Angka Stunting Indonesia Terus Menurun, Kabar Baik!

Angka Stunting Indonesia Terus Menurun, Kabar Baik!

Perhatikan tumbuh kembang anak dan berikan asupan yang bergizi | Sumber: Unsplash (Yuri Shirota)

Yay, ada kabar yang membahagiakan bagi SohIB semua! Angka stunting di Indonesia turun kembali, lo! Kementerian Kesehatan telah mengumumkan hasil survei mengenai Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) dan hasilnya adalah persentase stunting negara kita turun ke angka 21,6% per tahun 2022, di mana tahun sebelumnya menyentuh angka 24,4%.

Disebutkan dalam Indonesia Baik, angka stunting di Tanah Air sendiri memang konsisten turun dari tahun 2013 dengan angka 37,2% hingga sekarang. Bahkan, angka yang dicapai pada 2022 ini adalah hasil terbaik dan terendah pemerintah dalam mengatasi kasus stunting

Adapun hingga akhir tahun 2024 nanti, negara kita akan menargetkan penurunan yang lebih signifikan hingga 14%. Artinya, Indonesia wajib mencapai angka 3,8% setiap tahunnya.

Mengenal Stunting, Masih Membayangi Kita Hingga Kini

Apa Itu Stunting?

angka stunting di indonesia
Angka Stunting di Indonesia yang semakin menurun | Sumber: Indonesiabaik.id

Gagal tumbuh merupakan salah satu permasalahan yang masih melanda di beberapa wilayah di Indonesia. Disebut juga sebagai stunting, ini adalah kondisi di mana anak mengalami gangguan pertumbuhan dibandingkan dengan anak seusianya.

Penyebab utama dari hal tersebut disebabkan oleh kurangnya asupan gizi yang diperlukan saat usia pertumbuhan, yakni usia bayi, balita, hingga anak-anak. Meskipun demikian, masih banyak orang tua atau sekitar yang mungkin kurang teredukasi dengan stunting dan menganggap kondisi fisik anak yang terlambat adalah warisan dari keluarga.

Beberapa ciri-ciri mereka yang terkena gagal tumbuh antara lain:

  • Pertumbuhan tinggi, gigi, dan pubertas yang terlambat.
  • Berat badan tergolong ringan daripada anak biasanya.
  • Tidak aktif dan kurang lincah saat memasuki usia kanak-kanak.
  • Tatapan mata kosong seperti melamun.
  • Kemampuan belajar dan fokusnya buruk.
  • Wajah terlihat lebih muda karena terpengaruh oleh sistem pertumbuhannya yang melambat.
  • Bertubuh gemuk karena metabolisme terganggu.
  • Mudah sekali sakit.
Cara Klaim BPJS Kesehatan untuk Kacamata, Berikut Panduannya!

Faktor Penyebab Stunting

Gangguan kesehatan ini tidak bisa kita abaikan begitu saja. Dalam jangka waktu tertentu, stunting tidak hanya membawa problematika fisik, tetapi juga kemampuan belajarnya. Seseorang dengan gagal tumbuh akan kesulitan dengan kehidupan sosial dan sekolahnya, yang kemudian mampu menyebabkan prestasi menurun, sulit bersosialisasi dengan orang sekitar, hingga sering sakit. Mereka juga beresiko terkena berbagai penyakit berbahaya seperti diabetes, stroke, hingga kardiovaskuler.

Yuk, kita kenali apa saja faktor penyebab stunting! Apa saja, ya?

  1. Kekurangan gizi saat kehamilan anak. Orang tua seyogyanya membekali dirinya dengan pengetahuan yang cukup tentang nutrisi yang tepat untuk ibu dan janin. Tak hanya itu saja, terpenuhinya asupan gizi sebelum kehamilan, selama, dan setelah melahirkan juga penting.
  2. Akses makanan bergizi terbatas atau terlampau mahal.
  3. Terbatasnya akses pelayanan kesehatan di sekitarnya, atau ibu kurang aware dengan apa saja nutrisi yang diperlukan saat kehamilan.
  4. Infeksi atau sakit yang berulang dan menyebabkan imunitas tubuh kurang maksimal.
  5. Pola makan anak yang kurang teratur dan tidak memperhatikan kebutuhan gizinya.
  6. Sanitasi yang buruk.

Stunting di Provinsi Indonesia

Dulunya, survei stunting ini dijalankan setiap lima tahun sekali dengan menargetkan sebanyak 334.848 bayi dan balita di 486 kabupaten atau kota di 33 provinsi di Indonesia. Melansir dari Indonesia Baik, berikut ini adalah data penurunan stunting di segenap wilayah di negara kita periode tahun 2021-2022:

1. Provinsi yang turun sebanyak 5%:

  • Sumatera Selatan turun dari 24,8% menjadi 18,6%
  • Kalimantan Utara turun dari 27,5% menjadi 22,1%
  • Kalimantan Selatan turun dari 30% menjadi 24,6%
  • Riau turun dari 22,3% jadi 17%.

2. Provinsi yang turun sebanyak 3%:

  • Jawa Barat turun dari 24,5% menjadi 20,2%
  • Jawa Timur turun dari 23,5% menjadi 19,2%
Efek Buruk Begadang Bagi Kesehatan, Jangan Diulangi!

Jangan lupa untuk terus ikuti artikel-artikel seru lainnya hanya di sohib.indonesiabaik.id, ya! Banyak lo, informasi menarik nan lengkap yang harus banget kamu baca.

Nggak hanya itu aja! Jika kamu memiliki passion di bidang kepenulisan dan ingin senantiasa berkembang, join jadi kontributor SohIB dan dapatkan banyak benefit-nya!

Oiya, SohIB.id juga punya komunitas keren yang selalu aktif memberikan berbagai pelatihan, webinar, diskusi, dan bagi-bagi merchandise cantik, lo! Semuanya gratis! Skuy, langsung gabung aja di siniSalam Sobat Hebat Indonesia Baik! (AJ)