Trio Amrullah dari Pinggir Danau Maninjau

Trio  Amrullah dari Pinggir Danau Maninjau

Salah satu sisi Danau Maninjau yang menjadi Kampung Trio AMrullah Tepatnya di Nagari Bayua. Foto Koleksi Pribadi

Apa yang ada dalam ingatan kita kalau mendengar kata Maninjau? Beberapa orang akan menjawabnya bahwa Maninjau adalah nama sebuah danau di Provinsi Sumatera Barat, tepatnya di Kabupaten Agam. Tidak sedikit juga yang mungkin akan menjawab danau penghasil ikan rinuak.

Ikan endemik yang hanya ada di danau ini. Jawaban lain mungkin adalah ujung terbawah dari kelok empat puluh empat yang terkenal itu ada di daerah Maninjau. Mungkin juga ada yang akan menjawab Maninjau adalah danau indah yang dijadikan tempat shooting beberapa film berlatar Minangkabau. Bahkan, film yang baru-baru ini diputar di beberapa bioskap dan studi tanah air, yaitu film Buya Hamka dan Film Onde Mande juga mengambil latar di Maninjau. 

Selain sebuah danau yang memiliki ikan endemik, indah dengan kelok empat puluh empatnya yang memesona, dan menjadi tempat syuting beberapa film berlatar Minangkabau, Maninjau juga memiliki Trio Amrullah yang juga sangat masyur di dunia Islam dan peradaban Islam di Sumatra, bahkan Indonesia dan dunia.

Yang pertama adalah Syeich Muhammad Amrullah Tuanku Kisa’i. Dirilis dari laman Wikipedia Indonesia, Muhammad Amrullah bin Tuanku Muhammad Abdullah Saleh disematkan gelar Tuanku al-Kisa'i (1840–1909) adalah seorang ulama besar di Minangkabau.

Ia merupakan ayah kandung dari Haji Rasul yang dikenal dengan sebutan (Haji Abdul Karim Amrullah)>Beliau juga merupakan kakek dari ulama besar Indonesia bernama HAMKA (Haji Abdul Malik Karim Amrullah).

Lebih lanjut dijelaskan bahwa beliau memiliki ayah yang juga seorang ulama besar bernama Tuanku Abdullah Saleh yang bergelar "Tuanku Syeikh Guguk Katur" dan digelar juga "Ungku Syeikh Tanjung".

Sementara itu ibunya bernama Siti Saerah binti AbduIlah Arif. Tuanku Abdullah Saleh adalah seorang murid Abdullah Arif (Tuanku Pariaman) atau Tuanku Nan Tuo di Koto Tuo, IV Koto, Agam.

Amrullah kedua adalah Haji Abdul Karim Amrullah beliau juga dikenal dengan Haji Rasul atau HAKA. Beliau adalah anak dari Syeih Amrullah. Pada laman wiki Indonesia disbutkan bahwa Dr. Haji Abdul Karim Amrullah memiliki nama lahir Muhammad Rasul, Lahir pada 10 Februari 1879 dan meninggal pada 2 Juni 1945), dan kemudian dijuluki sebagai Haji Rasul.

Beliau adalah ulama terkemuka sekaligus reformis Islam di Indonesia. Ia juga merupakan pendiri perguruan Sumatra Thawalib di Padang Panjang, sekolah Islam modern pertama di Indonesia. Bersama Abdilah Ahmad, pendiri YSO Adabiah, Haji Rasul menjadi orang Indonesia terawal yang memperoleh gelar doktor kehormatan dari Universitas Al-Azhar Kairo Mesir.

HAKA juga seorang ayah dari ketua pertama Majelis Ulama Indonesia (MUI), Buya Hamka.

Amrullah yang ketiga adalah Buya Hamka, Hamka sendiri sebenarnya singkatan yang diberikan untuk nama beliau yaitu (Haji Abdul Malik Karim Amrullah. Masih dari laman wikipedia Indonesia didapatkan informasi bahwa Buya HAMKA atau Abdul Malik Karim Amrullah memiliki gelar adat Datuk Indomo, Ia populer dengan nama Hamka.

Hamka Lahir 17 Februari 1908. Selain dikenal sebagai seorang seorang ulama, filsuf, pria ini juga merupakan seorang sastrawan Indonesia. Hamka juga dikenal sebagai sebagai wartawan, penulis, dan pengajar. Ia mendirikan surat kabar Panjimas (Panji Masyarakat) dan Pedoman Masyarakat.

Hamka bersama Ayahnya adalah anak dan Ayah yang mendapat Gelar Doktor Kehormatan dari Al-Azhar Kairo. Itulah Trio Amrullah yang mashur dari pinggir Dana Maninjau. Ternayata di balik keindahan dan keelokan pemandangan Danau Maninjau mampu melahirkan tokoh-tokoh yang terkenal.