Jamu Jadi Warisan Budaya Takbenda UNESCO, Budidayakan Sehat Tradisional

Jamu Jadi Warisan Budaya Takbenda UNESCO, Budidayakan Sehat Tradisional

Jamu dinobatkan sebagai WBTb UNESCO | Sumber: Wikimedia Commons (avantsteve from Java)

Siapa yang suka minum jamu? Bagi masyarakat Indonesia, jamu bukanlah hal yang baru. Sebab, ramuan dari bahan baku rempah tersebut memang sudah diturunkan dari generasi ke generasi. Fungsi utamanya adalah untuk menjaga kesehatan dan ada juga bisa membantu mengobati berbagai penyakit.

Rasa jamu sangatlah beragam, SohIB. Ada yang manis dengan tambahan batu atau gula jawa, asam, agak netral, hingga yang terpahit sekalipun.

Nah, kabar baiknya, kini dunia mengakui jamu lewat penetapannya sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) oleh UNESCO. Hal ini disampaikan dalam sidang ke-18 Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage di Kasane, Republik Botswana.

Pada pertemuan yang dijalankan hari Rabu (6/12/2023), jamu dinobatkan menjadi WBTb Indonesia ke-13 setelah wayang (2008), keris (2008), batik (2009), pendidikan dan pelatihan batik (2009), angklung (2010), tari saman (2011), noken (2012), tiga genre tari tradisional di Bali (2015), seni pembuatan kapal pinisi (2017), tradisi pencak silat (2019), pantun (2020), dan gamelan (2021).

AMI ETHNIC Diluncurkan oleh Kemendikbudristek dan YAMI, Portal Informasi Alat Musik Tradisional

Dilansir dari indonesia.go.id, UNESCO berpendapat bahwa budaya jamu memiliki nilai sebagai ‘media’ ekspresi budaya dan membangun koneksi antara manusia dengan alam. Selain itu, budaya sehat jamu satu visi dengan sejumlah tujuan pembangunan berkelanjutan atau sustainable development goals (SDG’s), yakni tujuan nomor 3 yakni kesehatan dan kesejahteraan, nomor 5 yaitu kesetaraan gender, nomor 12 yakni produksi dan konsumsi yang bertanggung jawab, dan nomor 16 yakni kehidupan di darat.

Mendikbudristek Sampaikan Apresiasinya

Pengakuan jamu oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Takbenda tentunya membanggakan bagi kita semua. Bahkan, dalam laman resmi kemdikbud.go.id, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim, menyampaikan rasa terima kasih dan bangganya akan hal itu.

Dirinya mengatakan bahwa penobatan tersebut akan memperkuat upaya tanah air untuk melindungi dan mengembangkan jamu sebagai warisan budaya, dan berkontribusi pada kesehatan dan kesejahteraan global.

Karena itulah, pelestarian jamu akan terus dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan formal maupun nonformal. Selain itu, penelitian, pengembangan, dan inovasi jamu juga terus dilangsungkan.

Duta Besar Luar Biasa Berkuasa Penuh (LBBP) RI untuk Republik Afrika Selatan merangkap Republik Botswana, Kerajaan Eswatini, dan Kerajaan Lesotho, Saud Purwanto Krisnawan, juga menyampaikan pesan positifnya terkait dengan promosi budaya Indonesia. Salah satunya adalah aktivitas promosi jamu melalui workshop, pameran, dan lainnya dalam peringatan 30 tahun kerja sama diplomatik Indonesia-Afsel.

Jamu dinobatkan sebagai WBTb UNESCO
Jamu dinobatkan sebagai WBTb UNESCO | Sumber: Wikimedia Commons (dpinpin)
Makna Istimewa di Balik Makanan Tradisional Jawa Tengah dari Tumpeng hingga Apem

Perjalanan Panjang Jamu menjadi WBTb UNESCO

SohIB, proses pengajuan salah satu minuman tradisional tersebut sebagai Warisan Budaya Takbenda UNESCO melalui proses yang cukup panjang, lo. Disebutkan indonesia.go.id, pengajuan jamu ke UNESCO sudah dilakukan sejak 7 April 2022 setelah sebelumnya ada penetapan standar dan kaidah pendukung.

Dari sini, Jamupedia sebagai lembaga riset dan pengarsipan budaya sehat jamu, membuat riset yang melibatkan ratusan orang yang berkecimpung di dunia jamu, termasuk perajin jamu, penjual jamu gendong, dan konsumennya.

Empat provinsi dipilih adalah Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, dan Jakarta. Riset ini dibimbing oleh konsultan ahli, Mancacaritadipura sejak Juni 2021.

Hasilnya, secara historis, minuman tradisional itu terbukti menjadi pengetahuan warisan nenek moyang bangsa kita yang sudah diwariskan sejak ribuan tahun lalu. Inilah mengapa jamu menjadi salah satu sejarah peradaban masyarakat dan kebudayaan Nusantara, guys.

Bahkan, selama pandemi COVID-19 kemarin, popularitas jamu turut meningkat karena kepercayaan masyarakat untuk mengonsumsinya sebagai tindakan preventif pencegah dan penyembuh dari virus ini.  Keren abis, ya?

Di Indonesia, jamu terbuat dari berbagai bahan dan rempah yang alami. Ada kunyit, lengkuas, jahe, kayu manis, kencur, sampai dengan temu lawak. Cita rasanya sangat beragam, tergantung dari bahan baku yang digunakan serta bahan campurannya, misalnya gula jawa, jeruk nipis, gula batu, ataupun madu.

Khasiat dari jamu juga ditentukan dari jamu jenis apa yang dikonsumsi. Contohnya, jamu temulawak untuk antikanker dan membantu proses penyembuhan luka. Lalu ada jamu kunyit asam yang mengatasi konstipasi dan menurunkan kadar kolesterol yang jahat. Adapun jamu beras kencur untuk meningkatkan imunitas tubuh. SohIB suka jamu?

5 Makanan Tradisional Khas Jawa Timur, Ada yang Mendunia!

Jangan lupa untuk terus ikuti artikel-artikel seru lainnya hanya di sohib.indonesiabaik.id, ya! Banyak lo, informasi menarik nan lengkap yang harus banget kamu baca.

Nggak hanya itu aja! Jika kamu memiliki passion di bidang kepenulisan dan ingin senantiasa berkembang, join jadi kontributor SohIB dan dapatkan banyak benefit-nya!

Oiya, SohIB.id juga punya komunitas keren yang selalu aktif memberikan berbagai pelatihan, webinar, diskusi, dan bagi-bagi merchandise cantik, lo! Semuanya gratis! Skuy, langsung gabung aja di siniSalam Sobat Hebat Indonesia Baik(AJ)

 

Makin Tahu Indonesia

 

 

Sumber:

  • https://indonesia.go.id/kategori/budaya/7831/jamu-resmi-masuk-warisan-budaya-takbenda-unesco?lang=1