Kualitas Generasi Muda Menentukan Nasib Tanah Air di Masa Depan

Kualitas Generasi Muda Menentukan Nasib Tanah Air di Masa Depan

Generasi muda sebagai penerus bangsa

 

Generasi muda sebagai generasi penerus bangsa
Generasi muda sebagai penerus bangsa | Freepick (tirachardz)

 

 

#SobatHebatIndonesiaBaik

#JadiKontributorJadiInspirator

#BerbagiMenginspirasi

#SohIBBerkompetisiArtikel

 

Tidak bisa dipungkiri bahwa salah satu indikasi baik dan buruknya suatu bangsa, terutama di masa yang akan datang, dapat kita lihat berdasarkan kualitas para pemudanya. Mengapa demikian? Karena di masa depan nanti, generasi muda lah yang akan bertanggung jawab memegang kendali atas kelangsungan bangsanya. Jika generasi mudanya tidak mempunyai moral, kompetensi, semangat nasionalisme, dan juga tidak memiliki karakter yang kuat untuk membangun bangsa serta negaranya, maka dapat dipastikan bangsa yang dipimpinnya di masa depan akan hancur. Hal ini juga berlaku sebaliknya. Oleh sebab itu, untuk mencapai kesuksesan bangsa, generasi tua perlu bersungguh-sungguh dalam membentuk generasi muda yang berkualitas tinggi. Bagaimana pun juga, generasi muda merupakan harapan kita semua untuk meneruskan dan mensukseskan cita-cita bangsa.

 

Ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam membentuk generasi muda yang berkualitas. Salah satunya ialah menyesuaikan dengan ideologi bangsa. Kriteria kualitas sebuah generasi tidak luput dari ideologi yang di anut bangsa itu sendiri. Ideologi ini nantinya berfungsi sebagai pedoman atau titik tumpu seperti apa generasi muda yang ingin diciptakan untuk memimpin bangsa tersebut di masa depan. Dalam hal ini, tanah air kita tercinta Indonesia menganut ideologi Pancasila. Dengan demikian, kualitas generasi muda yang dibutuhkan bangsa Indonesia adalah mereka yang memiliki karakter Pancasila. Yakni memegang teguh nilai-nilai Pancasila dan mengamalkannya di dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

 

Selain itu, aspek lain yang menentukan kualitas generasi muda adalah kompetensi. Maraknya persaingan global dewasa ini mendorong generasi muda setidaknya harus memiliki minimal satu keterampilan yang dikuasainya. Para pemuda juga dituntut untuk selalu peka dan memahami teknologi ter-update, mengingat kita hidup di era digitalisasi yang mana inovasi teknologi selalu diselipkan ke dalam sendi-sendi kehidupan masyarakat. Kawula muda perlu meningkatkan kompetensinya agar tidak tertinggal dalam persaingan di dunia kerja sehingga masa depannya bisa lebih terjamin.

 

Aspek yang terakhir adalah kompetisi. Generasi muda yang mempunyai kompetensi diharapkan memiliki daya saing serta mampu bersaing secara global. Hal ini diperlukan agar generasi muda mampu bertahan dalam menghadapi berbagai tantangan yang ada. Selain itu, dengan daya saing yang kuat, generasi muda dapat mempertahankan bahkan meningkatkan status perekonomian bangsanya dalam menghadapi persaingan perdagangan internasional.

 

Hilangnya moral generasi muda
Hilangnya moral generasi muda | Freepick (freepik)

 

Dalam pelaksanaan pembentukan generasi muda yang berkualitas, kita tentunya akan berhadapan dengan beragam tantangan. Lalu, tantangan seperti apa yang akan dihadapi? Tantangan utama yang menjadi red flag bagi kawula muda adalah hilangnya karakter bangsa atau lunturnya moral. Hal ini dapat disebabkan oleh beragam nilai yang bertentangan dengan Pancasila. Contohnya seperti pembunuhan, korupsi,  pelecehan seksual, westernisasi, dan lain sebagainya.

 

Tidak bisa kita pungkiri bahwa pada realitanya, nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila telah luntur di kalangan masyarakat dewasa ini, termasuk para pemudanya. Meskipun Pancasila lahir dari sifat yang telah lama melekat pada masyarakat Indonesia di masa lalu, namun pada kenyataannya di masa sekarang telah mengalami perubahan. Perubahan tersebut disebabkan oleh berbagai faktor. Salah satunya adalah pengaruh globalisasi yang memungkinkan masuknya budaya atau lifestyle asing ke dalam kehidupan masyarakat tanah air. Selain itu, kurangnya pengetahuan dan pengamalan masyarakat khususnya generasi muda mengenai pentingnya menjaga keutuhan ideologi bangsa, membuat kultur dan budaya asing diserap begitu saja.  Hal ini menimbulkan terjadinya perubahan dan pembauran kebudayaan, modernisasi, hilangnya  jiwa nasionalisme, keguncangan budaya, dan melemahnya nilai-nilai budaya bangsa. Dampak tersebut membawa pengaruh yang besar bagi Indonesia.

 

Berbagai dampak yang disebutkan di atas sudah sangat mudah ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Generasi muda zaman sekarang cenderung mengikuti gaya hidup asing seperti budaya Barat maupun Korea yang kini banyak digandrungi generasi muda tanah air. Para pemuda sekarang juga cenderung memiliki sifat konsumtif, hedonisme dan mengutamakan kesenangan semata sebagai tujuan hidupnya. Berbelanja barang-barang bermerk, berpakaian minim, mengenal minuman keras, rokok, narkoba, seks bebas, kian diniliai sebagai label anak yang “gaul”. Tak jarang kita jumpai orang-orang yang tidak mengikuti stereotip anak “gaul” yang disebutkan tadi, kerap kali dipandang sebagai anak yang “cupu”, “sok suci”, dan lain sebagainya.

 

Berkat teknologi yang semakin canggih, tidak sedikit juga kita jumpai generasi muda yang kecanduan akan suatu media seperti bermain game, menonton film/drama, hingga kecanduan bermain platform media sosial yang sedang ramai digunakan seperti Tiktok, Instagram, Youtube, dan platform hiburan lainnya. Konten-konten yang disajikan pada platform tersebut, tanpa disadari membuat sebagian besar generasi muda sekarang cenderung lebih gemar mencontoh sesuatu daripada dicontoh. Satu dari sekian contohnya adalah anak muda sekarang lebih tertarik untuk mengikuti trend atau sesuatu yang tengah viral dan disukai oleh banyak orang. Para pemuda mengikutinya tidak lain agar mereka mendapatkan perhatian, pengakuan, serta digandrungi oleh orang banyak. Hal ini tentu memberikan dampak yang negatif berupa hilangnya kepercayaan diri terhadap mereka yang tidak terlalu mengikutinya. Selain itu, dampak lain yang ditimbulkan dari masalah ini adalah generasi muda akan kehilangan kreatifitas di dalam dirinya lantaran mereka selalu mencontoh perilaku dan cara berpikir seperti apa yang mereka lihat di jejaring sosial.

 

Recover Together, Recover Stronger
Recover Together, Recover Stronger | Freepick (rawpixel.com)

 

Sebagai masyarakat Indonesia, kita tentu tidak menginginkan kehancuran menimpa tanah air yang kita cintai ini. Perlu kita ketahui bahwa misi mensukseskan cita-cita bangsa bukan hanya tanggung jawab generasi tua saja, melainkan kewajiban seluruh warga negara Indonesia. Oleh karena itu, generasi muda perlu menyadari bahwa mereka mempunyai peran yang istimewa dalam mengisi pembangunan dan mempertahankan kemerdekaan bangsa.  Generasi muda diharapkan selalu menanamkan nilai-nilai positif di dalam dirinya dan tetap menempa diri menjadi pribadi yang percaya diri, inovatif, kreatif, memiliki solidaritas yang kuat dan semangat nasionalisme yang tinggi.

 

Tuhan telah menetapkan manusia di usia mudanya memiliki kondisi paling prima. Maka dari itu, sebelum umur semakin bertambah tua, kawula muda perlu mulai bersungguh-sungguh memanfaatkan waktu dan kesempatan yang telah Tuhan berikan untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat, bukan sebatas mengejar kesenangan semata. Mari bersama-sama kita tanamkan kesadaran di dalam diri sendiri agar dapat menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Berharap tercipta sinergi yang kuat antar masyarakat Indonesia untuk menciptakan masa depan yang cerah berasama-sama. Recover Together, Recover Stronger, tidak ada kata terlambat selagi kita mulai melangkah.

 

Referensi bacaan bersumber dari ringkasan pribadi dari perkuliahan