Kemendikbudristek Siapkan Program Unggulan untuk Hadapi Industri 4.0

Kemendikbudristek Siapkan Program Unggulan untuk Hadapi Industri 4.0

the enthusiasm of students to learn, happy national education day | Unsplash (Mufid Majnun)

#SobatHebatIndonesiaBaik #JadiKontributorJadiInspirator #BerbagiMenginspirasi #SohIBBerkompetisiArtikel

Dunia teknologi kian melesat bak bintang jatuh, setiap negara berlomba-lomba membangun dan mengembangkan industri berbasis teknologi/informasi. Berusaha meningkatkan efektivitas sekaligus efisiensi laju komoditas produksi. Demi mencapai misi tersebut, masing-masing negara memerlukan sumber daya manusia yang mampu selaras dengan perkembangan ataupun transformasi teknologi.

Perusahaan berbasis teknologi digital | Unsplash (Christina)

Indonesia sebagai negara terkaya urutan nomor lima Se-Asia Tenggara mempunyai banyak potensi di berbagai bidang, seperti; agrobisnis, kemaritiman, pariwisata, energi/pertambangan dan kreatif digital. Naasnya, sumber daya manusia yang dihasilkan lebih banyak dibandingkan jumlah lapangan pekerjaan. Selain itu, adanya kompetensi SDM yang belum memumpuni bahkan tidak setala dengan kebutuhan industri, sehingga sulit diserap dalam dunia kerja.

Hal ini dibuktikan masih tingginya angka pengangguran di Indonesia, Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan bahwa yang berkontribusi besar memengaruhi angka pengangguran jika dilihat dari tingkat pendidikan, salah satunya adalah lulusan SMK (Sekolah Menengah Kejuruan). Pada tahun 2021 lulusan SMK yang menganggur tercatat 11,13% sedangkan tahun 2022 mengalami penurunan hingga 10,38%. Kendati demikian, dibandingkan jenjang pendidikan lainnya, SMK masih menjadi sumbangsih tertinggi terhadap angka penangguran terbuka di sektor pendidikan. Perlu diingat, angka pengangguran di Indonesia bulan Februari tahun 2022 mencapai 8,40 juta orang dan ini masih tergolong tinggi.

Guna mengakali terhambatnya pertumbuhan ekonomi tersebut. Pemerintah daerah bersama Kementerian Pendidikan, Budaya, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menciptakan program unggulan untuk mengembangkan sumber daya manusia ke arah lebih baik (peningkatan kualitas dan kinerja), salah satunya melalui SMK PK (Sekolah Menengah Kejuruan Pusat Keunggulan). Program ini bertujuan untuk membangun dan mengembangkan kompetensi berbasis keahlian tertentu pada siswa/terdidik agar nantinya mereka siap diserap dalam lingkungan kerja yang kompetitif.

Editorial, kembali ke sekolah, bekerja | Unsplash (Mars Sector-6)

Selain siswa, tenaga pendidik akan menerima pendampingan dan pelatihan khusus guna menunjang kurikulum berlandaskan Teaching Factory (TeFa). Hal ini berfungsi agar jajaran pendidik mampu menerapkan manajemen dan pengajaran berbasis dunia kerja, dunia usaha, serta dunia industri.

Untuk itu, sangat perlu diadakannya kolaborasi dan elobarasi yang komprehensif sekaligus holistik antara pemangku kepentingan pendidikan (keluarga siswa, tenaga pendidik, Pemda, perusahaan terkait, dan instansi pendidikan). Kenapa demikian? Karena tiap stakeholder mempunyai peran, fungsi, beserta implikasi yang krusial. Jika salah satu terdapat masalah maka mobilitas program SMK PK akan tersendat. Pertama, Pemda diharapkan mampu melakukan seleksi secara saksama terhadap SMK yang siap menerima program pusat keunggulan; melakukan sosialisasi, observasi, asesmen, dan penetapan kesepakatan penyelanggaraan  program SMK PK. Tentunya, dibantu secara konsultatif oleh Kemendikbubristek sebagai konduktor utamanya.

Elobarasi dan kolaborasi antar pemangku kepentingan | Unsplash (Airfocus)

Kemudian, perusahaan yang terlibat program SMK PK mau mengirimkan staff ahli untuk memberikan pelatihan dan pendampingan intensif terhadap guru maupun siswa. Di sisi lain, pihak pendamping dari universitas terpilih ikut serta dalam mengawasi, menilai, dan mengevaluasi hasil kerja dari berbagai sinergisitas yang ada di sekolah. Hal ini dilakukan agar pihak pendamping bisa mencari kelebihan, kelemahan dan potensi, entah berdasarkan sumber daya manusia ataupun sarana/prasana ruang lingkup sekolah.

Terakhir, karena program ini berjalan empat tahun sesuai Rencana Kerja Jangka Menengah (RJKM). Pihak-pihak yang diberi dana atau mengerluarkan dana anggaran, harus membuat peta jalan yang konkret supaya dana yang dialokasikan tepat sasaran agar segala jenis kegiatan terkait program SMK PK dapat dipertanggungjawabkan. 

Maka dari itu, demi kesejahteraan ekonomi dan sosial negara Indonesia, marilah kita saling bahu-membahu untuk membangun sumber daya manusia dengan kinerja, kualitas, serta kompetensi yang mampu bersaing bahkan beradaptasi terhadap perkembangan industri/teknologi.