4 Teori Stephen Hawking yang Terkenal, Ada yang Terbukti Benar!

4 Teori Stephen Hawking yang Terkenal, Ada yang Terbukti Benar!

Dengan segala keterbatasannya, Stephen Hawking tak berhenti memukai dunia dengan kejeniusannya | Sumber: Unsplash (Britannica.com)

Apakah SohIB sudah menonton film biografi berjudul “Theory of Everything?” Sinema yang diluncurkan pada tahun 2014 tersebut mengisahkan tentang seorang jenius fisika bernama Stephen Hawking dari Inggris dan perjalanannya dalam menemukan teori penciptaan alam semesta.

Tahukah kamu, bahwa tokoh di film ini ada di dunia nyata dengan nama yang sama, lo! Stephen Hawking merupakan fisikawan yang pemikirannya dianggap lumayan nyeleneh oleh para ahli. Meskipun demikian, kariernya justru sangat cemerlang selama lima dekade di bidang sains berkat temuannya yang menarik.

Hawking telah membukukan beberapa mahakaryanya yang mendunia, antara lain My Brief History, The Universe in a Nutshell, dan A Brief History of Time. Adapun tulisannya yang terbaru berjudul The Grand Design, adalah karya terbesarnya dalam satu dekade. Dalam publikasi tersebut, ia menentang opini Isaac Newton yang mengatakan alam semesta dirancang oleh Tuhan, karena tidak mungkin berasal dari sebuah kekacauan.

Sayangnya, pria kelahiran Oxford tersebut telah meninggal dunia pada tahun 2018 silam. Adapun penyebab kematiannya adalah penyakit saraf degeneratif yang telah dideritanya sejak usia muda.

Nah SohIB, sudahkah kamu tahu apa saja teori Hawking yang dikenal luas oleh para ilmuwan? Dari banyaknya teori yang ia kemukakan, sedikit di antaranya telah terbukti benar, lo! Wah, apa saja, ya? Yuk, kita simak bersama-sama!

Baca juga: 5 Profesi yang Terancam Punah Akibat Teknologi

Teori Big Bang

Stephen mengemukakan teori ini saat sedang tesis doktoralnya. Ketika itu, sedang ada perdebatan yang pelik antara dua pendapat kosmologis, yaitu Teori Big Bang dan Teori Steady State.

Keduanya menerima konsep bahwa alam semesta mengembang. Hanya saja, dalam Big Bang menggunakan pola pikir yaitu jagat raya mengembang dari keadaan yang ultra-kompak dan super padat dalam waktu tertentu di masa lalu.

Sedangkan mereka dengan Teori Steady State berasumsi bila alam semesta mengembang selamanya, dengan materi yang secara konstan tercipta untuk mempertahankan kepadatannya.

Ide terakhir tersebut ditentang oleh Hawking, karena ia berpendapat bahwa universum lahir sebagai titik yang sangat kecil dan padat yang disebut sebagai singularitas. Atas hasil inilah, konsepnya diterima oleh para ilmuwan luas.

Lubang Hitam

Hawking sangat terkenal akan singularitasnya, sehingga ia juga dikaitkan dengan teori yang satu ini. Lubang hitam merupakan jenis singularitas lain yang tercipta saat bintang mengalami degenerasi secara menyeluruh di bawah gravitasinya sendiri. Ide ini ditafsirkan dari Teori Relativitas Umum yang dikemukakan Albert Einstein selama puluhan tahun silam.

Melansir dari sebuah artikel Nature, Hawking begitu memukau dengan menggabungkan persamaan Einstein dengan mekanika kuantum. Ia mengubah apa yang sebelumnya masih abstraksi teoritis menjadi benar-benar nyata.

Kecerdasannya ini terbukti baru-baru ini, yaitu pada tahun 2019, saat Event Horizon Telescope menangkap gambar langsung dari lubang hitam supermasif yang tampak tersembunyi di pusat galaksi raksasa Messier 87.

Baca juga: Cara Mengolah Makanan Yang Sehat, Sudah Tahu?

Radiasi Hawking

Baru-baru ini, sebuah percobaan laboratorium di Israel menemukan kejadian yang mencengangkan. Pada tempat lubang hitam ini, ilmuwan-ilmuwan tersebut menggunakan sebuah analog akuistik dan mendeteksi sesuatu yang sama persis dengan Radiasi Hawking.

Teori ini pada dasarnya adalah pasangan foton dapat secara spontan diciptakan dari ketiadaan dan bisa tampak memancar dari lubang hitam. Sebagai informasi, singularitas tersebut memiliki gravitasi yang sangat kuat ya, SohIB! Dengan demikian, seharusnya partikel cahaya atau foton tidak bisa terlepas darinya. Karena itulah, satu prediksi Hawking terbukti benar lagi, keren nggak sih?

Teorema Luas Lubang Hitam

Hawking pernah mengemukakan pendapatnya pada dekade silam. Saat itu, dia menurunkan dari Teori Relativitas Umum Albert Einstein dan mengatakan bahwa lubang hitam tidak mungkin berkurang luasnya seiring dengan waktu yang berjalan.

Jika menilik dari fisika klasik, ketidakteraturan suatu sistem hanya bisa bertambah dari waktu ke waktu, tidak pernah berkurang. Hawking sendiri berkolaborasi dengan Jacob Bekenstein, memberikan usulan bahwa entropi lubang hitam diukur dengan luas permukaan cakrawala peristiwa di sekitarnya. Bahkan, baru-baru ini penemuan itu membuahkan hasil dan terbukti fakta.

Masih banyak lagi beberapa teori dari Stephen Hawking. Namun, belum semuanya memiliki bukti kuat seperti penjelasan di atas. Namun, dari profesor jenius tersebut, kita sama-sama bisa belajar, betapa ternyata alam semesta amatlah luas. Dan luasnya dunia seperti besarnya potensi yang ada pada diri kita, terlepas dari kelebihan dan kekurangan yang dimiliki. So, apakah kamu siap untuk menjadi pribadi yang lebih hebat dan bermanfaat bagi lingkungan sekitar?

Baca juga: Urutan Skincare Untuk Wajah yang Bercahaya

Jangan lupa untuk terus ikuti artikel-artikel seru lainnya hanya di sohib.indonesiabaik.id, ya! Banyak lo, informasi menarik nan lengkap yang harus banget kamu baca. Nggak hanya itu aja! Jika kamu memiliki passion di bidang kepenulisan dan ingin senantiasa berkembang, join jadi kontributor SohIB dan dapatkan banyak benefit-nya!

Oiya, SohIB.id juga punya komunitas keren yang selalu aktif memberikan berbagai pelatihan, webinar, diskusi, dan bagi-bagi merchandise cantik, lo! Skuy, langsung gabung aja di sini! So, sampai berjumpa lagi dan salam Sobat Baik Indonesia Hebat! (AJ)