Mari Hidup Bertanggung Jawab

Mari Hidup Bertanggung Jawab

Keseimbangan Bumi adalah tanggung jawab kita semua

#SobatHebatIndonesiaBaik #JadiKontributorJadiInspirator #BerbagiMenginspirasi #SohIBBerkompetisiArtikel

Merebaknya virus covid 19 di Indonesia pada awal 2020 tentu menyisakan kesedihan tersendiri. Baik bagi mereka yang kehilangan keluarga, bisnis yang bankrut, di PHK, dan sederet peristiwa kelam lainnya. Namun demikian, seperti kata pepatah, ada pelangi setelah hujan reda. Selalu ada hal positif setelah hal negatif yang kita alami.

Salah satu hal positif yang saya geluti selama pandemi ialah hal-hal yang berhubungan dengan alam, nature. Hampir setiap hari saya menonton video tentang kehidupan. Baik itu kehidupan hewan, alam, tumbuhan dan sebagainya. YouTube dalam hal ini berperan besar. Serial alam di channel National Geographic dan Netflix menjadi menu utama saya sehari-hari. Maklum, saat itu, saya lebih banyak di rumah.

Walau sebenarnya saya tertarik memahami alam – salah satu pelajaran favorit saya saat sekolah ialah biologi – namun menonton video-video tersebut benar-benar membuka mata saya tentang bentang alam yang kita tinggali. Betapa ajaib system kehidupan di bumi ini. Amazing.

Saya jadi tahu bahwa ternyata, banyak hewan yang hidup dengan system matriarki, sebuah konsep hidup keluarga yang dipimpin Ibu (betina). Misalnya Gajah, Singa dan Hyena. Saya juga jadi tahu bahwa Singa yang banyak berburu justru yang betina.

Bentang alam yang menakjubkan | Pexel (stein egil liland)

Dalam kerajaan semut, juga ada yang menarik. Misalnya, beberapa jenis semut tahu jika akan mati. Mereka pun akan memilih tempat peristirahatan terakhir mereka. Hal menakjubkan lainnya juga ada dalam dunia tumbuhan. Misalnya, ada beberapa jenis tumbuhan yang memiliki cara unik untuk memangsa serangga. Unik bukan!!?

Namun artikel ini tidak membahas soal dunia hewan, tumbuhan atau alam. Juga bukan tentang manusia saja. Tapi, ini soal yang lebih besar dari itu semua. Yaitu tentang hidup bertanggungjawab. Bahwa manusia merupakan satu spesies yang terikat kuat dengan alam secara keseluruhan.

Kembali ke cerita tadi, kegemaran saya pada alam justru membawa saja ke persoalan kerusakan lingkungan. Ya, dua hal tersebut tentu sangat berkaitan. Saya akhirnya lebih mengenal Greta Turnberg dan apa yang ia perjuangkan, yang sebelumnya hanya kenal nama dan apa yang ia lakukan di Swedia.

Lebih lanjut, saya juga akhirnya memahami dan mendapat alasan kuat mengapa setiap orang yang hidup saat ini perlu menyadari perannya di bumi dan apa yang sebaiknya kita lakukan sebelum semuanya terlambat.

Sampah merusak alam | Pixabay (Yogendras31)

Untuk memotret kondisi planet yang sedang kita tinggali saat ini, berikut beberapa data yang bisa kita renungkan;

Menurut Direktur Jenderal Kelompok Hijau WWF International, Marco Lambertini, yang di kutip dw.com, selama 13 tahun terakhir, bumi telah kehilangan hutan tropis seluas wilayah California, mayoritas beralih fungsi menjadi pertanian. 

Sekedar diketahui, California merupakan wilayah terbesar ketiga di Amerika seluas 423.970 km2  dan berpenduduk sekitar 39,2 juta jiwa. 

Selain itu, menurut artikel yang diupload di situs dw.com, bumi diprediksi akan mengalami pengingkatan suhu lebih tinggi dari ambang batas aman, yaitu 1.5 derajat celcius dalam 20 tahun mendatang. 

Angka tersebut memang terlihat kecil, namun memiliki dampak besar pada bumi. Misalnya akan memicu cuaca ekstrim, banjir bandang hingga kebakaran hutan. Untuk saat ini pun, suhu bumi telah naik pada angka 1.1 derajat celcius, dan bencana yang telah disebutkan di atas telah terjadi di banyak wilayah. Misalnya banjir di German, Belanda dan Belgia yang berlangsung lama dan menjadi bencaja. Kebakaran hutan dalam skala lebih besar daripada sebelumnya juga terjadi di Australia dan Turkiye.

Belum lagi jika kita membahas kerusakan yang terjadi di lautan yang juga semakin mengkhawatirkan. Sampah plastik merupakan salah satu sebab pencemaran di laut, dan telah banyak membuat hewan laut menderita, matinya terumbu karang, hingga terbentuknya microplastic yang berbahaya.

Tentu masih banyak data tentang kerusakan alam yang telah terjadi. Dan hal tersebut merupakan ancaman bagi kehidupan kita, hewan, tumbuhan dan segala yang ada di bumi. Kita, sebagai makhluk berakal yang banyak berkontribusi sudah sepatutnya berhenti sejenak. Mulai memikirkan dan mencari tahu apa yang seharusnya kita evaluasi dan apa yang perlu kita lakukan.

Menanam pohon salah satu upaya melestarikan alam | Freepik (Jcomp)

Kita bisa memulai dari hal kecil seperti membuang sampah pada tempatnya, mengurangi pemakaian plastik sekali pakai, mengurangi produk yang berkontribusi pada kerusakan alam, menanam pohon dan sebagainya.

Mungkin, apa yang kita lakukan sekarang tidak kita terasa manfaatnya secara significan. Namun, hal itu merupakan bentuk tanggungjawab kepada generasi selanjutnya. Anak cucu kita. Pandemi akan segera berakhir, kita pulih, alam juga harus kita pulihkan.

Pulihkan Alam, Mari Hidup Bertanggung Jawab.