Mengenal Filosofi Corak Batik di Indonesia

Mengenal Filosofi Corak Batik di Indonesia

Batik adalah salah satu World Heritage yang diakui oleh UNESCO | Sumber: Unsplash (Mahmur Marganti)

Batik telah disahkan oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Takbenda sejak tahun 2009. Sebagai salah satu elemen budaya khas nusantara, masyarakat Indonesia sangat bangga akan batik.

Bahkan, keindahan corak batik sudah mendunia. Terbukti, banyak sekali petinggi asing hingga wisatawan mancanegara senang mengenakan pakaian batik. Di KTT ASEAN 2023 kemarin, para delegasinya kompak menggunakan pakaian batik dalam gala dinner acara tersebut.

Jika di masa lalu batik lebih sering digunakan untuk acara formal dan orang dewasa, maka sekarang anak muda juga pandai memadu padankan batik sebagai fashion yang digunakan sehari-sehari sekalipun.

Btw, setiap daerah di Indonesia punya ciri khas motif dan coraknya masing-masing, lo. Tentunya, semua punya nilai filosofinya sendiri yang mendalam. Seperti apa? Berdasarkan Kemenparekraf, ini rinciannya!

Motif Parang

Parang disebut-sebut sebagai motif batik tertua di Indonesia dan tentunya sudah populer. Malahan, corak ini sudah ada sejak zaman Keraton Mataram. Bentuknya memang sangat simpel karena hanya menyerupai huruf ‘S’ diagonal. Namun, sebetulnya Parang melukiskan ombak dari laut selatan Yogyakarta yang mengenai tebing karang.

Akan tetapi SohIB, mengenakan batik bermotif Parang nggak boleh di sembarangan event, nih. Sebab, ‘parang’ di Indonesia juga merupakan nama yang sama dengan senjata tradisional dari Kalimantan dan masyarakat melayu. Kalau batik Parang digunakan dalam pesta pernikahan misalnya, dianggap bisa membawa kesialan.

Mengenal Flexing, Budaya Pamer di Medsos yang Kurang Baik

Motif Pring Sedapur

Corak dari Magetan, Jawa Timur ini bernuansa alam dengan perpaduan motif bambu dan atau bunga-bungaan. “Pring” dalam bahasa Jawa memang artinya adalah bambu, SohIB, melambangkan persatuan dan kekuatan.

Dikutip dari The Asian Parent, Pring Sedapur menjadi ikon Kabupaten Magelang dan dipakai oleh ASN di Magetan pada hari-hari tertentu.

Motif Kawung

Bergeser ke Jawa Tengah dan Yogyakarta, ada motif Kawung yang juga menjadi salah satu corak populer di negara kita. Ciri khasnya adalah berbentuk bulat-bulat seperti buah aren dan disusun saling berhadapan yang geometris. Dalam bahasa lokal lainnya, pohon aren juga disebut sebagai kawung atau kolang-kaling.

Maknanya sendiri adalah melambangkan kesucian, kehidupan manusia, dan sebagai pengingat agar kita tidak melupakan asal-usulnya. Orang yang mengenakan motif kawung juga diharapkan bisa menjadi pribadi yang berguna bagi siapa saja, layaknya pohon aren yang disebut sebagai ‘Pohon Sejuta Manfaat’.

Motif Sekar Jagad

Corak ketiga ini masih berasal dari area Solo dan Yogyakarta dan mempunyai filosofi yang sangat mendalam. Menurut laman Kemenparekraf, “kar” dalam kata Sekar berarti peta dalam bahasa Belanda, sedangkan “jagad” adalah dunia dalam bahasa Jawa.

Sehingga, secara garis besar bermakna peta dunia, temasuk dengan keindahan keberagaman di Indonesia. Oleh karena itu, bentuk motif Sekar Jagad memang menyerupai pulau-pulau yang disatukan.

Motif Sido Luhur

Merujuk dari katanya, “luhur” diartikan sebagai terhormat, sehingga siapa saja yang mengenakan motif Sido Luhur diharapkan bisa menjadi panutan dan kehormatan di kehidupannya. Karena doa yang indah ini, batik dengan corak itu biasa digunakan ketika upacara mitoni atau upacara adat kehamilan yang usianya menginjak 7 bulan.

Motif Sido Asih

Batik Sido Asih memiliki arti kasih sayang dalam kehidupan manusia dan diharapkan akan mendapatkan keharmonisan rumah tangga. Nggak heran, corak dari Yogyakarta ini memang seringkali digunakan dalam acara pernikahan adat Jawa.

Motif Mega Mendung

Batik motif mega mendung
Batik motif mega mendung | Sumber: Wikimedia Commons (pinerineks)

Berasal dari Cirebon, corak Mega Mendung unik banget karena terlihat seperti awan-awan yang berarak. Nah, ternyata, di balik keindahan batik ini artinya juga tak kalah bagusnya. Siapa saja yang mengenakan batik ini merasa tenang, bisa menghadapi persoalan dengan kepala dingin, dan bersabar.

Gaungkan Kembali Budaya Berkain

Motif Sidomukti

Dalam bahasa Jawa, Sidomukti berasal dari dua kata, yaitu “sido” adalah menjadi dan “mukti” yang artinya kebahagiaan atau kecukupan. Maka, pengguna batik Sidomukti diharapkan bisa mendapat banyak kebaikan serta kesenangan.

Sebetulnya, sidomukti mempunyai banyak jenis corak, seperti Sidomukti Garuda, Singgasana Truntum, Kupu-Kupu, Lukis, dan Ornamen Meru. Artinya pun bermacam-macam.

Nah, Ornamen Meru menjadi simbol bagi kemegahan dan keagungan. Adapun Sidomukti Kupu-Kupu menggambarkan perjuangan melelahkan seseorang demi menjadi orang yang sukses, layaknya metamorfosis kupu-kupu.

Dari Tari Geol Manis Sampai Jajanan Lokal, KTT Ke-43 ASEAN Penuh Ragam Budaya Indonesia

Jangan lupa untuk terus ikuti artikel-artikel seru lainnya hanya di sohib.indonesiabaik.id, ya! Banyak lo, informasi menarik nan lengkap yang harus banget kamu baca.

Nggak hanya itu aja! Jika kamu memiliki passion di bidang kepenulisan dan ingin senantiasa berkembang, join jadi kontributor SohIB dan dapatkan banyak benefit-nya!

Oiya, SohIB.id juga punya komunitas keren yang selalu aktif memberikan berbagai pelatihan, webinar, diskusi, dan bagi-bagi merchandise cantik, lo! Semuanya gratis! Skuy, langsung gabung aja di siniSalam Sobat Hebat Indonesia Baik! (AJ)

 

Sumber:

  • https://kemenparekraf.go.id/ragam-ekonomi-kreatif/mengenal-filosofi-dari-motif-motif-batik-khas-nusantara
  • https://id.theasianparent.com/batik-pring-sedapur