5 Keuntungan Presidensi G20 bagi Indonesia, Bantu Promosi Pariwisata!
#SobatHebatIndonesiaBaik #JadiKontributorJadiInspirator #BerbagiMenginspirasi
"Berkain" merupakan suatu gerakan di Indonesia yang bertujuan untuk membiasakan penggunaan kain-kain tradisional, seperti kain batik atau tenun. Batik sendiri merupakan warisan leluhur yang memadukan antara seni dan teknologi yang ada.
Hingga saat ini, terdapat berbagai macam corak maupun motif dari kain batik yang mengandung penuh makna dan filosofi dari berbagai adat istiadat dan budaya yang berkembang di Indonesia. Motif-motif dari kain batik antara lain adalah motif hewan, manusia, dan geometris.
Saat ini, budaya berkain mulai mengalami hype di kalangan anak muda. Hal tersebut muncul akibat adanya challenge dari salah satu platform, TikTok, berupa tantangan berkain. Sasaran tantangan ini meliputi berbagai usia, mulai dari anak-anak, remaja, hingga dewasa. Challenge berkain disambut hangat oleh masyarakat Indonesia, khususnya para mahasiswa dari berbagai universitas.
Kebanyakan kalangan anak muda, mengobinasikan kain batik dengan kaos maupun kemeja dengan sepatu boots. Sehingga fashion tersebut lebih fleksibel untuk digunakan dalam kegiatan sehari-hari ataupun acara formal. Semakin hari, kreativitas dari muda-mudi Indonesia semakin beragam, ada yang menjadikan kain batik sebagai vest, celana kulot, dress, outer, dan beragam lainnya.
Namun, dengan adanya tren seperti ini, tak luput juga ada beberapa oknum yang menganggap budaya berkain hanya lumrah digunakan oleh kaum wanita saja. Seperti yang dialami oleh Rivaldi dalam sebuah acara wisuda. Ia mendapat cibiran karena menggunakan kain batik, "Kok cowo berkain? emang boleh berkain?". Syukurnya, hal ini tak diambil pusing oleh Revaldi.
“Berkain tidak mengubah persepsi dan gender saya sebagai seorang pria atau lelaki. Berkain tidak menurunkan maskulinitas saya. Ini kain batik, batik Indonesia. Jangan malu, yang seharusnya malu adalah mereka yang berpikir sempit,” tulisnya dalam akun tiktoknya.
Dengan adanya berkain yang tadinya hanya digunakan pada acara formal, kini mulai dinormalisasikan menjadi pakaian yang digunakan untuk beraktivitas sehari hari, seperti kuliah, hang out, dan masih banyak lagi. Selain itu, membudidayakan berpakaian dengan kain tidak hanya dikhususkan pada salah satu gender saja, melainkan semua gender.
Lewat maraknya tren ini, tentu saja dapat mendongkrak upaya pelestarian budaya Indonesia, khususnya batik, dan perlahan mulai menghilangkan mindset anak muda yang menganggap memilih gaya kebarat-baratan suatu hal yang keren. Tak hanya itu, hal ini tentu saja dapat memakmurkan para pengrajin batik dan meningkatkan industri ekonomi Indonesia.