5 Tradisi Suku Pamona tentang Relasi Manusia dan Alam

5 Tradisi Suku Pamona tentang Relasi Manusia dan Alam

Perayaan Festival Mosintuwu di Kabupaten Poso | festival mosintuwu

Suku Pamona merupakan salah satu kelompok masyarakat di Sulawesi Tengah yang masih menjaga warisan leluhurnya. Di tengah derasnya arus modernisasi, suku Pamona giat melaksanakan beragam tradisi baik secara formal maupun informal, dan secara luas maupun skala kecil.

Selain dikenal dengan tarian Dero hingga Musik Karambangan, Suku Pamona ternyata memiliki lima aspek dalam kehidupan yang mencakup relasi antara manusia dan alam. Apa saja? Simak yuk, penjelasan di bawah ini!

1. Ada Mporongo

Prosesi pernikahan adat suku Pamona | Facebook (Sepriyana Golontalo)

Ada Mporongo atau Tradisi pernikahan menjadi salah satu bagian dari pproses penyempurnaan hidup serta regenerasi bagi penerus suku Pamona. Berbeda halnya dengan pernikahan secara modern, tradisi pernikahan ini dilaksanakan dengan ketentuan adat, mulai dari prosesi awal hingga dinyatakan sah.

Ada Mporongo merupakan hal yang wajib dilakukan oleh calon mempelai suku Pamona di manapun mereka berada, bahkan ketika berada di luar negeri sekalipun. 

2. Ada Mpojamaa

Kegiatan bertani | saudaricom

Ada Mpojamaa atau Tradisi Bertani merupakan kebiasaan masyarakat suku Pamona dalam memperoleh kebutuhan hidup. Tradisi bertani tentu memiliki perbedaan dengan sistem pertanian yang modern dan berteknologi.

Masyarakat suku Pamona akan melangsungkan tradisi dengan alat-alat tradisional serta lantunan kayori atau syair sastra berbahasa Pamona. Aspek yang ditonjolkan adalah alam yang memberi kelimpahan serta Tuhan yang memberikan berkat kepada seluruh masyarakat suku Pamona. 

3. Ada Mpoagama 

Prosesi berdoa | Unsplash (Ismael Paramo)

Ada Mpoagama atau Tradisi Penyembahan berangkat dari kepercayaan lama masyarakat suku Pamona yang menyembah Dewa Alam atau disebut animisme. Para masyarakat akan melakukan prosesi ritual yang sarat akan makna dari beragam sisi kehidupan, dan tujuan pada Dewa yang mana.

Contohnya adalah Pue N'Palaburu atau disebut Dewa Matahari yang paling disegani, Pue Ni Songi yang melindungi mereka dari roh jahat dan penyakit, serta Pue Wurake yang bertugas pada upacara keagamaan. Akan tetapi, setelah masuknya ajaran kristen di tanah Poso lewat misionaris asal Belanda bernama A. C. Kruyt.

Tuhan pada tradisi Ada Mpoagama mulai ditinggalkan, dan digantikan oleh kepercayaan kepada Tuhan Yesus. Hingga kini, Ada Mpoagama masih dilakukan pada peribadatan di gereja. 

4. Ada Mpombetirinai

Ada Mpombetirinai  | Dok. Pribadi

Ada Mpombetirinai atau dikenal dengan tradisi menjalin relasi sosial antara masyarakat suku Pamona. Relasi sosial adalah hal yang berhubungan dengan interaksi di masyarakat secara umum.

Pada masyarakat suku Pamona, relasi yang terjalin telah tercermin dari aktivitas individu maupun kelompok yang terjadi melalui dua hal, yaitu kontak sosial dan komunikasi. Masyarakat suku Pamona meyakini bahwa hidup di dunia harus saling bekerja sama dan bergotong royong. 

5. Ada Motaumate

Ada Motaumate | dimensiindonesia

Ada Motaumate atau Tradisi Kematian dilakukan dengan menggali dan mengumpulkan tulang belulang seseorang yang telah wafat. Proses pelaksanaan Ada Motaumate biasanya dilakukan oleh beberapa anggota keluarga yang termasuk para tetua adat.

Pada pembongkaran makam dilakukan langsung oleh masing-masing anggota keluarga. Tulang belulang yang ditemukan akan diangkat lalu disatukan dalam satu tempat.

Sesaat sebelum makam mulai digali dalam tradisi Ada Motaumate, semua anggota keluarga atau pihak yang terlibat harus ikut dalam acara doa bersama. Akan tetapi, sejak masuknya ajaran kristen, tradisi Ada Motaumate tidak dilakukan lagi, karena setiap jenazah akan dimakamkan secara simbolis.

Itu tadi lima tradisi yang menjadi pondasi hidup dari masyarakat suku Pamona. Kira-kira di daerah SohIB ada yang memiliki tradisi adat juga?