Bahaya Mikroplastik yang Bisa Sampai ke Perut, Yuk Berhenti Cemari Laut!

Bahaya Mikroplastik yang Bisa Sampai ke Perut, Yuk Berhenti Cemari Laut!

Bersih-bersih pantai | Furhan Celik/baseimage

Halo, SohIB! Kamu termasuk orang yang suka jalan-jalan ke pantai sambil menikmati seafood atau makanan laut nggak, nih? Kalau iya, berarti kamu cukup familiar, ya dengan kondisi pasir pantai serta air lautnya.

Bagaimana keadaan pantai yang sering atau pernah kamu kunjungi? Apakah masih bersih dan nyaman? Atau penuh sampah hingga tak membuat betah? Apapun keadaannya, mulai saat ini kita harus peduli dengan lingkungan, termasuk mengurangi sampah plastik dalam kehidupan sehari-hari, lo.

Sadar atau tidak sadar, saat ini plastik menjadi hal yang hampir tidak bisa dilepaskan dari kehidupan kita, bukan? Pada kenyataannya, memang banyak produk manufaktur yang menggunakan kemasan plastik sebagai pembungkus yang dinilai ekonomis.

Mulai dari minuman dan makanan kemasan, sabun mandi, sabun cuci, hingga pernak-pernik skincare yang juga menyumbang limbah pada lingkungan. Untuk mengurangi sampah plastik itu memang sulit, tapi bukan berarti tidak bisa.

Sampah berserakan di pantai
Sampah berserakan di pantai | Lucien Wanda/Pexels

Sebagai contoh, kamu bisa membeli botol sabun atau kebutuhan lainnya cukup sekali. Kemudian, tinggal mengisi secara rutin menggunakan kemasan isi ulang yang dapat dikumpulkan untuk bank sampah atau kerajinan.

Hal tersebut bertujuan agar kebiasaan kita yang belum bisa terlepas penuh dengan plastik, setidaknya tetap bisa berkontribusi dalam mengurangi sampah plastik yang mencemari laut. Khususnya sampah mikroplastik yang dapat masuk ke perut ikan yang kita konsumsi sehari-hari.

Kondisi Sungai Kita di Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Mari Tengok!

Bahaya Mikroplastik bagi Lingkungan dan Kesehatan Manusia

Plastik tidak hanya mengotori lingkungan, kandungannya juga dapat mengancam biota laut hingga kesehatan manusia, lo. Berdasarkan data dari National Ocean Services menunjukkan bahwa sebesar 80 persen polusi di laut berasal dari limbah plastik. Wah, itu bukan persentase yang sedikit, ya SohIB.

Kemudian, menurut studi Research Professor Oceanography, Kara Lavender, memaparkan bahwa jumlah puing di laut mencapai 50.000 miliar yang tersebar dari Kutub ke Antartika melalui darah tropis.

Limbah yang menumpuk di lautan umumnya berasal dua jenis sampah plastik, yakni polyethylene seperti material kantong plastik dan polypropylene seperti material pembuat tutup botol, sedotan, serta kemasan makanan. Banyaknya potongan-potongan plastik yang bertebaran di lautan tersebut, umumnya berukuran kurang dari lima milimeter yang disebut sebagai mikroplastik.

Bahaya mikroplastik bagi kesehatan
Bahaya mikroplastik | Life style graphic

Isu mengenai pencemaran laut beberapa tahun belakang ini tentu mengkhawatirkan banyak pihak. Terutama pada masalah bahwa mikroplastik bagi lingkungan dan kesehatan manusia yang ukurannya sangat kecil sehingga mampu masuk ke dalam rantai makanan. Bahkan, menurut data penelitian pada 2015 menemukan 560 spesies biota laut yang menelan mikroplastik. Angkat tersebut meningkat dua kali lipat dalam 20 tahun. Waduh, ngeri banget, ya SohIB! 

Darurat Sampah Plastik di Laut, Ini yang Bisa Kita Lakukan!

Pada akhirnya, kemudian kita telat menyadari bahwa plastik yang dibuang sembarangan hingga ke laut pun akan kembali di hadapan kita dalam bentuk ikan bakar atau hidangan makanan laut lainnya. Walaupun tidak semua makanan laut terkontaminasi, mulai saat ini kita harus sadar untuk bijak berplastik dengan mengurangi sampah serta mampu mengelolanya.

Bijak Berplastik Jadi Tanggung Jawab Bersama

Menerapkan eco friendly
Menerapkan eco friendly | The Valeriia Miller Collection

Karena manusia merupakan pemeran utama dalam kehidupan, maka penting bagi kita untuk sadar peran. Alam tanpa manusia tentu baik-baik saja, bukan? Manusia bisa saja menjadi bagian dari kemajuan lingkungan. Namun, juga dapat menjadi bagian dari perusak alam karena sifat yang rakus dan tak peduli masa depan. Terutama dalam kebiasaan menggunakan plastik sehari-hari.

Bagi kita yang merasa belum bisa berlepas diri dari kebiasaan menggunakan plastik, mulai saja dengan komitmen selalu menggunakan kantong belanja, membawa sedotan stainless, membawa botol minum dan makanan dari rumah, serta menggunakan kembali plastik yang telah dipakai. Gimana, nggak sulit, kan? Jadi, kamu dapat menerapkan hal sederhana demi menjaga lautan dan Bumi kita yang asri. Selamat belajar bijak berplastik, ya SohIB!