Frugal Living, Gaya Hidup Sederhana Pangkal Kaya

Frugal Living, Gaya Hidup Sederhana Pangkal Kaya

Ilustrasi Dua Orang yang Sedang Memperhitungkan Pemasukan dan Pengeluaran Mereka | Freepik.com(our-team)

“Gen Z nanti bisa beli rumah gak, ya?”

SohIB mungkin pernah membaca berbagai macam artikel maupun postingan-postingan di media sosial yang mengatakan bahwa Gen Z akan kesulitan membeli atau membangun rumah, kan?

Harga properti yang semakin tinggi membuat semakin banyak anak muda yang kesulitan untuk membeli rumah. Sebenarnya, tidak hanya Gen Z maupun generasi di bawahnya saja yang merasakan betapa sulitnya membeli rumah di era ini. Namun, generasi di atasnya juga masih banyak yang belum memiliki tempat tinggal sendiri dan memilih untuk menyewa.

Di balik semakin mahalnya harga properti, barang-barang kebutuhan lain juga turut mengalami kenaikan, loh, SohIB. Hal ini membuat banyak orang menjadi lebih melek akan manajemen keuangan mereka.

Beberapa waktu belakangan, muncul istilah populer, frugal living. Katadata menjabarkan, istilah ini bermakna pada konsep gaya hidup hemat dan masuk akal untuk membantu mencapai tujuan keuangan di masa depan.

Mulai banyak orang yang menerapkan konsep hidup frugal living ini di kehidupan mereka. Uniknya, SohIB, banyak juga yang berhasil membeli rumah dan kendaraan pribadi berkat gaya hidup serba hemat ini.

Frugal living bukan berarti pelit terhadap diri sendiri, ya, SohIB! Frugal living didasari oleh prinsip dan strategi untuk mencapai sebuah tujuan. Orang-orang penganut frugal living cenderung akan mengevaluasi pengeluarannya, membuat skala prioritas, bahkan investasi.

Saat dihadapkan dengan beberapa kebutuhan mendesak, penganut paham hemat pangkal kaya ini akan memperhitungkan berapa banyak pengeluaran yang harus dikeluarkan saat akan membeli barang tersebut. Terkadang, memilih untuk membeli barang yang lebih mahal namun dapat digunakan berulang kali juga merupakan sebuah opsi terbaik. Hal ini dianggap sebagai investasi barang jangka lama.

3 Langkah Pertama Hidup Hemat dengan Smart

Sementara itu, pelit berarti tidak segan untuk ‘menyiksa’ diri sendiri. Orang yang bergaya hidup pelit menganggap barang-barang yang terlalu mahal tidak patut dibeli. Mereka cenderung untuk membeli dengan harga murah tanpa mempertimbangkan berbagai faktor lainnya. Orang-orang seperti ini tidak begitu paham esensi investasi dan pengelolaan uang.

Frugal living juga mempunyai tujuan yang jelas dalam pengelolaan uang. Mereka yang menjalani gaya hidup ini benar-benar menata dan mengalokasikan dananya untuk berbagai macam hal. Bahkan walaupun sedang menghemat pengeluaran, orang yang melakukan gaya hidup ini juga tidak segan untuk beramal. Hal ini dikarenakan alokasi dana dan skala yang sudah mereka buat. Jadi, frugal living juga dapat dianggap sebagai gaya hidup yang cerdas dan cermat.

Ilustrasi Saat Membuat Financial Planning | Freepik.com (pressfoto)

Dalam frugal living, hidup sederhana dan tidak terpengaruh oleg tren adalah kunci. Tidak perlu membeli barang baru saat barang lama masih dapat digunakan dengan baik. Tidak perlu juga membeli barang hanya karena termakan promosi influencer di dunia maya.

Bergaya sesuai dengan kebutuhan adalah sebuah keharusan, ya, SohIB! Jangan karena banyak hal yang diinginkan, kamu menjadi boros dan mengeluarkan uang dengan sia-sia. Konsep hidup, “buy what you need, not you want”, atau hanya beli sesuatu yang kamu butuhkan, bukan kamu inginkan, harus diajarkan sedari dini.

Dengan frugal living, SohIB jadi mempunyai perencanaan keuangan yang jelas. Hidup sederhana tanpa memandang gengsi juga akan membantu SohIB untuk menabung lebih banyak uang yang dapat digunakan sebagai bekal di masa depan.

Bukan tidak mungkin jika di masa depan, kamu bisa membeli barang-barang yang dibutuhkan seperti rumah atau kendaraan pribadi. Bahkan, Kementerian Keuangan juga menghimbau para pegawainya untuk dapat memulai gaya hidup hemat ini, loh, SohIB!

Dikutip dari Kemenkeu.go.id, untuk melakukan gaya hidup frugal living ini, kamu harus memiliki tujuan finansial yang jelas dan masuk akal. SohIB harus menganalisa kebutuhan dan keinginan sebelum membeli sesuatu dan tentu saja hindari hutang konsumtif. Lebih lanjut, tidak terpengaruh tren serta sadar bahwa masih ada masa depan yang harus diperjuangkan juga harus menjadi perhatian.

5 Alasan Kamu Harus Beralih ke Kompor Induksi, Hemat dan Aman

Bagaimana, SohIB? Berani memulai hidup frugal living dari sekarang?