Teknologi Penuntun Arah Petani di Pulau Timor

Teknologi Penuntun Arah Petani di Pulau Timor

Jadulnya Anak 90-an

SohibberKompetisiArtikel

Saat ini, usiaku sudah berulang yang kedua puluh enam kalinya, sudah sangat dewasa untuk mengerti banyak hal, terutama berita. Ya, berita itu sebenarnya mudah, murah dan bermanfaat, bahkan bisa diperoleh dari mana saja dan kapan saja. Mau mengikutinya atau biarkan berlalu bersama waktu itu pilihanmu.

Hal sekecil apapun pasti diviralkan oleh pihak manapun, apalagi dunia sekarang canggih. Ada pepatah yang pernah mengatakan "Menjelajahi Dunia Sambil Tiduran". Terdengar aneh, tapi itu kenyataannya, bahkan terkadang menguras tenaga untuk memikirkannya berulang kali. Bahkan  terkadang juga membangun marah siapa saja bila ingin melawan. Coba SohIB bayangin!. Apa sih, maksud dari pepatah itu?. Bisa nggak kita bayangin?. Benar-benar mustahil bagi kita. Ya, namanya juga dunia, bisa merubah segalanya dalam sekejap mata.

Jadulnya Anak 90-an

Sinar mentari adalah sahabat terbaikku, selalu menyapa diperjalanan pagiku, selalu bersahabat denganku dikala teriknya siang dan selalu mengantar kepulanganku akan rumah tempat ternyamanku. "jadulnya anak 90-an", itulah sapaanku waktu dulu, entah sampai kapan akan berakhir sapaan itu?. Aku baru mengenal apa itu Teknologi beberapa tahun terakhir, walapun dulu, aku pernah belajar apa itu TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi). Tapi ya begitulah, hanya bisa dilihat dalam bentuk gambar tanpa bisa memegang apa itu Handphone, komputer dan sebagainya. Apalagi menggunkannya Jauh dari kata "pengguna". Jangankan pengguna, fasilitas untuk kelengakapannyapun sulit diperoleh, seperti aliran atau arus listrik saja tidak ada. Jika aku ingin memperoleh suatu informasi, aku harus banyak membaca surat kabar, itupun harus merogoh kantung untuk mendapatkannya.

Mengejar Ketertinggalan Desa di Pulau Timor

Jaman kini bukanlah jaman yang dulu, dimasa sekarang tidak ada lagi kata "jadul" seperti dulu. Jaman sekarang dijuluki "kids jaman now" atau anak-anak jaman sekarang, artinya, telah berkembang teknologinya, bahkan 360 derajat celsius berbanding terbalik dengan keadaanku duku. Tapi tak ada yang bisa disalahkan, karena itulah jaman dan juga takdir. Tugas kita adalah mengikuti kemana ia membawa kita pergi, tetaplah bangga dengan keadaan canggihnya, apalagi kita sendiri sebagai pengolahnya. 

Dengan perkembangan teknologi yang begitu drastisnya tentu membawa suatu wahana baru bagi kita. Terutama, diriku yang pernah mendapat julukan "anak jadul". Aku turut merasakan perkembangan teknologi yang begitu drastis di Desaku sendiri. Di Desaku yang ada di Pulau Timor, perbandingan antara pekerja kantoran atau pegawai dengan petani itu sangat jauh. Pegawai sekitar 30% dan sisanya 70% adalah petani termasuk orang tuaku juga. Saat ini, aku benar-benar merasakan kehebatan teknologi dimasa kini, dimana segala telah menjadi instan, dan sangat mudah dikerjakan. Sebagai contoh kecilnya, untuk memperoleh hasil panen yang meningkat, para petani desa berlomba-lomba mencari cara membuat tanaman menjadi subur, dengan cara memberi pupuk, membasmi hama tanaman atau memilih bibit unggulan. Semua informasi itu tentu diperoleh dari teknologi atau internet.

Menggapai Kesetaraan Informasi Melampaui Satu Tujuan

 Ini tentang informasi, informasi data dari arah mana saja, menyentuh arah siapa saja. Baik itu informasi penting maupun tidak penting bisa diterima, hanya butuh penyaringan yang jernih saja.

informasi Terupdate

Tak bisa diragukan lagi, informasi terupdate yang satu ini. Informasi yang dimaksud yakni soal "Politik", atau penyelenggaraan Pemilihan Umum (Pemilu) serentak 2024, bahkan semua kalangan telah mengetahuinya termasuk para petani Desa yang menghabiskan waktu dikebun.

Setiap hari, kita selalu dihadapkan  dengan internet, bahkan antara kita dengan internet sudah menjadi satu kesatuan yang tak bisa dipisahkan lagi, bagai telah "termakhtub". Nah, disetiap informasi yang telah kelola setiap harinya pasti tanpa sengaja kita membaca dua hingga tiga informasi.

Penyelenggaraan Pemilu bersama kaum Muda

Penyelenggara pemilu 2024 merupakan kegiatan yang digelar dalam menjaga keberlangsungan demokrasi dan terbentuknya pemerintahan yang demokratis sesuai UUD 1945.

 Memasuki tahun politik, menjelang penyelenggaraan pemilu, media sosial telah disuguhi aneka macam berita terkait pencalonan hingga kampanye. Maraknya berita terkait soal politik tetap saja menjadikan sebagian besar masyarakat belum paham esensi pemilu dan bagaimana mencapai proses demokrasi yang ideal.

Suara anak muda sebagai generasi penentu masa depan

Memberi suara atau pilihan merupakan suatu hal yang benar-benar dilemah, apalagi memilih satu diantara dua. Indonesia saat ini dihadapkan dengan pemilu 2024 membawa banyak kritika .

Ini bukan pertama kalinya, aku ikut memilih diantara beribu pemilih Indonesia, tentu bukan hal baru bagi diriku, tapi untuk menentukan pilihan memang sulit. Nah, berkat teknologi bisa mengerti.

Mengapa anak muda diharapkan menjadi penentu masa depan. Yang pertama, karena anak muda diimbagi dengan pendidikan yang bisa membantu sesama terutama tentang teknologi.

Di Desaku mayoristas pencarian penduduk adalah petani. Mereka selalu disibukan dengan kegiatan dikebun, sehingga anak muda sangat dibutuhkan ditengah-tengah mereka untuk mengisi segala kekosongan mereka.

Diiringi terbenamnya mentari sore, aku dan ibu berjalan pulang menyusuri pematang sawah, mengikuti mentari yang  ingin pulang ke rumah dan kembali lagi esok harinya. Baru beberapa langkah saja, "Nath, kamu tahu nggak?, bahwa pemilu serentak 2024 segera". Tanya ibu pada diriku. "tahulah bu, kan beritanya sudah menyebar kemana-mana, emang kenapa bu"?. Tanyaku balik ke ibu. "nggak, cuma ibu bingung, siapa saja para calegnya". "oh itu toh, maksud ibu, bu itu mah, masalah kecil, kan ada handphone, televisi, tinggal kita caritahu para calonnya nanti siapa saja serta visi misinya juga bu". "benar juga Nath, nanti kamu tolong cariin ya, biar beritahu ibu dan petani lainya". "tenang saja bu, kan jaman sekarang semua telah canggih, informasi bisa diperoleh bahkan dalam hitungan detik sekalipun". Benar-benar membantuku dan keluargaku terutama para petani di Desaku.

Disisi lain, aku senang bisa memperoleh segala bentuk informasi dengan mudah, namun sisi lainnya lagi aku khwatir kecanggihan teknologi membawa dampak buruk bagi jaman bila salah menggunakannya.

Maraknya berbagai media sosial sebagai sumber informasi terkadang muncul pihak-pihak yang tak bertanggung jawab mengatasnamakan pihak lain demi kepentingan pribadi. Hadirnya media platform media sosial sebagai sumber informasi terkait pemilu, tidak menuntup kemungkinan munculnya kesimpangsiuran, hoax dan lainya. Polarisai media sosial dinilai akan menjadi tantangan terbesar Indonesia di era pemilu.