Mengenal Teknologi Blockchain, Solusi Pemulihan Ekonomi Bersama Bagi Kota Masa Depan

Mengenal Teknologi Blockchain, Solusi Pemulihan Ekonomi Bersama Bagi Kota Masa Depan

Ilustrasi Jaringan Teknologi Blockchain di Kota Cerdas Masa Depan | Unsplash (theshubhamdhage)

#SobatHebatIndonesiaBaik #JadiKontributorJadiInspirator #BerbagiMenginspirasi #SohIBBerkompetisiArtikel

Virus Covid-19 tak kunjung pergi. Meskipun WHO sebagaimana yang dituturkan oleh Menko PMK, kini telah menyatakan Indonesia secara de facto telah menuju fase endemi, tetapi Indonesia justru dibayangi risiko krisis ekonomi. Dikutip dari Republika (14/06), The Fed—Bank Sentral di Amerika Serikat diproyeksi akan menaikkan suku bunga acuan hingga 0,75% pekan ini akibat hiperinflasi yang terjadi di AS pada bulan Mei 2022 telah tembus hingga 8.6%. Imbasnya bagi Indonesia adalah semakin tertekannya kurs Rupiah yang kini sudah mencapai angka 14.828 (23/06).

Tantangan Kota dalam Menghadapi Krisis

Indonesia sebagai tuan rumah untuk forum internasional bergengsi G20, bersama negara-negara anggota di dalamnya berkumpul untuk membahas mengenai isu ekonomi global dan solusi untuk mencapai resiliensi dan keberlanjutan pasca krisis. Terutama pasca krisis ekonomi akibat pandemi Covid-19 yang kemudian disusul oleh efek domino konflik geopolitik yang mengakibatkan pecahnya perang antara Rusia dan Ukraina. Isu ekonomi ini tentunya tidak terlepas dari peran kota sebagai wadah aktivitas bagi warganya.

Kilas balik saat kita sedang dalam masa terberat menghadapi pandemi 2020-2021 silam. Berkali-kali aktivitas kita terhambat akibat kebijakan lockdown hingga PPKM berjilid yang mau tak mau memaksa kita untuk melakukan beberapa penyesuaian teknologi guna menunjang kehidupan dan produktivitas kita sehari-hari. Belum lagi harga rumah semakin mahal. Pandemi memang telah berganti menjadi endemi dan bahkan Bank Indonesia menyatakan bahwa sepanjang 2022, ekonomi Indonesia diproyeksikan mampu tumbu sebesar 4,5-5,3%. Namun, bolehkah kita merasa lega atau justru ini saatnya kita harus semakin bersiap untuk skenario terburuk di masa depan? Jika terburuknya akan ada krisis lagi, siapkah kota kita menopang kehidupan kita nanti?

Perumahan-vertikal-di-perkotaan
Perumahan Vertikal di Perkotaan | Unsplash (stevenwei)

Resiliensi Kota Cerdas Masa Depan Hadapi Berbagai Permasalahan Kota

Saat ini, para perencana kota dan arsitek sedang meneliti tentang konsep “Smart City” atau Kota Cerdas seperti yang dilakukan oleh Smart City & Community Innovation Center (SCCIC) ITB. Mengutip dari laman Bappenas, Menteri PPN/ Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro menyatakan bahwa sebagai institusi, Kementrian PPN/ Bappenas mengandalkan perkembangan teknologi digital untuk meningkatkan kualitas perencanaan pembangunan.

Beliau juga menerangkan bahwa kemampuan Blockchain untuk melacak, mengatur, dan mendistribusikan informasi dianggap dapat mengoptimalisasi proses pemasaran dan rantai distribusi. Untuk itulah Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia membentuk Blockchain Center of Excellence and Eduction (BCEE). Menurut Menteri Bambang, Kementrian PPN/ Bappenas berharap BCEE juga mampu menghadirkan kerja sama antar pemangku kepentingan untuk mengakselerasi kesiapan pelaku bisnis dan publik dalam memetik keuntungan dari kemajuan teknologi, khususnya Blockchain.

Mungkin, selama ini stereotip yang kerap terjadi di masyarakat tentang Kota Cerdas berbasis Blockchain semata hanya tentang “Metaverse” dan teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI). Namun, teknologi punya dampak yang lebih masif lagi. Salah satunya akan berperan besar terhadap sistem ekonomi kota di masa depan. Sehingga, kehidupan kota nantinya akan mampu berjalan secara efisien. Baik efisien secara waktu, energi, biaya, juga secara lingkungan. Tidak hanya itu, teknologi ini juga kerap disebut sebagai “The Future of Internet” atau Internet Masa Depan sebagaimana disebutkan dalam. Level yang jauh lebih tinggi dibanding dengan internet yang kita gunakan saat ini karena memiliki keamanan siber tingkat tinggi.

Apa Itu Teknologi Blockchain?

Teknologi Blockchain merupakan sistem jaringan berupa pembukuan besar yang akan mencatat setiap transaksi yang terjadi. Ditandai dengan terbentuknya sebuah blok. Mata uang yang digunakan untuk bertransaksi dalam Blockchain adalah Cryptocurrency atau Mata Uang Kripto yang merupakan sebuah mata uang digital. Jika transaksi tervalidasi, maka akan membentuk rantai dengan blok yang telah terbentuk sebelumnya. Makanya, teknologi ini disebut dengan Blockchain atau rantai blok.

Ilustrasi-rantai-blok-teknologi-blockchain
Ilustrasi Rantai Blok pada Teknologi Blockchain | Unsplash (theshubhamdhage)

Pihak-pihak yang terlibat dalam transaksi tersebut tercatat dalam “Smart Contract” atau Kontrak Cerdas, sebuah kode pemrograman yang meniru otak manusia untuk dapat bertransaksi dan memvalidasi perjanjian kerja sama. Setiap transaksi yang terjadi di dalamnya, dapat tervalidasi oleh teknologi tersebut tanpa memerlukan adanya perantara sebagai penjamin. Semua transaksi yang terjadi dapat dilihat oleh semua orang yang berada dalam jaringan, tetapi tidak akan ada yang dapat mengubahnya.

Mekanisme inilah yang menjadikan Blockchain sebagai sistem ekonomi terdesentralisasi dan tidak bisa diretas. Dalam buku Blockchain Revolution yang ditulis oleh Alex dan Don Tapscott, dijelaskan bahwa jika transaksi sudah tervalidasi, maka akan tercatat secara abadi atau disebut immutable transaction. Kalaupun ada hacker yang ingin meretasnya, maka harus mengubah seluruh kode pemrograman yang telah terbentuk dan itu nyaris mustahil untuk dilakukan.

Peran Teknologi Blockchain dalam Perencanaan Kota Masa Depan

Melalui penerapan sistem ekonomi terdesentralisasi, kita sebagai masyarakat akan memiliki kendali dalam menentukan sistem ekonomi kita sendiri. Dalam buku Blockchain Revolution juga disebutkan bahwa desentralisasi tersebut berperan menciptakan stabilisasi harga tanpa harus tergantung pada kebijakan sentral seperti yang kita hadapi saat ini. Misalnya saja, bagi generasi Z yang saat ini sudah mulai harus menabung untuk membeli rumah pertama. Banyak di antara kita yang merasa harga rumah kian tak terjangkau akibat ketiadaan kebijakan publik yang mengatur soal stabilisasi harga tersebut. Harga tanah menjadi komoditas yang kenaikkannya terus diikuti bukan dikendalikan.

Namun, dengan Blockchain, teknologi itu sendiri yang akan memvalidasi apakah penawaran harga yang terjadi dalam Kontrak Cerdas tadi wajar atau tidak. Jika tidak, maka tidak akan terjadi transaksi dan tidak akan ada block yang terbentuk. Jadi, Teknologi Blockchain ini nantinya bukan hanya sekadar Metaverse dengan AI di dalamnya. Namun, jauh lebih besar dari itu, teknologi ini berpotensi untuk mengantisipasi skenario terburuk terhadap risiko krisis ekonomi yang mungkin terjadi masa depan.

ilustrasi-mata-uang-bitcoin-dalam-cryptocurrency
Ilustrasi Mata Uang Bitcoin dalam Cryptocurrency yang Digunakan dalam Blockchain | Unsplash (denarium_bitcoin)

Dengan hadirnya Teknologi Blockchain, masyarakat akan saling bahu-membahu untuk menopang perekonomian kota secara peer to peer (hubungan antar individu) untuk mewujudkan hidup berkelanjutan di masa mendatang. Sehingga, jika terjadi krisis ekonomi lagi, masyarakat akan mampu bersama-sama pulih lebih cepat dan membangun sistem ekonomi yang lebih solid. Didukung juga dengan teknologi keamanan siber tingkat tinggi yang mampu menjaga privasi data masyarakat dari potensi kejahatan siber.