Mengenal Stunting, Masih Membayangi Kita Hingga Kini

Mengenal Stunting, Masih Membayangi Kita Hingga Kini

Stunting bisa kita cegah dengan mengonsumsi makanan sehat dan kaya vitamin | Sumber: Unsplash (Anna Pelzer)

Apakah SohIB pernah bertanya, mengapa seseorang dengan yang lain dapat berbeda-beda tinggi dan berat badannya? Selain dipengaruhi oleh faktor genetik yang diwariskan oleh keluarganya, ternyata hal tersebut juga memiliki problem lain yang disebut stunting, lo!

Yap, meskipun kata stunting sudah lumayan akrab di telinga kita, faktanya masih banyak yang belum paham benar dengan istilah tersebut. SohIB sendiri apa sudah tahu tentang stunting? Mari kita berkenalan bersama-sama dengan kata ini!

Apa Itu Stunting?

https://unsplash.com/photos/GaLzDCnA5EI Photo by Annie Spratt on Unsplash
Sejak bayi hingga dewasa, tubuh membutuhkan nutrisi yang cukup sesuai dengan usianya | Sumber: Unsplash (Annie Spratt)

Gagal tumbuh merupakan salah satu permasalahan yang masih melanda di beberapa wilayah di Indonesia. Disebut juga sebagai stunting, ini adalah kondisi di mana anak mengalami gangguan pertumbuhan dibandingkan dengan anak seusianya.

Penyebab utama dari hal tersebut disebabkan oleh kurangnya asupan gizi yang diperlukan saat usia pertumbuhan, yakni usia bayi, balita, hingga anak-anak. Meskipun demikian, masih banyak orang tua atau sekitar yang mungkin kurang teredukasi dengan stunting dan menganggap kondisi fisik anak yang terlambat adalah warisan dari keluarga.

Baca juga: Mengenal Sadranan, Kearifan Lokal Jawa Tengah

Beberapa ciri-ciri mereka yang terkena gagal tumbuh antara lain:

  • Pertumbuhan tinggi, gigi, dan pubertas yang terlambat.
  • Berat badan tergolong ringan daripada anak biasanya.
  • Tidak aktif dan kurang lincah saat memasuki usia kanak-kanak.
  • Tatapan mata kosong seperti melamun.
  • Kemampuan belajar dan fokusnya buruk.
  • Wajah terlihat lebih muda karena terpengaruh oleh sistem pertumbuhannya yang melambat.
  • Bertubuh gemuk karena metabolisme terganggu.
  • Mudah sekali sakit.

Faktor Penyebab Stunting

Gangguan kesehatan ini tidak bisa kita abaikan begitu saja. Dalam jangka waktu tertentu, stunting tidak hanya membawa problematika fisik, tetapi juga kemampuan belajarnya. Seseorang dengan gagal tumbuh akan kesulitan dengan kehidupan sosial dan sekolahnya, yang kemudian mampu menyebabkan prestasi menurun, sulit bersosialisasi dengan orang sekitar, hingga sering sakit. Mereka juga beresiko terkena berbagai penyakit berbahaya seperti diabetes, stroke, hingga cardiovaskuler.

Yuk, kita kenali apa saja faktor penyebab stunting! Apa saja, ya?

  1. Kekurangan gizi saat kehamilan anak. Orang tua seyogyanya membekali dirinya dengan pengetahuan yang cukup tentang nutrisi yang tepat untuk ibu dan janin. Tak hanya itu saja, terpenuhinya asupan gizi sebelum kehamilan, selama, dan setelah melahirkan juga penting.
  2. Akses makanan bergizi terbatas atau terlampau mahal.
  3. Terbatasnya akses pelayanan kesehatan di sekitarnya, atau ibu kurang aware dengan apa saja nutrisi yang diperlukan saat kehamilan.
  4. Infeksi atau sakit yang berulang dan menyebabkan imunitas tubuh kurang maksimal.
  5. Pola makan anak yang kurang teratur dan tidak memperhatikan kebutuhan gizinya.
  6. Sanitasi yang buruk.

Bagaimana Cara Mencegahnya?

https://unsplash.com/photos/IGfIGP5ONV0 Photo by Anna Pelzer on Unsplash
Menjaga kebersihan diri dan lingkungan turut berkontribusi untuk mencegah stunting | Sumber: Unsplash (Anna Pelzer)

Menilik dari statement kepala BKKBN dr Hasto Wardoyo, Sp. OG (K), menyatakan bahwa ada sebab akibat seseorang dapat dikatakan terkena stunting dan problem ini bisa dikoreksi dalam 1000 hari kehidupan pertama. Hal tersebut dikarenakan potential growth tercipta pada 1000 hari pertama.

Tiada kata untuk terlambat, selain berusaha! Untuk itu, perlu tindakan-tindakan yang preventif guna mencegah stunting, mengingat masalah kesehatan ini serius ya, SohIB! Gagal tumbuh tidak hanya dapat mempengaruhi perkembangan seseorang saat masih kecil, melainkan juga dapat menjadi problem saat dewasa kelak.

Langkah-langkah berikut sebaiknya telah dilakukan sejak kamu membaca dan mengetahui informasi ini:

1. Pahami komponen gizi

Banyak dari kita yang sekadar tahu bahwa sepiring makanan cukup nutrisinya apabila sudah terdapat lauk, nasi, dan sayur. Padahal, hal tersebut tidak sepenuhnya benar lo, SohIB!

Meskipun nasi adalah karbohidrat yang paling sering dikonsumsi oleh orang Indonesia, ada baiknya untuk mengetahui juga bahwa masih banyak jenis karbo lainnya. Cara mengolah sayur pun juga tidak boleh sembarangan karena justru akan menghilangkan kandungan proteinnya. Dengan demikian, dalam satu piring nasi yang kita konsumsi, tidak ada “kasus” memakan beberapa jenis karbohidrat dalam satu piring dan mengabaikan sayuran yang sebenarnya.

2. Konsumsi vitamin yang cukup

Saat ini, telah banyak multivitamin dalam bentuk tablet yang mudah untuk kita beli. Berbagai pilihan kandungan vitamin dan kisaran harganya pun beragam. Untuk wanita, jangan lupa biasakan diri untuk mengonsumsi asam volat, ya! Zat ini berperan penting untuk mencegah gangguan selama kehamilan dan baik untuk pertumbuhan otak janin. Apabila SohIB bukan tipikal orang yang suka vitamin tablet, cukup pastikan bahwa makanan sehari-hari yang kita makan terpenuhi gizinya.

3. Beri ASI secara eksklusif

Pemberian ASI pada bayi tidak hanya berfungsi sebagai makanan sehari-hari bayi saja, SohIB! Di dalamnya terdapat rangkaian nutrisi mikro dan makro yang berpotensi mengurangi anak terkena stunting. Protein whey dan kolostrum dalam susu ibu juga mampu meningkatkan sistem imunitas bayi, lo! Keren banget, ya?

4. Jaga kebersihan lingkungan

Lingkungan yang kotor tidak hanya buruk untuk kesehatan mental, tetapi juga rentan membawa banyak penyakit. Biasakan menjaga kebersihan diri dengan rajin mencuci tangan menggunakan sabun atau hand sanitizer (terutama sebelum makan), mandi yang proper, dan mengenakan pakaian yang bersih.

Jaga selalu kondisi rumah, terutama tempat tidur, agar senantiasa rapi, bersih, dan perhatikan kelancaran sanitasinya. So, mulai sekarang tidak boleh bermalas-malasan lagi, ya!

Baca juga: 5 Pekerjaan Digital Marketing Selain Digital Marketer

Stunting masih membayangi sekitar kita hingga hari ini. Oleh sebab itu, perlu kerja sama dan kesadaran bersama untuk memberantas stunting dan saling memberikan informasi seputar masalah ini. Yuk, jadi generasi muda yang lebih peduli!

Jangan lupa untuk terus ikuti artikel-artikel seru lainnya hanya di sohib.indonesiabaik.id, ya! Banyak lo, informasi menarik nan lengkap yang harus banget kamu baca.

Nggak hanya itu aja! Jika kamu memiliki passion di bidang kepenulisan dan ingin senantiasa berkembang, join jadi kontributor SohIB dan dapatkan banyak benefit-nya!

Oiya, SohIB.id juga punya komunitas keren yang selalu aktif memberikan berbagai pelatihan, webinar, diskusi, dan bagi-bagi merchandise cantik, lo! Semuanya gratis! Skuy, langsung gabung aja di siniSalam Sobat Hebat Indonesia Baik! (AJ)