Mengenal Malala Yousafzai, Gen Z Aktivis Pendidikan dan Peraih Nobel Termuda

Mengenal Malala Yousafzai, Gen Z Aktivis Pendidikan dan Peraih Nobel Termuda

Malala Yousafzai meraih nobel perdamaian termuda di dunia | Sumber: YouTube

Pendidikan adalah hak segala umat manusia, tidak peduli bangsa dan gendernya. Nah SohIB, adakah di antara kita yang masih malas ketika berangkat ke sekolah? Hayo, siapa yang masih suka mengeluh dan kesal bila diberikan PR?

Wah, bila demikian, ada baiknya kamu berkenalan dengan seorang gadis muda bernama Malala Yousafzai ini! Demi keinginannya untuk melanjutkan pendidikan setinggi mungkin tanpa rasis gender dari Taliban, wanita yang kala itu masih berusia sangat belia terseut sampai menjadi korban penembakan di negaranya.

Namun, berkat kegigihannya menyuarakan hak perempuan untuk mengenyam bangku sekolah dan setara dengan laki-laki, ia memperoleh penghargaan Nobel Perdamaian. Tak tanggung-tanggung, Malala adalah yang termuda dalam peraihan medali kehormatan tersebut, lo!

Masa Muda Malala Yousafzai

Malala merupakan anak pertama dari tiga bersaudara, orang tuanya bernama Ziauddin dan Tor Pekai Yousafzai. Mereka tinggal di Mingora, Pakistan. Sang ayah merupakan pengelola Khushal Public School, sedangkan ibunya adalah seorang ibu rumah tangga.

Sejak kecil, Ziauddin mendidik putrinya dengan cara berbeda dari keluarga Pashtun pada umumnya. Beliau memberi kebebasan kepada Malala untuk mendapatkan pendidikan setinggi mungkin, belajar membaca, mendiskusikan politik di tengah pria dewasa, bahkan keluar rumah tanpa didampingi saudara laki-laki, lo!

Orang tua wanita kelahiran tahun 1997 tersebut berpikir bahwa setiap orang tanpa melihat gender, memiliki derajat dan hak yang sama, keren banget, kan? Malala sangat bersemangat di sekolah dan selalu menjadi juara kelas.

Baca juga: Griselda Sastrawinata, Animator Top Disney dari Indonesia!

Perjuangan Malala Menyuarakan Kebebasan Bersekolah

http://news.bbc.co.uk/2/hi/south_asia/7889120.stm
Tulisan Malala yang disebarluaskan melalui kanal media ternama | Sumber: BBC

Di tahun 2009, Yousafzai cilik memberanikan diri untuk menerbitkan karyanya yang berjudul Diary of Pakistani Schoolgirl” dan dimuat pada website resmi BBC Urdu. Tulisan tersebut berisi tentang kehidupannya sebagai seorang pelajar wanita di bawah cengkeraman Taliban, menyuarakan kejahatan rasis, pelarangan partisipasi aktif wanita di masyarakat luas, dan lain sebagainya.

Ia menggunakan nama pena “Gul Makai” untuk menjaga kerahasiaan identitasnya. Baru setelah New York Times me-launching dua film dokumenter dengan Malala di tahun yang sama, nama aslinya pun dikenal publik.

Sejak saat itu, aktivis pendidikan tersebut sering melakukan berbagai wawancara dan menghadiri acara penting untuk menyuarakan concern-nya. Selain tampil di acara lokal dan internasional, ia juga pernah ditunjuk sebagai chairperson di District Child Assembly Swat, nih!

Ditembak Oleh Taliban

Malala sangat gencar dalam aktivitasnya memerdekakan wanita di daerahnya agar layak sekolah dan bisa berkembang. Alhasil, ia dan keluarganya sering mendapatkan surat ancaman, bahkan, yang paling parah, wanita itu menjadi korban penembakan brutal dari pihak yang menentangnya.

Ketika itu Malala pulang sekolah naik bus dengan teman-temannya. Seorang Taliban menghentikan transportasi umum itu dan menanyakan keberadaan Malala. Begitu mengetahui sasarannya, sontak tentara tersebut menembak gadis malang tersebut hingga mengenai otak, bahu kiri, dan matanya. Dua sahabatnya juga ikut menjadi korban. Kasihan sekali, ya?

Baca juga: Ini Dia Herawati Diah yang Diperingati Hari Lahirnya Oleh Google!

Malala Mendapatkan Nobel Perdamaian

Setelah selamat dari penyerangan yang hampir merenggut nyawanya itu, Malala pindah ke Inggris dan bersekolah di Birmingham. Kiprahnya menjadi aktivis pendidikan bagi perempuan semakin bersinar. Tercatat, ia pernah berpidato di depan PBB saat ulang tahunnya ke-16, mendapatkan hadiah Sakharov dari Parlemen Eropa, menjadi Utusan Perdamaian PBB, hingga diberi kewarganegaraan kehormatan Kanada di tahun 2017.

Tak hanya itu, Malala mendapatkan penghargaan Nobel Perdamaian dan menjadi orang termuda yang mendapatkan gelar tersebut. Setelah menyelesaikan bangku kuliahnya di Oxford University, wanita yang telah menikah dengan Asser Malik ini tetap memperjuangkan dukungannya kepada perempuan agar mendapat akses pendidikan dan pengembangan yang lebih baik, salah satunya dengan mendirikan Malala Fund.

Selama berkariernya, Yousafzai telah menerbitkan tiga bukunya, yaitu:

  1. I am Malala: The Girl Who Stood Up for Education and Was Shot by the Taliban (2013)
  2. Malala’s Magic Pencil (2017)
  3. We Are Displaced (2018).

Dari cerita Malala, kita belajar untuk tidak mengecilkan sesuatu yang sudah miliki, terutama dalam pendidikan. Ingat ya, bahwa apa yang SohIB miliki saat ini bisa jadi adalah impian bagi mereka yang tidak memilikinya. Selamat menjadi pribadi yang lebih bijaksana, ya!

Baca juga: 4 Teori Stephen Hawking yang Terkenal, Ada yang Terbukti Benar!

Jangan lupa untuk terus ikuti artikel-artikel seru lainnya hanya di sohib.indonesiabaik.id, ya! Banyak lo, informasi menarik nan lengkap yang harus banget kamu baca.

Nggak hanya itu aja! Jika kamu memiliki passion di bidang kepenulisan dan ingin senantiasa berkembang, join jadi kontributor SohIB dan dapatkan banyak benefit-nya!

Oiya, SohIB.id juga punya komunitas keren yang selalu aktif memberikan berbagai pelatihan, webinar, diskusi, dan bagi-bagi merchandise cantik, lo! Semuanya gratis! Skuy, langsung gabung aja di siniSalam Sobat Hebat Indonesia Baik! (AJ)