3 Langkah Pertama Hidup Hemat dengan Smart

3 Langkah Pertama Hidup Hemat dengan Smart

Selagi masih muda harus pandai mengatur keuangan | Sumber: Unsplash (towfiqu barbhuiya)

Era digital ini benar-benar membuat segala kebutuhan menjadi serba praktis. Terlebih, melakukan berbagai transaksi pembayaran dan jual-beli secara daring bukan lagi hal yang asing dan sulit dilakukan. Tak terkecuali yang satu ini. Siapa yang tidak suka berbelanja? Banyak di antara kita yang menjadikan aktivitas tersebut tidak hanya sebagai kepentingan, melainkan juga hobi dan pelepas stres.

Banyak platform digital seperti Shopee, Tokopedia, Bukalapak, Lazada, dan lain sejenisnya yang selain menawarkan kemudahannya, juga menyuguhkan berbagai promosi menarik seperti potongan diskon, gratis ongkos kirim, cashback, hingga undian berhadiah. Hal ini turut memicu keinginan untuk lebih sering membeli sesuatu, meski dalam konteks yang kurang perlu. Apakah SohIB juga merasakan hal yang sama?

Kebiasaan menghamburkan uang ini apabila tidak segera diubah, dapat menjadi bumerang lo, SohIB! Alih-alih mulai menabung sejak dini, justru akan menimbulkan masalah baru di kemudian hari. Tentunya kamu nggak mau kan, jika menjadi ‘miskin’ di masa depan akibat ulah sendiri?

Memulai hidup dengan mengubah ‘haluan kapal’ agar menuju arah yang lebih baik tentunya tidak semudah yang kita bayangkan. Namun, berkomitmen dengan diri untuk mengambil langkah kecil dan konsisten dengan hal tersebut, bukan tidak mungkin akan menjadi perubahan luar biasa. Berikut ini adalah 3 langkah pertama yang bisa SohIB lakukan menuju hidup hemat dengan smart! Kita simak bersama-sama, yuk!

Baca juga: SohIB Berkelas: Content Writing 101: Melakukan Riset dan Membuat Konten Berdasarkan Tren

Petakan Kebutuhan vs Keinginan

https://unsplash.com/photos/5yP83RhaFGA Photo by Arturo Rey on Unsplash

Menginginkan dengan membutuhkan sesuatu adalah dua hal yang berbeda meski terdengar serupa. Karena itu, langkah paling awal berhemat adalah memetakan kedua hal tersebut. Ingat-ingat kembali apa saja yang kita beli, paling tidak selama 2 bulan belakangan ini. Tuliskan dalam bentuk dua tabel, “Kebutuhan” dan “Keinginan”. Saran paling mudah untuk memetakan keduanya adalah bagi mana yang rutin kita beli dalam kurun waktu tersebut dan mana yang kita beli sesekali saja.

Biasanya, beberapa hal yang bisa dikategorikan sebagai kebutuhan adalah:

  • Bahan makanan pokok seperti beras, air mineral, minyak goreng, dan bumbu dapur.
  • Kebutuhan basah seperti alat mandi, mencuci pakaian, dan kebersihan barang.
  • Tagihan listrik, internet, dan bensin (apabila memiliki kendaraan).
  • Uang saku harian.
  • Dana darurat.
  • Tabungan.

Dari rapor yang kita buat, dari sana akan terlihat gaya kita dalam membelanjakan uang. Apakah termasuk ke dalam orang yang lebih banyak shopping untuk hal yang memang perlu atau hanya ‘lapar mata’.

Manage Keuangan dengan Angka Mundur

Hitungan mundur? Apa ya, masudnya?

Pernahkah SohIB mendengar formula alokasi uang dengan 40-30-20-10? Yup, menjadi salah satu cara yang paling sering digunakan orang dalam mengatur keuangan, formulasi ini memecah prosentase alur uang kita agar lebih tertata dan disiplin pada pos yang sudah ditetapkan.

Biasanya, orang dengan metode ini akan menghitung total pemasukannya, kemudian membaginya ke dalam beberapa pos. 40% salary bisa kita gunakan untuk kebutuhan sehari-hari atau pada “tabel kebutuhan” yang sudah disusun. Kemudian alokasikan 30% untuk cicilan produktif, 20% untuk dana darurat, tabungan, maupun investasi, dan 10% untuk ‘sarana kebaikan’ atau berdonasi.

Menggunakan cara ‘hitungan mundur’ ini dapat SohIB ubah sesuai dengan kondisi lapangan, ya! Misalnya, bagi kamu yang belum berpenghasilan, tinggal dengan keluarga yang dapat mencukupi kepentingan kita, dan selalu memiliki uang saku lebih setiap bulan, dapat mengubah angka dana tabungan lebih besar setelah memangkas biaya cicilan.

Intinya, dengan mengkotak-kotakan keuangan dengan cara yang bijaksana, maka keinginan untuk menggunakan uang akan lebih menurun. Pastikan pos-pos formula ini sesuai pada tempatnya dan buatlah diri kita tertib akan aturan tersebut. Jangan lupa dicoba ya, SohIB!

Baca juga: SohIB Bercerita: Inspirasi Perempuan Berani Bawa Perubahan

Jangan Memaksakan Diri

Jika sebelumnya kalap dalam berbelanja, sekarang malah terlalu hidup hemat! Bersemangat untuk mengatur isi dompet kita memang harus, tetapi jangan sampai khilaf, lo! Hidup ekonomis tidak perlu sampai pelit dengan diri sendiri.

Jadikan langkah cermat SohIB sebagai motivasi untuk lebih cerdas dalam mengelola uang dan menjadi gaya hidup yang konsisten ke depannya. Terlalu memaksakan diri hanya akan membuat kita kurang menikmati setiap proses yang sedang berjalan.

Tidak harus terburu-buru mengubah kebiasaan dalam waktu sekejap berpotensi lebih cepat bosan dan kurang komitmen. Pangkas sedikit demi sedikit ‘tabel keinginan’ dan revisi beberapa hal yang sudah berjalan di ‘tabel kebutuhan’.

Contohnya, apabila terbiasa menggunakan jasa laundry, berikan jeda waktu sesekali dalam satu bulan untuk mencuci pakaian dengan detergen milik sendiri. Lakukan perlahan dan konsisten hingga pada tahap cost jasa laundry sudah berganti menjadi mencuci sendiri. Saat kamu terbiasa membeli kopi di cafe, kontrol pengeluaran tersebut dengan menyeduh kopi sachet di rumah.

Satu-satunya yang bisa mengendalikan keinginan kita adalah diri kita sendiri. Berikan waktu untuk menerima dan berjuang menjalani kehidupan yang lebih berkualitas, lebih menghargai uang, dan meningkatkan diri dengan soft skill yang berguna.

Setelah membaca penjabaran di atas, menurut kamu, mana yang bisa segera diimplementasikan? Hidup hemat memang tidaklah semudah yang kita bayangkan. Namun, dengan cara-cara smart, berhemat jadi lebih possible untuk kita jalankan, betul tidak?

Jangan lupa untuk terus ikuti artikel-artikel seru lainnya hanya di sohib.indonesiabaik.id! Banyak lo, informasi menarik nan lengkap yang harus banget SohIB baca. So, sampai berjumpa lagi dan salam Sobat Baik Indonesia Hebat! (AJ)