Mengenali Diri dan Menggali Potensi Untuk Membangun Negeri

Mengenali Diri dan Menggali Potensi Untuk Membangun Negeri

kenali dirimu untuk menggali potensi yang kamu miliki | freepik.com

LOMBA ARTIKEL SOHIB

#SobatHebatIndonesiaBaik #JadiKontributorJadiInspirator #BerbagiMenginspirasi #SohIBBerkompetisiArtikel

Dewasa ini, acapkali generasi muda itu seperti halnya air di atas daun talas. Terombang-ambing kesana-kemari. Tidak jelas ingin apa dan berbuat apa. Alhasil, mereka tidak mengerti apa sebenarnya yang mereka cari di dunia ini. Oleh sebab itu, perlunya generasi muda terlebih dahulu untuk mengenali diri mereka sendiri. Berangkat dengan pertanyaan-pertanyaan filosofis untuk merenungkan kembali, apa yang sebenarnya menjadi tujuan kita? Kemana arah kita melangkah? Bagaimana kita memulai untuk melangkah? Pertanyaan yang bersifat kontemplatif inilah yang mampu menemukan jati diri pada generasi muda saat ini.

Setelah kita menemukan sebuah jawaban atas pertanyaan yang diajukan kepada diri kita sendiri, itu adalah sebuah langkah kecil untuk menggali potensi diri. Tidak cukup sampai di situ, timbul pertanyaan baru, bahwasanya apa yang menjadi kelemahan serta keunggulan kita? Apa yang kita sukai dan tidak kita sukai? Pertanyaan-pertanyaan sederhana ini yang mampu menggali potensi diri kita. Karena dengan memahami kelemahan, kekuatan, minat, serta sesuatu yang tidak kita sukai, maka kita dapat mengklasifikasikan sesuatu objek ke dalam beberapa kategori tertentu. Ketika kita tidak suka untuk melakukan sesuatu, maka jangan memaksa diri untuk melakukan hal tersebut. Akan lebih baik, jika waktu yang kita miliki di investasikan terhadap sesuatu yang kita sukai dan tentunya bermanfaat untuk kita. Sebagai contohnya yaitu ketika kita lebih suka untuk membaca daripada menggambar, maka akan lebih baik jika kita membaca buku yang kita suka dan jangan melakukan sesuatu dengan terpaksa. Nah, hal-hal kecil semacam ini yang perlu kita asah dan kembangkan. Bahwasanya, paradigma-paradigma yang membentuk pola pikir yang sehat serta kebiasaan yang baik dapat membentuk karakter generasi muda saat ini.

Temukan potensi kamu untuk membangun negeri | freepik.com
Temukan potensi yang kamu miliki | freepik.com

Ketika setiap individu generasi muda memiliki sebuah karakter yang kuat, maka tidak menutup kemungkinan generasi muda tersebut mampu untuk bersaing hingga tingkat internasional. Bung Karno pernah mengatakan bahwa “Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia.” Generasi muda sebagai ujung tombak suatu bangsa, hendaknya memiliki semangat, daya juang, serta jati diri untuk memperkenalkan bangsa ini kepada seluruh bangsa yang ada di dunia. Dengan di milikinya bakat-bakat yang melekat pada generasi muda saat ini, juga mampu untuk menjadi pilar-pilar penyangga bangsa yang semakin kokoh. Sebagai contohnya yaitu, ketika menjelang pesta demokrasi yaitu pemilu, tidak sedikit berita-berita yang mengandung ujaran kebencian itu mencuat. Sehingga, masyarakat terbawa oleh suasana yang panas dan mudah untuk dibenturkan antar sesama individu. Kita sebagai generasi muda, akan lebih baik apabila kita mampu untuk membendung serta meminimalisir berita-berita dan ujaran kebencian yang beredar di masyarakat maupun di sosial media. Minimal tidak, dengan memberikan edukasi terkait perkembangan politik, pemilu, dan kegiatan lain yang mampu memberikan efek positif kepada lingkungan di sekitar kita, baik itu lingkungan keluarga, tetangga, dan juga teman-teman kita.

Bersiaplah untuk membangun negeri | frepik.com

Jadi, untuk mengubah negeri ini menjadi lebih baik, kita harus mampu untuk mengubah diri kita sendiri terlebih dahulu. Dengan mengenali diri kita sendiri serta menggali potensi yang dimiliki, maka secara tidak langsung dampak tersebut dapat dirasakan oleh diri kita sendiri maupun orang yang ada di sekitar kita. Disinilah peran generasi muda untuk membangun negeri menjadi yang lebih baik serta memiliki landasan yang kuat dalam kehidupan bernegara. Jangan sampai, generasi muda saat ini tidak memiliki sebuah karakter yang masif untuk dipertahankan. Karena, ketika ujung tombak tidak mampu menancapkan dirinya pada objek tertentu, maka tombak itu tidak lagi berguna.