori bagus menurut AQI US adalah Bukittinggi (29) dan Sorong (50). Namun, angka ini akan terus berubah-ubah ya, SohIB.

Mengapa Polusi Udara di Jakarta Tinggi?

AQI US mengelompokkan polusi udara menjadi dua jenis, yaitu polusi dalam ruangan dan di luar ruangan.

Nah, pada wilayah Jakarta, penyebab utama polusi udara luar ruangan terjadi adalah adanya partikel padat dan cair yang disebut aerosol dan gas. Keduanya berasal dari emisi kendaraan, aktivitas konstruksi, pabrik, pembakaran jerami dan bahan bakar fosil, hingga kebakaran hutan.

Lalu, penyebab utama polusi udara dalam ruangan berasal dari gas berbahaya yang disebabkan oleh bahan bakar memasak (misalnya kayu, limbah tanaman, arang, batu bara dan kotoran), lembab, asap jamur, bahan kimia dari bahan pembersih, dan masih banyak lagi.

Btw, baik polusi udara dalam maupun luar ruangan sama-sama berbahaya ya, SohIB. Hal ini dikarenakan limbah tersebut bisa masuk ke dalam ruangan melalui berbagai medium, misalnya pintu, jendela, ventilasi, dan lubang terbuka lainnya.

Karena itu, jika SohIB berada di area yang berpolusi tinggi, justru kamu harus menutup jendela atau lubang sirkulasi udara agar polusi tidak masuk ke dalam. Namun, kamu bisa membuka ventilasi atau jendela, hanya jika kualitas udaranya sudah membaik dan nilai AQI di angka sedang. 

Melepas Balon di Udara Bahaya, Ini Konsekuensinya!

Saran Kesehatan untuk yang Tinggal di Kota Berpolusi Tinggi

Jakarta padat kendaraan yang melintas
Jakarta padat kendaraan yang melintas | Sumber: Unsplash (Adrian Pranata)

AQI US menyarankan untuk kita memproteksi diri jika tinggal di daerah yang polusinya tinggi. Gunakan menggunakan masker anti polusi dengan jenis N95, tetap berada di dalam ruangan apabila tidak ada keperluan yang mendesak, hindari aktivitas outdoor, dan pertimbangkan pemanfaatan penjernih udara agar oksigen yang kamu hirup terfilter dengan baik.

Jakarta Akan Terapkan WFH dan 4 in 1

Berdasarkan informasi dari BBC Indonesia, dalam rapat terbatas di Kompleks Istana Merdeka, Jakarta (14/08) kebijakan untuk Work From Home (WFH) dan hybrid akan diterapkan mulai bulan September.

Imbauan tersebut akan dilaksanakan bagi pegawai yang berada di lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Namun, jika ada pekerja yang tanggung jawabnya melayani masyarakat secara langsung, diperkenankan untuk tetap bekerja di kantor.

Pejabat Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono, mengharapkan kementerian, lembaga lain, dan perusahaan swasta juga turut menerapkan kebijakan tersebut.

Adapun Kementerian Perhubungan baru-baru ini juga mempertimbangkan untuk penerapan sistem 4 in 1 (empat orang dalam satu mobil pribadi) yang melintas di area DKI Jakarta. Mereka juga akan menjalankan uji emisi pada kendaraan di Jabodetabek. Sehingga, apabila tidak lolos pada pengujian itu, maka tidak diperbolehkan melakukan perjalanan di Jabodetabek. Bagaimana menurutmu?

Jadi Negara Pengguna Motor Terbanyak ke-3, Berapa Jumlah Penduduk Indonesia?

Jangan lupa untuk terus ikuti artikel-artikel seru lainnya hanya di sohib.indonesiabaik.id, ya! Banyak lo, informasi menarik nan lengkap yang harus banget kamu baca.

Nggak hanya itu aja! Jika kamu memiliki passion di bidang kepenulisan dan ingin senantiasa berkembang, join jadi kontributor SohIB dan dapatkan banyak benefit-nya!

Oiya, Indonesia Baik juga punya komunitas keren yang selalu aktif memberikan berbagai pelatihan, webinar, diskusi, dan bagi-bagi merchandise cantik, lo! Semuanya gratis! Skuy, langsung gabung aja di siniSalam Sobat Hebat Indonesia Baik! (AJ)