Ketahui Masalah Stunting dan Cara Mengatasinya

Ketahui Masalah Stunting dan Cara Mengatasinya

Anak-anak menjadi korban kemiskinan | Photo/Unsplash/Dulana Kodhituwakku

Anak merupakan generasi penerus dari sebuah bangsa yang nantinya akan mengganti para golongan-golongan tua kedepannya. Keberadaan anak dalam sebuah bangsa sangatlah penting karena anak sebagai potensi tumbuh kembang dari suatu bangsa di masa yang akan datang.

Dalam sebuah bangsa, anak memiliki peran yang sangat strategis sehingga memerlukan pembinaan dan perlindungan untuk pertumbuhan dan perkembangan fisik secara seimbang.

Maka dari itu, menjaga tumbuh kembang anak mulai dari masa kandungan hingga menjadi dewasa merupakan hal yang perlu diperhatikan sehingga anak terhindar dari masalah kesehatan yang dapat menjadi hambatan untuk anak bertumbuh.

Salah satu masalah kesehatan yang banyak terjadi pada anak adalah kejadian stunting. Stunting merupakan suatu kondisi dimana anak mengalami kekurangan asupan gizi dalam waktu yang cukup lama sehingga anak mengalami gangguan pertumbuhan tinggi badan dan terlihat lebih pendek dari standar usianya.

Berdasarkan data prevalensi yang telah dikumpulkan pada oleh World Health Organization (WHO) yang dirilis pada tahun 2019 menyebutkan bahwa wilayah Southeast Asia merupakan wilayah dengan prevalensi stunting tertinggi sebesar 31,9% dan Indonesia termasuk ke dalam negara keenam setelah Bhutan, Timor Leste, Maldives, Bangladesh, dan India yang sebesar 36,4%.

Tingginya angka prevalensi tersebut tentunya disebabkan oleh berbagai faktor yang saling mempengaruhi. Sebagai contoh, kurang tercukupinya asupan gizi pada 1000 HPK, kurangnya pengetahuan ibu mengenai kesehatan, dan gizi sebelum masa kehamilan dan masa nifas.

Tak hanya itu, ada juga terbatasnya layanan kesehatan, pola asuh, riwayat penyakit infeksi, pemberian ASI eksklusif dan MP-ASI, rendahnya sanitasi dan air bersih, dan ekonomi yang merupakan faktor penyebab kejadian stunting.

Dampak Kejadian Stunting Pada Anak

ampak buruk yang ditimbulkan akibat kejadian stunting pada anak adalah terjadinya gangguan perkembangan motorik halus, motorik kasar, bahasa, personal sosial, dan mudah terkena penyakit degeneratif seperti kanker, diabetes mellitus, jantung koroner, dislipidemia, dan kardiovaskular.

Perkembangan motorik halus adalah sebuah perkembangan motorik yang dijalankan oleh otot-otot kecil sedangkan perkembangan motorik kasar merupakan perkembangan yang berhubungan langsung dengan pergerakan dan sikap tubuh yang dilakukan oleh otot-otot besar.

Selain itu, perkembangan terganggunya perkembangan bahasa pada anak dapat mempengaruhi respon anak terhadap suara sedangkan terganggunya perkembangan personal pada anak dapat berakibat pada hubungan anak dengan perilakunya sehingga sulit untuk menyesuaikan diri dengan aturan masyarakat dan lingkungan sekitar.

Tak hanya itu, dampak dari stunting juga dapat merugikan bagi negara karena dengan terkena stunting maka sumber daya manusia menjadi rendah, lebih mudah terkena penyakit degeneratif, kesulitan menguasai sains, dan terhambatnya kognitif serta psikomotorik.

Cara Mencegah Stunting

Setelah membaca dampak dari kejadian stunting di atas, kita perlu melakukan langkah-langkah dalam pencegahan stunting seperti berikut.

Memenuhi Kebutuhan gizi sejak hamil

Tindakan yang relatif ampuh untuk dilakukan dalam pencegahan stunting adalah selalu memenuhi kebutuhan zat gizi sejak masa kehamilan. Pada masa kehamilan ibu yang sedang mengandung diharapkan untuk mengkonsumsi makanan yang sehat dan bergizi serta suplemen menurut anjuran dokter.

Memberikan ASI Eksklusif Sampai Bayi Berusia 6 Bulan

Memberikan ASI sampai anak berusia 6 bulan memiliki dampak yang positif untuk mengurangi terjadinya stunting pada anak. Hal ini terjadi karena di dalam ASI terdapat kandungan zat gizi mikro dan makro. Tak hanya itu, protein whey dan kolostrum yang terdapat pada ASI dinilai mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh pada anak.

Memberikan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) yang Sehat

Pada saat anak berusia diatas 6 bulan, ibu dapat memberikan makanan pendamping ASI (MP-ASI) pada anak. Pastikan makanan yang diberikan pada anak memiliki nilai gizi yang dapat memenuhi kecukupannya seperti zat gizi mikro dan makro yang sebelumnya telah di dapatkan pada saat menyusui.

Memantau Tumbuh Kembang Anak

Pantau tumbuh kembang pada anak terutama tinggi dan berat badan anak secara berkala di posyandu atau klinik. Dengan demikian, orang tua dapat mengetahui gejala dan gangguan serta penanganannya.

Cara Kebersihan Lingkungan

Anak-anak sangat rentan dengan terkena penyakit, maka dari itu menjaga lingkungan tetap bersih merupakan hal dapat mencegah anak-anak terkena serangan akibat lingkungan kotor.

Salah satu penyakit yang diakibatkan oleh lingkungan yang kotor adalah diare. Terjadinya diare dipicu oleh masuknya paparan bakteri atau kotoran ke dalam tubuh manusia.

Referensi

  • Aridiyah, F. O., Rohmawati, N., & Ririanty, M. (2015). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kejadian Stunting pada Anak Balita di Wilayah Pedesaan dan Perkotaan (The Factors Affecting Stunting on Toddlers in Rural and Urban Areas). Pustaka Kesehatan, 3(1), 163-170.
  • Dasman, H. (2019). Empat dampak stunting bagi anak dan negara Indonesia. The Conversation, 1.
  • Ernawati, A. (2020).Gambaran penyebab balita stunting di desa lokus stunting Kabupaten Pati. Jurnal Litbang: Media Informasi Penelitian, Pengembangan Dan IPTEK, 16(2), 77-94.
  • https://promkes.kemkes.go.id/pencegahan-stunting
  • 2013. Childhood Stunting: Challenges and opportunities. Available from: https://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/107026/WHO_NMH_NHD_G RS_14.1_eng.pdf;jsessionid=89D07C3 A25C0DBE9A1E8405BBF5DFB6F?se quence=1
  • World Health Organization. Child Stunting. World Health Statistics Data Visualizations Dashboard. (2019). Diakses dari : https://apps.who.int/gho/data/node.sdg.2-2-viz-1?lang=en#content.