Kebiasaan Orang Indonesia dalam Mendukung Gaya Hidup Minim Sampah!

Kebiasaan Orang Indonesia dalam Mendukung Gaya Hidup Minim Sampah!

Bulk Store berkonsep Zero Waste | Sumber: Dokumentasi Fayza Rasya

#SobatHebatIndonesiaBaik #JadiKontributorJadiInspirator #BerbagiMenginspirasi

Gaya hidup minim sampah sudah tidak asing di telinga kita. Gerakan meminimalisasi penghasilan sampah ini dinilai penting dan harus dilakukan melihat volume tempat pembuangan akhir (TPA) di Indonesia sudah tidak terkontrol.

Hanya saja, masih banyak masyarakat yang belum memulai aksi kecil dan ringan ini, padahal dampaknya sangat besar serta berguna bagi lingkungan kita tempat hidup. Fakta yang tidak bisa dielakkan juga bahwa sebagian telah memulainya.

Tanpa kita sadari, ternyata beberapa kebiasaan kita sebagai orang Indonesia berdampak baik bagi lingkungan, lo! Jadi, secara tidak langsung kita telah berkontribusi untuk menjaga lingkungan. Berikut penjelasannya, SohIB!

Pandawara Group: Gerakan Anak Muda Tangguh Melawan Sampah

Menghabiskan Makanan yang Dikonsumsi

Menghabiskan makanan yang dikonsumsi | Unsplash (Davey Gravey)
Menghabiskan makanan yang dikonsumsi | Unsplash (Davey Gravey)

Dulu saat masih kecil, kita kerap mendengar orang tua berkata, "Nasinya harus dihabiskan, ya. Kalau enggak, nanti nasinya nangis, lo." Dari peringatan tersebut, kita terbiasa untuk menghabiskan makanan yang dikonsumsi.

Ternyata upaya ini menghindari makanan yang termasuk dalam kategori sampah organik berakhir di TPA. Jika sudah sampai di sana,tidak bisa dipilah karena membusuk dan akan timbul gas metana yang berpeluang meledak.

Menggunakan Wadah Snack sebagai Tempat Penyimpanan

Memanfaatkan wadah jajanan | Unsplash (Little Plant)
Memanfaatkan wadah jajanan | Unsplash (Little Plant)

Ayo, siapa yang pernah terkecoh buka kaleng Khongguan, ternyata isi rengginang atau cup es krim di dalamnya tahu? Pelaku kebiasaan ini didominasi ibu-ibu yang berprinsip, "Selagi masih bisa dipakai, kenapa harus beli".

Prinsip para ibu ini berdampak baik untuk lingkungan, lo, SohIB. Pembelian barang tanpa ada urgensi berpotensi untuk dianggurkan atau tidak dipakai maksimal. Ujung-ujungnya menjadi barang rongsokan dan berakhir pada pembuangan.

Memperbaiki Sepatu ke Tukang Sol

Memperbaiki sol sepatu | Unsplash (Getty Image)
Memperbaiki sol sepatu | Unsplash (Getty Image)

SohIB, apakah kamu termasuk dalam golongan orang yang mendang-mending? Daripada membeli baru, mending diperbaiki jika masih bisa. Selagi masih bisa digunakan, enggak akan membuat kanker alias kantong kering.

Perlu kamu ketahui bahwa bahwa sol sepatu bisa terurai dalam kurun waktu 80 tahun. Mungkin hidup kita saja belum tentu sampai umur segitu. Jadi, mindset untuk selalu menimbang beli barang baru harus dipertahankan!

Memberikan Pakaian Layak kepada yang Membutuhkan

Mendonasikan pakaian layak | Unsplash (Sarah Brown)
Mendonasikan pakaian layak | Unsplash (Sarah Brown)

Di sekitar kita pasti banyak organisasi atau komunitas yang membuka donasi pakaian untuk mereka yang membutuhkan. Selagi masih layak dan hanya menganggur di lemari lebih baik didonasikan, ya, SohIB.

Hal di atas juga sesuai hidup minimalis ala orang Jepang, jika ingin menambah satu pakaian di lemari, makanya hukumnya wajib mengeluarkan satu pakaian juga. Setelah dipikir-pikir benar juga agar tidak menumpuk dan sia-sia, ya.

5 Pantai Terkotor di Indonesia, Ada yang Jadi Projek Pandawara Group

Menjahit Pakaian yang Bolong atau Lepas

Menjahit pakaian | Unsplash (Tata Toto)
Menjahit pakaian | Unsplash (Tata Toto)

Banyak dari kita masih menggunakan kaos bolong di rumah dengan alasan sudah nyaman dan enggak mau dibuang. Bisa juga selalu menjahit baju yang sudah diperbaiki berkali-kali. Tukang jahitnya sampai bosan kita bolak-balik terus!

Realitas saat ini banyak sampah tekstil berakhir di TPA. Setiap hari selalu datang dan menjadi tumpukan baru yang tingginya menyamai bukit. Hal ini disebabkan sampah teksti sukar untuk didaur ulang dan sudah bercampur dengan sampah lain.

Menghabiskan Isi Produk

Menghabiskan isi produk | Unsplash (Christin Hume)
Menghabiskan isi produk | Unsplash (Christin Hume)

Para perempuan pasti pernah membelah produk skincare mereka untuk menghabiskan isinya sampai titik darah penghabisan alias bersih kinclong tanpa ada yang tersisa. Good job, ladies!

Dengan aksi yang kamu lakukan, artinya SohIB sudah berkontribusi untuk menjaga lingkungan dengan mempermudah proses daur ulang. Jangan lupa untuk menyetorkan kemasan skincare kamu ke bank sampah, ya!

Jangan lupa untuk terus ikuti artikel-artikel seru lainnya hanya di sohib.indonesiabaik.id, ya! Banyak informasi menarik nan lengkap yang harus banget kamu baca, lo.

Enggak hanya itu aja! Jika kamu memiliki passion di bidang kepenulisan dan ingin senantiasa berkembang, bergabunglah menjadi kontributor SohIB dan dapatkan banyak benefit-nya!

Oiya, Indonesia Baik  juga punya komunitas keren yang selalu aktif memberikan berbagai pelatihan, webinar, diskusi, dan bagi-bagi merchandise cantik, lo! Semuanya gratis! Skuy, langsung gabung aja di siniSalam Sobat Hebat Indonesia Baik!