Kesalehan Berdigital Menjelang Pemilu 2024

Kesalehan Berdigital Menjelang Pemilu 2024

Masyarakat Indonesia dalam Berdigital | (sumber gambar: dokumentasi pribadi)

#SohIBBerkompetisiArtikel Indonesia merupakan negara demokrasi, yang mana kebebasan berpendapat sangat dijunjung tinggi, termasuk di dunia digital. Sebagai negara demokrasi, pemilu menjadi momen penting bagi masyarakat Indonesia, karena di momen itulah setiap individu dapat menggunakan haknya untuk memilih pemimpin guna menentukan masa depan bangsa. Di Indonesia, pemilu diselenggarakan setiap 5 tahun sekali.

Masyarakat Indonesia dalam Berdigital (sumber gambar: dokumentasi pribadi)

Menjelang pemilu 2024, diskusi di masyarakat Indonesia kian marak. Tokoh-tokoh politik calon pemimpin bangsa mulai hangat dibicarakan di masyarakat. Hal ini menyebabkan terjadinya tsunami informasi, baik itu informasi fakta, rumor, maupun isu. Rumor adalah informasi yang belum terverifikasi kebenarannya. Rumor seringkali berkaitan dengan kejadian atau situasi yang kontroversial atau menimbulkan kekhawatiran, dan dapat mempengaruhi persepsi masyarakat dan menimbulkan kebingungan atau kepanikan. Sementara isu merupakan topik atau masalah yang sedang diperbincangkan oleh masyarakat secara umum, dan seringkali mempengaruhi keputusan atau tindakan yang diambil oleh masyarakat atau pemerintah.

Masyarakat Indonesia Mengikuti Pelatihan Digital (sumber gambar: dokumentasi pribadi)

Informasi, rumor, dan isu yang marak di masyarakat tidak hanya bersifat positif, namun sering kali kita ketahui dalam bentuk negatif. Berdasarkan data Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) melalui Indonesiabaik.id bahwa Kominfo mencatat telah melakukan penanganan terhadap 238.226 konten negatif selama periode 1 Januari-31 Desember 2022. Selain itu berdasarkan Data Statistik Penangangan Konten Internet Negatif Pada Situs Kominfo mencatat total pemblokiran konten negatif mencapai  437.741. Sementara pada triwulan pertama di tahun 2023 berdasarkan data Kominfo, Kominfo telah mengidentifikasi sebanyak 425 virus dusta (isu hoaks) yang beredar di website dan platform digital. Jumlah itu lebih tinggi dibandingkan pada triwulan pertama tahun 2022 yang mencapai 393 virus dusta.

Masyarakat Indonesia di Era Digitalisasi (sumber gambar: dokumentasi pribadi)

Di sisi lain, berdasarkan survei  Digital Civility Index (DCI) tahun 2020 yang dibuat oleh Microsoft, menempatkan Indonesia pada posisi teratas sebagai negara paling tidak sopan se-Asia Tenggara. Indonesia menempati posisi paling buruk diantara negara lainnya di Asia Tenggara, posisi 29 dari 32 negara. Hanya unggul Meksiko, Rusia, dan Afrika Selatan. Singapura menjadi negara dengan netizen paling sopan dengan skor 59, menempati posisi ke-4 di dunia setelah Belanda, Inggris, dan Amerika Serikat.

Banyaknya rumor, isu, konten negatif, virus dusta, hingga tingkat kesopanan masyarakat Indonesia yang masih rendah. Maka dari itu penting bagi kita masyarakat Indonesia untuk dapat meningkatkan kesalehan berdigital. Salah satu caranya adalah dengan "saring sebelum sharing". Setidaknya ada 3 hal yang harus diperhatikan sebelum membagikan inforamasi. Pertama, apakah informasi tersebut benar? Cek kebenarannya terlebih dahulu. Kedua, apakah informasi tersebut penting untuk diketahui masyarakat luas? Ketiga, apakah informasi tersebut bermanfaat bagi orang lain? Jika salah satu dari tiga hal ini tidak terpenuhi maka lebih baik informasi tersebut berhenti di kita dan tidak perlu disebar luaskan kembali.

Selain itu, untuk mencegah tersebarluasnya informasi negatif, maka kita juga bisa melaporkan terkait konten bermuatan negatif  melalui laman aduankonten.id, email aduankonten@kominfo.go.id, maupun melalui akun Twitter @aduankonten. Atau bisa juga melalui WhatsApp di nomor 08119224545.

Kita sebagai masyarakat digital dengan akun media sosial kita juga dapat berperan aktif memproduksi konten-konten positif dan menyebarkan informasi-informasi baik yang bermanfaat bagi masyarakat. Bijak mengelolah dan memproduksi informasi. Jangan membuat suatu keputusan atau suatu tindakan hanya berdasarkan sesuatu yang viral, hanya karena banyak orang yang melakukan hal itu bukan berarti hal itu merupakan pilihan yang terbaik. Apa yang baik dan benar belum tentu viral. Apa yang viral belum tentu baik dan benar.

Mari sama-sama belajar meningkatkan kesalehan berdigital menjelang pemilu 2024. Jangan mudah menyebarluaskan ujaran kebencian guna mewujudkan pemilu yang tertib dan anti hoaks.