Alasan AI Tidak Akan Bisa Menggantikan Peran Manusia

Alasan AI Tidak Akan Bisa Menggantikan Peran Manusia

Teknologi tidak akan bisa menggantikan peran manusia | Sumber: Unsplah (Zhenyu Luo)

Dunia teknologi semakin berkembang. Bila dulu, teknologi dimanfaatkan ‘sebatas’ untuk mempermudah pekerjaan manusia, beberapa tahun ke belakang, justru kita terancam digantikan perannya oleh mereka. Adalah artificial intelligence (AI), sebuah program program komputer yang dirancang untuk meniru kecerdasan manusia.

Dilansir dari Kemdikbud, program tersebut mempunyai kemampuan yang serupa dengan kita, termasuk dalam pengambilan keputusan, logika, dan karakteristik kecerdasan lainnya. Yang lebih mengejutkan, ternyata AI sudah diperkenalkan konsepnya sejak tahun 1956 lo, oleh seorang Ilmuwan Komputer, Professor John McCarthy. Wow!

Beberapa profesi mungkin saja memang terancam hilang, digantikan oleh artificial intelligence dan teknologi lainnya. Namun, meskipun demikian, ada beberapa alasan mengapa manusia tidak bisa diambil alih perannya begitu saja. Apakah ini akan menjadi kabar baik untuk kita semua?

5 Penemuan Penting yang Mengubah Dunia

Manusia Mempunyai Kepekaan dan Empati yang Tidak Dimiliki Robot

Manusia punya kepekaan, tidak seperti robot
Manusia punya kepekaan, tidak seperti robot | Sumber: Unsplash (Bacila Vlad)

Beberapa jurusan pekerjaan mungkin akan terasa lebih efisien apabila bisa dikerjakan oleh komputer, misalnya di dunia medis. Hanya saja, AI tidak memiliki empati dan kepekaan sosial, yang di mana menjadi soft skill yang diperlukan pada profesi tersebut.

Seorang dokter dapat memberikan wejangan yang tidak hanya berdasarkan aspek keilmuan medis saja. Mereka juga bisa memotivasi pasien dan keluarganya yang mungkin sedang merasa kalut dan khawatir terhadap diagnosa yang diberikan. Hal ini tentu saja tidak bisa dikuasai oleh program komputer yang berjalan berdasarkan logika dan informasi semata.

Rawan Disinformasi

AI menyerap segala informasinya bersumber dari data dan pelatihan. Ini artinya, jika data yang diberikan kurang spesifik atau bias, maka kesimpulan yang diberikan bisa tidak akurat. Tentunya, itu sangat berbeda dengan kemampuan kita yang tidak hanya diberikan kecerdasan logika, tetapi juga ‘sinyal’ kepekaan yang tidak dipunyai AI.

Bayangkan saja, jika seseorang secara tidak sengaja terdiagnosa sakit yang mematikan, karena ciri-cirinya mirip dengan suatu penyakit. Padahal, bisa saja ia tidak benar-benar mengidap sakit separah itu dan tidak perlu diobati dengan treatment tertentu. Bisa fatal sekali kan hasilnya? 

Aplikasi Editor Video untuk Pengguna Android, Apa Saja?

Nggak Bisa Dikodein!

Well, poin yang satu ini tidak sedang membahas tentang relationship ya, SohIB. Tidak sedikit profesi yang ‘memaksa’ pekerjanya untuk bisa memahami dan menerjemahkan pesan-pesan yang tersembunyi. Contohnya, saat menjadi polisi, detektif, guru sastra, sampai dengan psikolog. Kalau komputer salah tafsir, kan bisa berbahaya!

Keaslian Karya Bisa Dipertanyakan

Keaslian chatGPT yang dipertanyakan
Keaslian chatGPT yang dipertanyakan | Sumber: Unsplash (Mojahid Mottakin)

SohIB pasti sudah mulai akrab dengan yang namanya chatGPT, bukan? Program ini memungkinkan kita untuk dapat menerjemahkan sesuatu, mengartikan kata-kata yang rumit, hingga mencari ide tulisan yang sesuai dengan pencarian kita.

Seseorang bisa saja membuat sebuah karya tulis, dibantu dengan chatGPT tersebut. Hanya saja, namanya juga robot, ia memiliki keterbatasan dalam hal pemahaman. 

Sehingga, respon yang dihasilkan bisa jadi juga tidak sesuai dengan yang dicari. Nggak hanya itu saja, Google bahkan juga bisa mendeteksi tulisan atau produk yang memanfaatkan chatGPT yang rawan plagiasi atau sumber referensinya tidak bisa dipertanggungjawabkan.

Manusia Punya Keahlian yang Nggak Dipunyai AI

Siapa yang menciptakan artificial intelligence? Manusia. Siapa yang bisa mengembangkan artificial intelligence? Manusia. Artinya, kita punya kendali penuh atas kontrol teknologi tersebut.

Kemudian, masih banyak soft-skill yang juga tidak akan pernah bisa disejajarkan dengan makhluk hidup sendiri, seperti kemampuan beradaptasi, cara mengatasi masalah sosial, hingga peran menjadi pemimpin. Memangnya kamu mau, lagi tanya sama atasan, eh, dijawabnya pakai jawaban template?

7 Negara dengan Work Life Balance Terbaik, Indonesia Ada?

Jangan lupa untuk terus ikuti artikel-artikel seru lainnya hanya di sohib.indonesiabaik.id, ya! Banyak lo, informasi menarik nan lengkap yang harus banget kamu baca.

Nggak hanya itu aja! Jika kamu memiliki passion di bidang kepenulisan dan ingin senantiasa berkembang, join jadi kontributor SohIB dan dapatkan banyak benefit-nya!

Oiya, SohIB.id juga punya komunitas keren yang selalu aktif memberikan berbagai pelatihan, webinar, diskusi, dan bagi-bagi merchandise cantik, lo! Semuanya gratis! Skuy, langsung gabung aja di siniSalam Sobat Hebat Indonesia Baik(AJ)