Visualisasi Data Sebagai Perwujudan Bakti ASN Pustakawan Kepada Negeri

Visualisasi Data Sebagai Perwujudan Bakti ASN Pustakawan Kepada Negeri

Kondisi Perpustakaan I dok.Ryonosuke Kikuno (Unsplash.com)

 

#SobatHebatIndonesiaBaik #JadiKontributorJadiInspirator #BerbagiMenginspirasi #SohIBBerkompetisiArtikel

Apakah ada sobat SoHib yang suka pergi ke Perpustakaan?. Jika ada mungkin alasannya pergi ke perpustakaan karena tempatnya nyaman untuk membaca buku. Tidak hanya sepi, tempat tersebut juga dilengkapi dengan berbagai macam koleksi buku dan sofa yang nyaman. Namun, tahukah bahwa semua itu tidak lepas dari peran seorang pustakawan. Pustakawan sendiri menurut  uu no 43 tahun 2007 adalah seseorang dengan kompetensi yang didapat melalui pendidikan dan/atau pelatihan kepustakawanan dengan tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan pengelolaan dan pelayanan perpustakaan.

Seorang pustakawan hendaknya mampu untuk melakukan pelayanan dan informasi kepada pengunjung, serta menjaga kerahasiaan terkait literatur yang dicari atau dipinjam oleh pengguna. Pustakawan juga sebaiknya turut serta dalam kegiatan di lingkungan kerja dan masyarakat yang terkait dengan kegiatan pendidikan. 

Librarian
Ilstrasi seorang Pustakawan I dok.National Cancer Institute (Unsplash.com)

 

Tantangan bagi Pustakawan

Kini seiring berjalannya waktu, seorang pustakawan tidak hanya dituntut untuk memenuhi tugas tersebut, namun harus bisa beradaptasi dengan zaman globalisasi. Apalagi seorang pustakawan yang bekerja sebagai ASN dituntut untuk lebih adaptif dan visioner, agar bisa turut serta dalam membangun Indonesia yang lebih baik.

Pustakawan diharapkan bisa membuat suatu terobosan yang dapat mendukung tercapainya kemajuan bagi bangsa, misalnya untuk mencapai SDGs. SDGs sendiri merupakan suatu pertemuan negara-negara yang berkomitmen mencapai beberapa poin dengan tujuan mencapai kemaslahatan di semua negara bersama-sama.

Salah satu poin penting dari SDGs sendiri adalah pencapaian literasi. Dimana pada poin SDGs dalam website Bappenas ditargetkan agar pada tahun 2030 semua remaja punya kemampuan literasi yang baik. Seperti survei yang dilakukan oleh Program for International Student Assessment (PISA), dalam artikel pada website Kemendagri tertulis bahwa Indonesia masuk ranking kemampuan literasi 62 dari 70. Artinya perlu upaya khusus supaya orang mau membaca dan pergi ke perpustakaan.

Upaya Pustakawan

Saat ini begitu banyak data yang berkeliaran baik dari internet maupun dari berbagai media. Biasanya orang menyebutnya sebagai big data. Data data ini apabila tidak diproses dengan baik maka tidak akan bermakna apa-apa. Orang juga sulit untuk memahami dan membaca. Apalagi dengan tingkat literasi yang rendah, dimana mungkin kebanyakan tidak suka membaca.

Untuk itu, pustakawan berinovasi dengan mengolah data tersebut lebih mudah untuk dipahami. Cara yang dilakukan adalah dengan visualisasi data. Visualisasi data ini sama seperti menjadikan berbagai data menjadi hasil berbentuk infografik, chart, histogram ataupun box plot.

Visualisasi data biasanya dipakai agar lebih mudah membaca berbagai data yang sulit. Biasanya hal ini sangat umum dilakukan di sebuah perusahaan. Misalnya untuk mengetahui trend produk yang disukai oleh konsumen. Tidak hanya itu, visualisasi data juga bisa dipakai untuk mempermudah petinggi perusahaan dalam memutuskan kebijakan yang berkaitan dengan kelangsungan bisnisnya.

Visualisasi data bisa dibuat dengan aplikasi seperti tableau. Tableau merupakan aplikasi pengubah data menjadi suatu gambar. Aplikasi ini selain dipakai oleh pebisnis seperti yang dikatakan pada paragraf sebelumnya, juga bisa dimanfaatkan oleh pustakawan. Bagi pustakawan, visualisasi data memakai tableau bisa dipakai untuk mengetahui trend bacaan buku yang sedang digemari atau dibutuhkan oleh pembaca.

Dari hasil visualisasi data tadilah kepala pustakawan bisa memutuskan kebijakan terkait hasil yang didapat tadi. Sehingga lebih memahami kebutuhan pembaca, yang tentu saja diharapkan bisa membuat pembaca lebih tertarik untuk datang ke perpustakaan.

visualisasi data
Contoh visualisasi data I dok.Carlos Muza (Unsplash.com)

Perpustakaan yang Menerapkan Visualisasi Data

Hal ini seperti yang dilakukan oleh perpustakaan Universitas Andalas. Perpustakaan Andalas dalam penelitian yang dilakukan oleh Meza Silviana, Ricky Akbar dan Rahayu Tifani telah memakai aplikasi tableau public untuk mengetahui seberapa banyak peminjaman buku-buku per tahun, jenis buku yang sering dipinjam dan jumlah peminjam yang membayar denda. Tentunya hal ini sangat bermanfaat bagi perpustakaan Andalas untuk mengambil. kebijakan yang sesuai agar lebih banyak lagi pengunjung yang datang.

Tidak hanya untuk membuat laporan dan membuat kebijakan terkait dengan perpustakaan. Visualisasi data dalam bentuk infografik juga bisa digunakan untuk mempermudah pengunjung memahami hal-hal terkait misalnya langkah dalam peminjaman ataupun dalam pembuatan kartu. Hal ini sudah banyak dilakukan seperti yang dituliskan oleh Tutik Sriyati dalam jurnal Perpusnas. Dimana Perpustakaan Nasional, Perpustakaan Kemendikbud dan Perpustakaan Kementerian Perdagangan juga memakai infografik sebagai sarana penarik pengunjung.

Diharapkan langkah-langkah tadi juga menjadi inspirasi bagi ASN lain di bidang yang sama untuk bergerak bersama demi Indonesia yang lebih baik.