KH Ahmad Dahlan: Ulama Besar Pendiri Muhammadiyah

KH Ahmad Dahlan: Ulama Besar Pendiri Muhammadiyah

KH Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah | Wikimedia Comons

Muhammadiyah merupakan salah satu organisasi Islam yang ada di Indonesia.

Organisasi ini sudah berkembang di Indonesia dalam jangka waktu lama, sejak awal abad ke-20 dan masih bertahan hingga saat ini.

Latar belakang kemunculan organisasi Muhammadiyah adalah untuk memperbarui ajaran Islam yang berkembang di Indonesia agar sesuai dengan ajaran Al-Quran dan Hadis.

Selain itu, pembentukan Muhammadiyah juga bertujuan untuk memajukan umat Muslim dalam menghadapi berbagai tantangan pada periode tersebut.

Muhammadiyah akan memasuki usia yang ke-111 tahun dalam perayaan milad yang dilaksanakan pada besok hari, 18 November 2023.

Usia yang panjang tersebut juga menjadi tanda bahwa Muhammadiyah memiliki peran penting dalam proses negara Indonesia, sejak sebelum kemerdekaan hingga saat ini.

Bicara soal Muhammadiyah, SohIb tentu tidak bisa lepas dari sosok pendiri organisasi Islam tersebut, yakni KH Ahmad Dahlan.

Bahkan, penetapan Milad Muhammadiyah setiap tahunnya juga berdasarkan pada tanggal terbentuknya organisasi tersebut oleh KH Ahmad Dahlan.

Bagaimana kisah dari pendiri dari Muhammadiyah tersebut?

Baca juga: Tokoh Bangsa yang Menerima Gelar Pahlawan Nasional 2023, Ada Siapa Saja?

Keturunan Ulama

KH Ahmad Dahlan lahir di Yogyakarta pada 1 Agustus 1868.

Tokoh yang memiliki nama kecil Muhammad Darwis ini lahir dari keluarga yang memiliki latar agama Islam yang kuat.

Ayah dari KH Ahmad Dahlan adalah KH Abu Bakar bin KH Sulaiman, seorang ulama yang juga menjadi khatib atau penceramah di Masjid Besar Kesultanan Yogyakarta.

Sementara itu, ibu dari KH Ahmad Dahlan bernama Siti Aminah yang merupakan putri dari seorang penghulu di Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat pada periode tersebut.

Tinggal di Kampung Kauman, Yogyakarta, KH Ahmad Dahlan di masa muda tumbuh dengan lingkungan keagamaan yang sangat kental.

Ia dididik langsung oleh sang ayah dalam hal pengetahuan agama.

Selain itu, KH Ahmad Dahlan juga berguru ke beberapa ulama lainnya, seperti KH Muhammad Saleh, KH Muhsin, KH Mahfuz, dan lainnya.

Pada usia 15 tahun, KH Ahmad Dahlan pergi ke Mekkah untuk melaksanakan ibadah haji serta bermukim di sana selama lima tahun.

Dalam kurun waktu tersebut, KH Ahmad Dahlan memperdalam ilmu agama bersama para ulama yang ada di sana, salah satunya dengan belajar kepada Syaikh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi.

Proses pembelajaran yang dilakukan di Mekkah inilah yang membentuk pemikiran seorang KH Ahmad Dahlan dan menjadikannya salah satu tokoh pembaruan Islam pada periode tersebut.

Baca juga: Trio Amrullah dari Pinggir Danau Maninjau

Mendirikan Muhammadiyah

Muhammadiyah | Facebook Persyarikatan Muhammadiyah
Muhammadiyah | Facebook Persyarikatan Muhammadiyah

Pada 18 November 1912, KH Ahmad Dahlan membentuk Muhammadiyah di Yogyakarta sebagai salah satu organisasi Islam besar, selain Nahdlatul Ulama, di Indonesia pada masa itu.

Selain latar belakang yang sudah dituliskan di awal, pembentukan organisasi Muhammadiyah juga bertujuan untuk mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya di Indonesia.

Situasi masyarakat Indonesia yang pada periode tersebut dianggap menyimpang dari ajaran agama menjadi salah satu alasan dari hal tersebut.

Selain itu, pemikiran yang dimiliki oleh KH Ahmad Dahlan sepulang dari Mekkah juga turut mempengaruhi terbentuknya organisasi Muhammadiyah pada tahun itu.

Salah satu cara yang dilakukan agar tujuan terbentuknya Muhammadiyah bisa tercapai adalah dengan mendirikan lembaga pendidikan di Indonesia.

Baca juga: Memperingati Hari Pahlawan 10 November, Saatnya yang Muda yang Kreatif!

Peduli dengan Pendidikan

SohIB bisa menemukan banyak lembaga pendidikan dari Muhammadiyah hampir di setiap kota yang ada di Indonesia pada saat ini.

Lembaga pendidikan ini juga berasal dari berbagai tingkatan yang berbeda, mulai dari taman kanak-kanak, sekolah dasar, hingga universitas.

Keberadaan lembaga pendidikan Muhammadiyah ini tidak lepas dari pemikiran awal terbentuknya organisasi ini pada masa lampau.

Berbekal pengalamannya menempuh jenjang pendidikan di pesantren dan Mekkah, KH Ahmad Dahlan memiliki pemikiran bahwa pendidikan Islam di Indonesia harus ada pembaruan.

Dirinya beranggapan bahwa perlu pendekatan yang lebih modern dalam pengajaran pendidikan Islam pada periode tersebut.

Dalam laman Muhammadiyah.or.id dituliskan bahwa KH Ahmad Dahlan akhirnya berhasil mendirikan tempat belajar yang diberi nama Madrasah Ibtidaiyah Diniyah Islamiyah (MIDI) di ruang tamunya pada 1 Desember 1911.

Terdapat tiga aspek penting yang disoroti KH Ahmad Dahlan dalam proses pembaruan pendidikan Islam di Indonesia pada masa itu.

Tiga aspek tersebut adalah pembaruan tujuan pendidikan, pembaruan teknik penyelenggaraan pendidikan, dan proses pembelajaran.

Dengan pembaruan ketiga aspek tersebut diharapkan masyarakat Islam tidak hanya sekedar menghafal Al-Quran maupun Hadis, tetapi juga mengamalkan ajaran yang terkandung di dalamnya pada kehidupan sehari-hari.


Referensi:
- Wahyu Lenggono, "Lembaga Pendidikan Muhammadiyah (Telaah Pemikiran K.H. Ahmad Dahlan tentang Pembaruan Pendidikan Islam di Indonesia)" dalam Jurnal Islamadina, no. 1, vol. 19, 2018, hal. 43.62.
- https://muhammadiyah.or.id/kh-ahmad-dahlan-pencetus-madrasah-modern-di-nusantara/