UMKM MENYALA (Maximizing E-commerce Networking Young a Leadership Affiliate) Menuju Generasi Emas 2045

UMKM MENYALA (Maximizing E-commerce Networking Young a Leadership Affiliate) Menuju Generasi Emas 2045

UMKM MENYALA (Maximizing E-commerce Networking Young a Leadership Affiliate) Menuju Generasi Emas 2045

Oleh: Intan Arni Aminin

Sub Tema : Dinamika UMKM dalam Merespons Inovasi dan Tantangan di Era Modern

Tempat tinggal : Jawa Timur, Kabupaten Nganjuk

IG : @intanarnn

#SohIBBerkompetisiArtikel

Di zaman yang serba teknologi ini menjadikan peluang untuk bisnis kecil dan menengah (UMKM) semakin terbuka lebar. Pernahkan kalian membayangkan Indonesia berusia 100 tahun tepat pada tahun 2045? Di mana misi nya menjadikan generasi emas terwujud. Nah, pastinya misi tersebut juga dimulai dari masyarakatnya bukan? Ada satu konsep seru yang bisa menjadi kunci keberhasilan UMKM ke depan, lho! Namanya, UMKM MENYALA. Ini bukan cuma sekadar kata keren, tapi singkatan dari Maximizing E-commerce Networking Young a Leadership Affiliate. Jadi apa sih UMKM MENYALA? Sederhananya, ini adalah penggabungan antara teknologi dan kerjasama yang menjadi semangat pelaku UMKM menuju masa depan yang lebih cerah.

Pertama, mari bahas soal e-commerce, siapa sih yang nggak kenal belanja online? E-commerce bisa diartikan sebagai transaksi perdagangan yang dilakukan lewat media elektronik. Nah, lewat aplikasi e-commerce ini bisa jadi pendorong pelaku UMKM maju, gimana nggak? Lewat aplikasi maupun website e-commerce UMKM bisa jual produknya bahkan sampai ke seluruh dunia, luas banget kan? Antara juga setuju bahwa e-commerce punya peran penting bagi kemajuan UMKM di Indonesia. Gita memaparkan hasil survei yang dilakukan Ipsos Indonesia pada akhir tahun 2021 terkait peran e-commerce terhadap perkembangan UMKM di Indonesia, dalam hasil surveinya banyak responden menilai e-commerce berperan dalam penyediaan edukasi, penyaluran dana, dan logistik. Maraknya aplikasi e-commerce seperti Shopee, Tokopedia, Lazada, Bukalapak sampai ke Blibli pasti nggak asing lagi kan di telinga masyarakat yang hidup di lingkungan serba teknologi ini? Apalagi fitur e-commerce juga menyediakan transaksi COD atau bisa diartikan pembayaran langsung saat paket datang, dan bisa mengajukan pengembalian dana atau yang biasa disebut refund apabila barang tidak sesuai dengan apa yang dipesan. Nah, pasti udah nggak ragu lagi buat belanja online. Selain menguntungkan produsen dan konsumen, berbelanja secara online memungkinkan produsen dan konsumen untuk melakukan transaksi dari jarak jauh tanpa harus repot atau menghabiskan banyak energi serta biaya untuk pergi ke toko. Singkatnya, lewat perangkat elektronik sambil rebahan aja udah bisa ketemu banyak pilihan dan checkout barang yang kita mau.

Kemudian yang kedua, ada networking atau jaringan. Hal ini bisa memudahkan para pelaku UMKM bertukar pengalaman, kerja sama dalam sebuah proyek, atau bahkan mempromosikan produknya sampai ke luar negeri. Nah, sebagai bukti nyata, melansir dari Liputan6.com, PT Pos Logistik Indonesia bersama dengan PT Revealium Barakah Hub melalui program NEX (National Export), dan Indonesia Eurasia International Council mempersiapkan UMKM menuju pasar global melalui teknologi digital. Nyatanya ini sukses menghubungkan pelaku UMKM dalam mengembangkan ide kreativitasnya sampai ke luar negeri, kabarnya UMKM difasilitasi pengiriman produk dengan kapasitas pengiriman di bawah 100 kg. Berikut adalah foto pengunjung melihat produk UMKM dari Rumah Kreatif BUMN (RKB) binaan BNI saat Launching Halal Park di Senayan Jakarta. 

3 Perusahaan Ini Kolaborasi Bawa Produk UMKM ke Pasar Global | (Liputan6.com/Angga  Yuniar)
3 Perusahaan Ini Kolaborasi Bawa Produk UMKM ke Pasar Global | (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Ketiga, pastinya ada peran generasi muda sebagai pemimpin (young a leadership), kenapa harus anak muda? Dalam era digitalisasi ini nggak bisa dipungkiri peran anak muda cenderung sat-set atau bisa dibilang lebih cepat dalam menanggapi perubahan globalisasi yang sangat berkembang pesat tiap harinya, ini bisa menjadikan anak muda lebih siap dalam menghadapi tantangan global karena anak muda lah yang lebih mengerti karena tumbuh di era digitalisasi. Anak muda juga cenderung memiliki energi yang masih membara seperti konsep ini, yaitu MENYALA. Anak muda akan memiliki sikap ingin tahu dan terus mencoba yang menjadikannya memiliki energi yang lebih besar dan memiliki pemikiran yang terkadang out of the box dalam menumbuhkan inovasi dan kreativitasnya. Walaupun mereka memiliki pengalaman yang kurang daripada generasi yang lebih tua, namun seringkali mereka dipenuhi ambisi dalam mencapai sesuatu, apalagi soal mengembangkan bisnis, mereka ini bisa jadi langkah pemikiran jangka panjang dalam sebuah keberhasilan bisnis.

UMKM naik kelas dengan inovasi anak muda dan digitalisasi | (ANTARA/Arnidhya Nur Zhafira)
UMKM naik kelas dengan inovasi anak muda dan digitalisasi | (ANTARA/Arnidhya Nur Zhafira)

Antara juga mengatakan UMKM naik kelas dengan inovasi anak muda dan digitalisasi, pada  hal ini transformasi digital menjadi penting karena melalui kemampuan anak muda yang lebih  paham mengenai digitalisasi dapat mendorong perubahan UMKM menjadi level yang lebih  tinggi. Nah SohIB, dari sini kita jadi bisa menyimpulkan bahwa anak muda juga bisa jadi pemimpin yang lebih hebat karena dunianya sudah membuatnya harus terjun dalam digitalisasi. Pastinya  hal ini membuat mereka nggak hanya sekedar menjadi pedagang, tetapi juga menjadi pemimpin yang berhasil. Jadi, apakah SohIB tertarik menjadi pebisnis muda atau bos muda yang unggul di era digital ini?

Terakhir, konsep affiliate, pastinya ini juga nggak asing kan di telinga kalian? Kalau melihat media sosial pasti sering melihat Shopee affiliate, atau TikTok affiliate bukan? Konsep ini juga nggak kalah penting, karena menyadari bahwa kita nggak mungkin berhasil dalam bisnis secara mandiri, maka penting untuk berkolaborasi dengan pihak lain. Melalui konsep kerja sama ini, kedua pihak akan saling diuntungkan, pihak yang memiliki usaha tersebut akan melihat produknya dipromosikan hingga mendapatkan pelanggan, dan pihak yang mempromosikan juga mendapatkan komisi atau keuntungan dari pihak yang memiliki usaha. Sebagai makhluk sosial, kita menyadari bahwa tidak dapat berdiri sendiri, pastinya butuh peran atau juga umpan balik dari orang lain bukan? Umpan balik ini yang akan dijadikan sebuah evaluasi sejauh mana usaha yang dikembangkan atau dijalankan dapat diterima di pasar usaha. Nah, konsep afiliasi ini bisa jadi pilihan yang tepat untuk pelaku start-up untuk mengembangkan bisnisnya agar lebih dikenal oleh masyarakat luas, serta dapat mempromosikan produk lokal yang pastinya secara tidak langsung memberi dampak positif, yaitu mengurangi jumlah impor juga memberikan lapangan kerja yang lebih besar. Menurut Kompas.com sendiri affiliate marketing juga dapat dijalankan tanpa modal. Hal ini pastinya membuat para anak muda yang mempunyai ide konten jadi tertarik untuk mempromosikannya bukan?

Namun, perlu diketahui hal yang paling penting adalah konsisten, karena sebuah usaha pasti akan mengalami masa pasang surut, seperti konsep MENYALA, diharapkan para anak  muda terus mengembangkan ide kreatifnya untuk berkontribusi secara tidak langsung membantu Indonesia mencapai tujuan generasi emas 2045 yaitu pilar utama dalam membangun ekonomi yang kuat, inklusif, dan berkelanjutan. Jadi, apakah SohIB tertarik jadi bagian UMKM  muda yang berhasil, serta memberi dampak positif untuk kemajuan Indonesia?