PERAN MILENIAL DALAM MEMBANGUN INDONESIA

PERAN MILENIAL DALAM MEMBANGUN INDONESIA

Peran Milenial dalam Membangun Indonesia

Mengembangkan diri demi Indonesia yang akan datang│Pixabay (sasint)
Mengembangkan diri demi Indonesia yang akan datang│Pixabay (sasint)

#SobatHebatIndonesiaBaik #JadiKontributorJadiInspirasi #BerbagiMenginspirasi #SohIBBerkompetisiArtikel Apa yang membuat generasi muda atau biasa disebut kaum milenial dianggap memiliki peran besar bagi negara? Jika ditilik dari pesatnya perkembangan di zaman sekarang, mulai dari aspek pendidikan, ekonomi, sosial, teknologi, bahkan politik, menuntut hadirnya ide-ide segar dan memiliki sisi kebaruan. Nah, di sinilah muncul anggapan bahwa kaum milenials lebih mengetahui apa yang dibutuhkan oleh Indonesia kini dan yang akan terjadi nanti. Kaum pelajar, mahasiswa maupun pebisnis muda memang memiliki peran serta bagian masing-masing sebagai bentuk pengabdian kepada bangsa. Akan tetapi, untuk investasi masa depan perlu adanya kesadaran dalam mengembangkan potensi diri.

Pada Era Revolusi Digital 5.0 (Society) menuntut peran masyarakat khususnya para milenial dalam menyeimbangkan berbagai aspek kehidupan, dengan penyelesaian masalah melalui sistem fisik dan virtual space (ruang maya). Adanya perkembangan teknologi yang begitu pesat, sehingga pemahaman society berbasis spiritual dan kebudayaan menjadi bekal kaum milnial dalam menghadapi tantangan tersebut. Hal inilah yang akan membentuk kaum pemuda-pemudi bangsa memiliki karakter membangun, dan siap bersaing ke depannya.

Peran Milenial dalam pemerataan pendidikan di Indonesia│Pixabay (aditiotantra)

Seperti yang SohIB ketahui, bahwa sistem pendidikan di Indonesia mengalami perkembangan, hingga pada tahun 2022 menduduki peringkat ke-55 dari 73 negara. Hal ini haruslah menjadi bahan evaluasi, khususnya bagi kaum milenial yang sadar akan pentingnya pendidikan yang memiliki afiliasi pada aspek-aspek lainnya. Di Indonesia sendiri sudah banyak gerakan pemuda yang berfokus pada peningkatan pendidikan anak hingga ke daerah-daerah pelosok seperti Gerakan Milenial Mengajar (GMM) dan Kampus Merdeka. Tentunya hal ini menjadikan kaum milenial turut serta dalam pembangunan Indonesia sekaligus membentuk karakter calon-calon pemimpin bangsa.

Startup menjadi peluang usaha milenial│Pixabay (StartupStockPhotos)

Selain dalam aspek pendidikan, kaum milenial juga berkaitan erat dengan jalannya ekonomi negara. Dengan hadirnya UMKM, bisnis start up, dan usaha anak muda lainnya, turut andil dalam proses pemulihan ekonomi bangsa yang sempat merosot drastis akibat pandemi covid-19. Hal ini karena rangkaian demografi Indonesia didominasi oleh kaum milenial dengan rentang usia di bawah 30 tahun. Sehingga dapat dikatakan bahwa kaum milenial erat kaitannya dengan bonus demografi. Kontribusi mereka dalam perekonomian Indonesia sangat diperhitungkan, mengingat bahwa kaum milenial memiliki sejuta ide kreatif dan pemikiran idealisme dalam mendobrak persoalan ekonomi. Yang perlu SohIB pahami bahwa pengembangan sektor ekonomi kreatif mengharuskan adanya sebuah terobosan, salah satunya dengan usaha rintisan (startup) dengan peran milenial di dalamnya.

Rasa Nasionalisme menjadi pondasi membangun negeri│Pixabay (parayadirawak)

Kaum milenial merupakan garda bangsa yang akan menentukan eksistensi Indonesia di masa depan. Menjadi seorang yang muda memang tidak semudah tutur kata yang terucap. Dalam kehidupan mengharuskan siap untuk menghadapi tantangan dan mengasah potensi diri agar dapat berkontribusi bagi negara tercinta. Adapun permasalahan sering kali dijumpai yaitu hal-hal yang menghambat potensi individu dalam mengembangkan kemampuannya. Seperti gerakan milenial pada bidang pendidikan yang hanya berfokus dalam penyaluran ilmu pendidikan, milenial yang hanya berfokus pada bidang keagamaan, dan milenial yang berfokus pada sektor ekonomi dan bisnis. Tentu hal tadi tidaklah salah! Akan tetapi konsep peran milenial dalam membangun Indonesia pada era teknologi bukanlah fokus pada bidang masing-masing. Seperti semboyan “Bineka Tunggal Ika” yang berarti berbeda-beda tapi satu memiliki makna tentang kerjasama dan gotong royong. Adanya rasa nasionalisme antara satu dengan yang lain akan memperkokoh usaha, sehingga terciptanya integrasi keahlian menjadi sebuah kesatuan dalam membangun negara Indonesia di masa depan.