Membangun Ibukota Berkelanjutan (SDGs)

Membangun Ibukota Berkelanjutan (SDGs)

Membangun Ibukota Berkelanjutan (SDGs)

 Membangun Ibukota Berkelanjutan (SDGs)

 

 

 

 

Ditulis Oleh:

Muna Alhanif

 

 

 

 

Karya Artikel Ini Ditulis Untuk Lomba

Komunitas Sobat Hebat Indonesia Baik (SohIB)

“Recover Together, Recover Stronger”

2022

 #SobatHebatIndonesiaBaik #JadiKontributorJadiInspirator

#BerbagiMenginspirasi #SohIBBerkompetisiArtikel

 

 

 

 

Membangun Ibukota Berkelanjutan (SDGs)

Pendahuluan

 

Organisasi Kerjasama dan Pembangunan Ekonomi Negara-Negara Maju (OECD), memperkirakan bahwa pada tahun 2045 ekonomi Indonesia akan menjadi terbesar ke-4 di dunia. Prediksi tersebut dilatarbelakangi, pada tahun 2030-2040, Indonesia akan mengalami bonus demografi. Jumlah penduduk Indonesia usia produktif akan mencapai 64 persen dari total penduduk sekitar 297 juta jiwa. Indonesia akan memiliki potensi antara lain salah satu pasar terbesar di dunia, kualitas SDM yang menguasai teknologi, inovatif, dan produktif, serta kemampuan mentransformasikan ekonominya.

Prakiraan ini didasari atas sejumlah indikator seperti pertumbuhan ekonomi Indonesia konsisten di angka 5%, potensi pasar digital, hingga pertumbuhan kelas menengah dalam negeri yang terus meningkat, salah satu yang tertinggi di dunia. Dengan segala optimisme dan kemampuan di atas, Indonesia sebagai negara Presidensi G20 2022 memang membutuhkan ibukota baru guna mengantisipasi tantangan dan peluang masa depan. Sebuah visi ibukota ideal sangat penting saat ini.

Sustainable cities and communities | The Global Goals (www.globalgoals.org)

Kota akan menjadi venue keberhasilan atau kegagalan dalam mencapai tujuan pengentasan kemiskinan, kesetaraan, pengurangan perubahan iklim, dan memastikan kehidupan yang sehat. Di kotalah akan menentukan apakah kita mencapai pertumbuhan ekonomi yang baik atau menghasilkan kesenjangan yang lebih besar. Di kotalah di mana banyak orang akan mencari peluang pendidikan tinggi dan pekerjaan. Inilah sebabnya mengapa tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals, SDG) 11 yang ditetapkan Perserikatan Bangsa-Bangsa pada 2015 yaitu,  “menjadikan kota dan pemukiman manusia inklusif, aman, tangguh, dan berkelanjutan”, sangat penting. Keberhasilan dalam mencapai target di bawah SDG 11 menetapkan panggung untuk mencapai target di banyak tujuan SDG lainnya.

Jika mengacu ke Indonesia, kota Jakarta sudah sangat tua,  Indonesia membutuhkan ibukota baru yang lebih leluasa untuk mengakomodir berbagai kepentingan sebagai negara berwilayah luas dan berpenduduk sangat banyak. Bukan hanya Indonesia bercita-cita memiliki ibukota baru. Malaysia sudah terlebih dahulu dengan ibukota Putrajaya dan Korea Selatan dengan ibukota baru Sejong City, dan negara-negara lainnya. Bagaimanapun memindahkan ibukota tak semudah membalikan telapak tangan. Dalam suatu kesempatan, ekonom Prof. Didik J Rachbini mengungkapkan pemikiran Soedjatmoko, "Soedjatmoko tidak hanya melihat masalah pembangunan dari segi ekonomi, melainkan juga realisasi nilai historis, kelembagaan, local wisdom, dan seterusnya. Ini sangat relevan dan masih menjadi PR kita bersama," (Detik.com, 2022).

Pembahasan


Para perancang ibukota sejak dahulu sudah menawarkan berbagai konsep dan ide perencanaan ibukota idaman. Dari konsep smart city (kota pintar), eco city (kota ramah lingkungan), green city (kota hijau) hingga sustainable city (kota berkelanjutan).

Kota pintar (smart city) adalah kawasan perkotaan berteknologi modern yang menggunakan berbagai jenis metode elektronik, metode aktivasi suara, dan sensor untuk mengumpulkan data yang diperlukan. Data tersebut bersumber dari warga, perangkat pemantau, informasi yang dibangun dari birokrasi, yang diproses dan dianalisis untuk mengelola sistem lalu lintas/transportasi kota, pembangkit listrik, utilitas, jaringan pasokan air, pengelolaan limbah, deteksi kriminalitas kota, sistem informasi, sekolah, perpustakaan,  rumah sakit, dan layanan masyarakat lainnya.

Kota pintar didefinisikan sebagai cerdas dalam cara mengelola pemerintahannya, memanfaatkan teknologi maupun cara memonitor, menganalisis, merencanakan, dan mengatur kota.

Green City (Kota hijau) memiliki konsep pembangunan kota berkelanjutan dan ramah lingkungan yang dicapai dengan strategi pembangunan seimbang antara pertumbuhan ekonomi, kehidupan sosial dan perlindungan lingkungan sehingga kota menjadi tempat yang layak huni tidak hanya bagi generasi sekarang, namun juga generasi berikutnya.

DPR RI mengesahkan Rancangan Undang-Undang (RUU) Ibu Kota Negara (IKN)| diksi.co (Ilustrasi IKN/ Foto: IST)

Green city bertujuan untuk menghasilkan sebuah pembangunan kota yang berkelanjutan dengan mengurangi dampak negatif pembangunan terhadap lingkungan dengan kombinasi strategi tata ruang, strategi infrastruktur dan strategi pembangunan sosial.

Green city terdiri dari delapan elemen, yaitu

  1. Green planning and design (perencanaan dan rancangan hijau)
  2. Green open space (ruang terbuka hijau)
  3. Green waste (pengelolaan sampah hijau)
  4. Green transportation (transportasi hijau) 
  5. Green water (manajemen air yang hijau)
  6. Green energy (energi hijau)
  7. Green building (bangunan hijau)
  8. Green community (komunitas hijau)

 

Sedang kota berkelanjutan (sustainable city), kota ramah lingkungan (eco city), atau kota hijau (green city) adalah kota yang dirancang dengan mempertimbangkan pengaruh sosial, ekonomi, lingkungan (biasa disebut triple bottom line), dan habitat yang tangguh bagi populasi yang ada, tanpa mengurangi kemampuan generasi mendatang untuk menghadapi hal yang sama.  

 

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (The UN Sustainable Development Goal, SDG) Nomor 11  mendefinisikan kota berkelanjutan didedikasikan terwujudnya alam hijau, aspek sosial dan aspek ekonomi yang berkelanjutan (sustainable).  PBB berkomitmen menciptakan kondisi inklusivitas (untuk berbagai kalangan) yang mempertahankan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.  Mencakup pasokan energi, udara, dan makanan yang berkecukupan, mengurangi polusi seminim mungkin seperti limbah, polusi udara akibat CO2, metana, logam berat dan sebagainya.  Richard Register pertama kali tahun 1987 menciptakan istilah ecocity dalam bukunya, "Ecocity Berkeley: Building Cities for a Healthy Future," di mana ia menawarkan solusi perencanaan kota yang inovatif dan bisa bekerja di mana saja.

Menurut wakil ketua Kadin (Kamar Dagang Indonesia) Insanul Kamil ciri ibukota idaman adalah memiliki infrastruktur yang ramah lingkungan cerdas (smart), indah (beauty) dan berkelanjutan (sustainable city). Sedangkan menurut mantan kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro menyebutkan ada 6 alasan utama ibukota NKRI perlu dipindahkan yaitu, 

  1. Mengurangi beban Jakarta dan Jabodetabek.
  2. Mendorong pemerataan pembangunan ke Indonesia Timur
  3. Mengubah mindset pembangunan dari Jawa sentris ke Indonesia sentris
  4. Ibukota negara mempresentasikan identitas bangsa kebhinekaan dan berpedoman Pancasila
  5. Meningkatkan Efisiensi dan efektivitas Pengelolaan pemerintahan pusat
  6. Memiliki Ibukota yang yang smart green and  beautiful city guna meningkatkan desain kompetitif di wilayah regional dan internasional.

Kemudian Presiden Joko Widodo mengatakan pembangunan ibu kota baru di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur tidak sekadar untuk kantor pemerintahan semata. Menurutnya, kehadiran ibu kota negara yang baru nantinya akan dijadikan sebagai kota pintar baru yang menjadi magnet global dan pusat inovasi.

Hal itu disampaikan Presiden Jokowi dalam sambutan di acara Dies Natalis ke-67 Universitas Katolik Parahyangan, Senin, 17 Januari 2022.

Desain eksterior yang bakal menjadi Istana Kepresidenan di Ibu Kota Negara Nusantara di Kalimantan Timur | Bisnis.com (nyoman nuarta)

"Ibu Kota Negara (IKN) baru ini bukan sekadar kota yang berisi kantor pemerintahan, tetapi kita ingin membangun sebuah new smart metropolis yang mampu menjadi magnet, menjadi global talent magnet, dan menjadi pusat inovasi," kata kepala negara.

 

Kesimpulan

Ibukota yang baik mesti mampu menawarkan konsep kota pintar (smart city), kota hijau (green city), kota berkelanjutan (sustainable city), kota ramah lingkungan (eco city), dan kota yang dirancang dengan mempertimbangkan pengaruh sosial, ekonomi, lingkungan (triple bottom line). Ibu Kota Negara (IKN) bukan sekadar kota yang berisi kantor pemerintahan, tetapi juga mampu membangun sebuah new smart metropolis yang menjadi global talent magnet dan menjadi pusat inovasi. Tentu semua ini sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals, SDG) 11 yang ditetapkan Perserikatan Bangsa-Bangsa pada 2015.

Semoga gagasan-gagasan yang disampaikan ini menjadi masukan strategis menyongsong Indonesia sebagai pemimpin ekonomi dunia sebagaimana optimisme yang disampaikan oleh berbagai tokoh dan lembaga dunia tersebut!

 

Daftar Pustaka

Connected Vehicles in Smart Cities: The Future of Transportation Archived, 16 November 2018, Wayback Machine Publisher, San Fransisco

McLaren, Duncan; Agyeman, Julian 2015, Sharing Cities: A Case for Truly Smart and Sustainable Cities, MIT Press, Boston

Mengenang Soedjatmoko: Kumpulan Berita dan Obituari: Disusun Dalam Rangka Peringatan 40 Hari Wafat Dr. Soedjatmoko. Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES). 1990.

Soedjatmoko, Contemplating Soedjatmoko's Thought about Intellectuals, (dalam bahasa Inggris). Universitas Gadjah Mada. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-03-23. Diakses tanggal 23 March 2012.

Soedjatmoko, Biography of Soedjatmoko (dalam bahasa Inggris). Ramon Magsaysay Award Foundation. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-03-22. Diakses tanggal 22 March 2012.

 

Daftar Link Internet

Ada 6 Alasan Utama Ibu Kota RI Harus Pindah dari Jakarta, CNBC Indonesia, Muhammad Choirul,  Ada 6 Alasan Utama Ibu Kota RI Harus Pindah dari Jakarta (cnbcindonesia.com)  , diakses tanggal 1 Juli 2022, jam 9.00

Goal 11—Cities Will Play an Important Role in Achieving the SDGs, United Nation, Goal 11—Cities Will Play an Important Role in Achieving the SDGs | United Nations   , diakses tanggal 2 Juli 2022, jam 9.31

Green City (Kota Hijau), Anonim, https://bappeda.bandaacehkota.go.id/program-strategis/green-city/, diakses tanggal 2 Juli 2022, jam 9.05

Kadin Nilai Ibu Kota Baru Solusi Hadapi Tantangan Perkotaan, Aji Cakti, Kadin nilai ibu kota baru solusi hadapi tantangan perkotaan - ANTARA News   , diakses tanggal 3 Juli 2022, jam 9.16

Kisah Eks Dubes Soedjatmoko, Masuk Sekolah Kedokteran Lalu Pilih Berhenti, Anatasia Anjani,
Kisah Eks Dubes Soedjatmoko, Masuk Sekolah Kedokteran Lalu Pilih Berhenti (detik.com)
  , diakses tanggal 30 Juni 2022, jam 9.19

Pemikiran Soedjatmoko tentang Pembangunan masih Relevan, Syahdan Nurdin, Pemikiran Soedjatmoko tentang Pembangunan masih Relevan (viva.co.id), diakses tanggal 25 Juni 2022, jam 9.23

Presiden: IKN Baru Tidak Sekadar Berisi Kantor Pemerintahan, Rangga Pandu AJ, Presiden: IKN baru tidak sekadar berisi kantor pemerintahan - ANTARA News, diakses tanggal 29 Juni 2022, jam 9.27

Sustainable City, Wikipedia, https://en.wikipedia.org/wiki/Sustainable_city   , diakses tanggal 28 Juni 2022, jam 9.11

THE 17 GOALS | Sustainable Development (un.org)   , diakses tanggal 27 Juni 2022, jam 9.00

 

Label: