Prospek Karier Web Developer di Masa Depan dan Implikasinya Terhadap SDGs

Prospek Karier Web Developer di Masa Depan dan Implikasinya Terhadap SDGs

Web developer memiliki prospek kerja yang menjanjikan terhadap pembangunan SDGs | Foto: Pixabay

Sustainable Development Goals (SDGs) merupakan agenda global yang diadopsi oleh semua negara yang merupakan anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tahun 2015.

SDGs memiliki satu visi besar, yakni untuk mengakhiri kemiskinan, mengurangi ketidaksetaraan, dan membangun masyarakat yang lebih damai dan sejahtera. SDGs berisi 17 tujuan dan 169 target yang merupakan ajakan untuk beraksi menciptakan dunia di mana tidak ada yang tertinggal. Agenda ini sendiri diharapkan dapat tercapai pada tahun 2030.

Perkembangan teknologi saat ini mendorong perkembangan dalam segala aspek di setiap negara. Tak dapat dimungkiri bahwa kontribusi teknologi adalah salah satu faktor utama tercapainya SDGs juga. Apalagi jika kita mencermati ke-17 tujuan dari SDGs, dapat dikatakan kalau hampir semuanya memiliki target yang berkaitan dengan teknologi.

Mewujudkan Akses Air dan Sanitasi untuk Semua Sesuai Goal SDG Nomor 6!

Adapun salah satu teknologi yang sedang naik daun saat ini adalah situs/aplikasi web (website). Teknologi ini cepat berkembang dikarenakan keberadaannya yang lintas platform, tidak seperti jenis aplikasi lainnya (misalnya aplikasi mobile dan desktop).

Kita bisa mengakses situs web dari mana pun dan kapan pun hanya dengan dua syarat saja, yaitu memiliki gadget, seperti smartphone, laptop, dan sejenisnya serta koneksi internet.

Untuk mengakses situs web, kita tidak dibatasi oleh jenis gadget yang kita punya maupun sistem operasi yang digunakan di dalamnya. Asal saja gadget tersebut bisa terhubung ke internet, maka kita pun bisa membuka situs web dengan mudah.

Itulah mengapa setiap perusahaan besar pada zaman ini, pasti memiliki situs web sebagai tempat paling efektif dan efisien untuk memperkenalkan profil perusahaan dan produk yang ditawarkan.

Kita dapat melihat bukti nyata, misal dari kemunculan e-commerce, sistem-sistem pembayaran daring, dan masih banyak lagi contoh bisnis atau usaha sektor swasta lainnya yang selalu dimulai dari peluncuran situs webnya terlebih dahulu.

Pemerintah dalam upaya memajukan sistem manajemen administrasi maupun urusan lainnya pun turut mengadopsi kebiasaan memiliki situs web ini.

Bila ingin menjadi seorang web developer (orang yang berprofesi sebagai pembuat aplikasi web), maka kita perlu menguasai web programming. Seorang web developer setidaknya dituntut untuk menguasai HTML, CSS serta bahasa-bahasa pemrograman web seperti Javascript, dan PHP, sekaligus mampu membuat dan mengelola database.

Namun dalam perkembangannya saat ini sudah banyak perusahaan yang membagi keahlian-keahlian tersebut ke dalam beberapa profesi, sehingga dengan menguasai salah satu dari bahasa-bahasa pemrograman itu pun sudah dapat membuat kita dapat melamar menjadi seorang web developer.

Meskipun demikian, tentu saja makin banyak teknologi web yang kita kuasai sebagai web developer, maka akan makin besar pula gajinya.

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut, prospek karier sebagai web developer di masa depan sangat menjanjikan karena akan terus dicari dan dibutuhkan. Lalu, bagaimana keberadaan karier ini bisa memiliki implikasi terhadap SDGs?

Pertama-tama, tentu saja orang yang menjadi web developer akan terlepas dari kemiskinan dan sejahtera hidupnya, sebab rata-rata gaji yang diperoleh untuk seorang junior web developer saja bisa mencapai 4 juta rupiah, belum termasuk tunjangan-tunjangannya.

Hal ini sejalan dengan tujuan dari SDGs, khususnya decent work and economic growth. Fokus dari tujuan tersebut ialah meningkatkan kesempatan kerja yang layak dan produktif bagi seluruh lapisan masyarakat.

Di dalamnya tercakup pula peningkatan produktivitas dan daya saing usaha kecil dan menengah, peningkatan akses dan peluang kewirausahaan, serta mengurangi ketimpangan sosial ekonomi.

Membangun Ibukota Berkelanjutan (SDGs)

Memiliki situs web sendiri tak hanya berlaku bagi perusahaan besar saja. Pada era ini,  situs web adalah “wajib hukumnya” jika usaha yang kita bangun ingin dikenal dan berkembang, tak terkecuali bagi UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) yang akhir-akhir ini pun turut menjadi perhatian intens pemerintah.

Dengan demikian, menguasai web programming akan sangat membantu. Jadi, dampaknya tidak hanya jika kita ingin bekerja di bawah “ketiak” orang lain. Namun, juga bila ingin membuka dan menaikkan pamor bisnis atau usaha yang kita buka sendiri.

Keunggulan situs web berpotensi turut membuat teknologi ini dimanfaatkan oleh masing-masing pemerintah di setiap negara di seluruh dunia untuk menggencarkan sosialisasi mengenai SDGs.

Sudah banyak subdomain pemerintah Indonesia yang dibuat demi kebutuhan tercapainya SDGs tersebut. Namun sayangnya, pembuatan situs-situs web di Indonesia sendiri masih terkesan “ngasal”.

Keren! Indonesia Resmi Pimpin Kantor Berita Negara Asia Tenggara Lewat ASEAN Newsroom

Kita patut memuji usaha pemerintah-pemerintah daerah hingga pemerintah pusat yang berlomba-lomba membuat aplikasi web (dan jenis aplikasi lainnya) demi mempermudah birokrasi. Akan tetapi, banyak dari pengembangannya yang dibuat hanya bersifat pragmatis, sehingga sering kali satu aplikasi dibuat untuk menyelesaikan satu masalah.

Hasilnya, terciptalah banyak sekali aplikasi yang “abu-abu” atau tak jelas apakah itu benar-benar berguna atau tidak. Masih ada saja syarat untuk membawa fotokopi berkas yang bejibun secara fisik. Padahal, berkas yang diminta pun itu-itu saja. Inilah bukti kurangnya integrasi data.

Selain itu, kerap pula terdengar berita-berita kebocoran data di Indonesia. Terjadinya peristiwa semacam itu adalah bukti kalau perhatian terhadap aspek keamanan data masih tergolong rendah.

Hal ini menimbulkan pertanyaan, apakah SDM kita yang masih kurang? Ataukah pemerintah belum memberikan upah yang setimpal dengan kemampuan para profesional, sehingga mereka memilih untuk tidak mengambil proyek pemerintah?

Pemerintah telah melakukan beragam upaya untuk mencoba mengatasi persoalan ini, mulai dari pengadaan bootcamp, pelatihan, hingga program kuliah merdeka di dunia pendidikan.

Sekarang saatnya kita melihat ke dalam diri. Setiap orang punya potensi untuk menguasai web programming. Tinggal bagaimana respon kita menyikapi resources belajar yang ada. Web programming bukanlah hal yang sangat sulit dan mahal untuk dipelajari, apalagi mengingat kemudahan akses informasi saat ini.

Selamat Hari Pemrograman sedunia!

Sumber Referensi

  • https://www.unicef.org/sdgs
  • https://www.sdg2030indonesia.org