3 Alasan Mengapa Kamu Harus Stop Sistem Kebut Semalam

3 Alasan Mengapa Kamu Harus Stop Sistem Kebut Semalam

Sistem kebut semalam sebagai cara mempersiapkan ujian | Sumber foto: Timer Higher Education

#SobatHebatIndonesiaBaik #JadiKontributorJadiInspirator #BerbagiMenginspirasi

Dua minggu lagi ujian akhir semester nih, kamu udah mulai nyicil materi?

Ahh, aku belajarnya sks aja nanti!

Kalau lagi di masa ujian gini, SohIB pasti setuju kalau sistem kebut semalam adalah hal yang populer di kalangan mahasiswa. Sebenarnya, sistem kebut semalam ini efektif nggak ya, untuk kita?

Sistem Berpacu dengan Waktu

Sistem kebut semalam disingkat sebagai SKS, merupakan sebuah metode belajar yang banyak digunakan oleh pelajar atau mahasiswa di mana pengerjaan tugas atau persiapan untuk ujian dilakukan pada hari terakhir sebelum deadline atau pelaksanaan ujian. Bisa dibayangkan dong SohIB betapa lelahnya kita kalau harus menyelesaikan seluruh tugas atau materi yang mungkin tidak sedikit hanya dalam waktu satu malam.

Salah satu penyebab mengapa kebanyakan pelajar atau mahasiswa lebih menyukai sistem kebut semalam adalah perasaan terbebani karena belajar. Padahal, belajar seharusnya menjadi kebutuhan bagi pelajar atau mahasiswa untuk mengembangkan pemahaman mengenai suatu objek.

Sayangnya, perasaan terbebani yang dimiliki oleh pelajar atau mahasiswa menurunkan kebutuhan ini dan mendorong mereka untuk menunda belajar dan mengerjakan ujian. Sejak itulah muncul kebiasaan sistem kebut semalam. 

Apakah Efektif?

Jika ditanya apakah sistem ini efektif untuk diterapkan oleh kita, sayangnya jawabannya adalah TIDAK. Berikut ini adalah tiga alasan kenapa sistem kebut semalam tidak efektif untuk diterapkan:

1. Menurunkan Kesehatan

Ketika kita mempersiapkan tugas atau ujian di hari terakhir pengumpulan, apa kamu lakukan? Ya, begadang. Kita semua paham kalau begadang memiliki dampak yang kurang baik bagi kesehatan kita. Tubuh yang seharusnya berada pada jam istirahat masih harus dipacu dengan keras untuk mengerjakan tugas.

Dampaknya, adalah stres, menurunnya konsentrasi, mudah lelah, emosi yang tidak stabil, menurunnya sistem kekebalan tubuh, dan lain sebagainya. Begadang karena sistem kebut semalam juga bisa membuat otak kita panik dan lelah. Hal ini menimbulkan adanya gangguan memori pada otak. Nah lho, sistem kebut semalam justru membuat otak kita tidak bekerja dengan maksimal.

2. Hasil Kurang Maksimal

Jika kita mempersiapkan ujian atau tugas di hari terakhir sebelum pengumpulan, maka hasilnya akan berbeda dibandingkan jika kita mempersiapkannya dari jauh-jauh hari. Ketika kita memiliki lebih banyak waktu untuk mengerjakan tugas atau belajar, ada lebih banyak kesempatan yang terbuka bagi kita untuk mengeksplor materi lebih banyak, membaca buku atau jurnal lebih banyak, dan mendapatkan input yang berguna bagi pengerjaan tugas atau ujian kita lebih banyak. Singkatnya, waktu yang lebih banyak dapat mendorong kita mempersiapkan diri dengan lebih baik.

Sedangkan, jika kita mempersiapkan tugas atau ujian di hari terakhir yang akan terjadi adalah tidak banyak materi yang mampu kita serap. Hal ini terjadi karena waktu yang kita miliki sangat singkat dan menurunnya kemampuan otak karena gangguan memori akibat panik atau kelelahan. Persiapan yang kurang matang ini dapat berdampak pada hasil akhir dari tugas atau ujian yang kurang memuaskan. Jika sudah seperti ini, apakah kamu akan menyesal?

3. Mendukung Perilaku Prokrastinasi

Sistem kebut semalam tanpa sadar mendukung perilaku menunda belajar. Hal ini membuat kita terbiasa mengatakan ‘nanti’ terhadap kebutuhan untuk belajar dan mengerjakan tugas jauh hari sebelum deadline. Pembiasaan terhadap perilaku prokrastinasi lama kelamaan tidak hanya membuat kita menunda belajar tetapi juga menunda hal lain dalam keseharian. Tentu saja kebiasaan ini akan merugikan mengingat kita akan kehilangan banyak waktu.

Itu dia tiga alasan kenapa SohIB harus menghentikan sistem kebut semalam. Cara pertama yang penting dilakukan adalah dengan membangun motivasi dan mempersiapkan jadwal ujian serta materi dari jauh-jauh hari. Kalau kata quotes: “you can either experience the pain of discipline or the pain of regret”.