The Second Brain System, Untuk Hidup Kamu yang Lebih Produktif

The Second Brain System, Untuk Hidup Kamu yang Lebih Produktif

Hidup Produktif | Unsplash (nick morrison)

Mengutip dari buku Getting Things Done, otak kita dirancang untuk menerima informasi, bukan menyimpannya. Atau dengan kata lain, dalam penggunaannya kita memiliki keterbatasan dalam menyimpan informasi atau menghafal dalam jangka waktu yang lama maupun dalam jumlah yang besar.

Kekurangan tersebut seringkali membuat hati resah. Banyak dari informasi atau ilmu baru yang sulit atau bahkan tidak bisa kita ingat kembali. Sebagai contoh sederhana, ketika kita membaca buku, seiring berjalannya waktu isi buku tersebut hilang, atau bahkan lupa apa isi buku tersebut. Dalam contoh lain, ketika SohIB mengikuti kegiatan seminar atau talkshow yang punya topik bahasan menarik. Namun, setelah seminggu kemudian, kita menjadi lupa tentang apa yang telah dibahas.

Dan masih banyak contoh lainnya, yang seringkali berakhir sia-sia. Bagaimana tidak, setiap buku yang kita baca, setiap seminar atau talkshow, atau bahkan obrolan sesama teman yang menarik menjadi hilang begitu saja.

Sedikit kita, akan belajar salah satu solusi alternatif yang bisa dipakai untuk mengatasi permasalahan di atas. Solusi alternatif tersebut adalah Sistem “Otak Kedua” atau “The Second Brain”.

Sistem Otak Kedua

Sistem “Otak Kedua” atau The Second Brain System adalah sebuah sistem yang digunakan untuk membantu kita menyimpan informasi dalam jumlah yang besar dan dalam jangka yang panjang. Sesuai namanya, otak kedua berarti kita membuat suatu sistem, dalam hal ini berupa kegiatan jurnaling, yang membantu otak (baca:kita).

Dengan sistem jurnaling dalam penerapannya, sistem ini dapat membantu proses belajar untuk menerima ilmu atau pengetahuan baru, menyimpannya dalam bentuk catatan terstruktur, hingga memudahkan kita untuk mengolah ilmu tersebut.

Terdapat empat hal utama yang perlu diperhatikan dalam membangun sistem ini, empat hal itu yaitu C.O.D.E (Capture, Organize, Distill, and Express). Berikut penjelasannya!

1. Capture

Proses ‘menangkap’ suatu informasi, ilmu, atau bahkan ide baru dengan metode mencatat. Setiap informasi baru yang kita anggap relevan, penting, atau kita yakini akan berguna disuatu saat nanti harus segera dicatat. Dengan proses ini, kita menyimpan informasi tersebut lebih lama daripada hanya sekadar diingat di kepala.

Hal yang perlu disiapkan adalah ‘buku catatan’, akan lebih baik jika buku catatan tersebut dalam bentuk digital sehingga dapat diakses kapan pun dan di mana pun. Atur waktu secara rutin untuk kembali melihat isi catatan dan lakukan organize.

2. Organize

Proses mengatur catatan dengan mengelompokan setiap informasi kedalam kategori-kategori. Proses ini bertujuan agar informasi tersebut mudah kita gunakan dan membantu kita melihat ‘benang merah’ dari setiap informasi sejenis.

Pengelompokan bergantung dari preferensi individu dan tujuan yang akan dicapai. Kategori yang disusun dapat dilihat dari genre, topik, sumber, dan/atau bahkan tujuan informasi tersebut akan digunakan.

3. Distill

Proses menemukan benang merah atau intisari dari setiap informasi atau ilmu baru. Proses ini akan membuat kita semakin paham dengan segala informasi yang kita dapat. Satu potongan informasi bisa jadi melengkapi potongan informasi lainnya, atau satu ilmu menjadi penjelasan atas potongan ilmu lainnya.

Proses yang hampir sama dengan proses pengelompokan, hanya saja proses ini mengarahkan kita untuk membuat catatan kaki yang menjadi penghubung informasi satu dengan yang lain.

4. Express

Hal keempat yang tidak kalah penting adalah proses memproduksi ulang informasi atau ilmu yang kita telah dapatkan. Memproduksi ulang berarti mengolah informasi atau ilmu yang didapat. Adapun produk tersebut dapat berupa tulisan (contoh artikel, jurnal, blog, dan lain-lain), audio-visual (contoh vlog atau siniar/podcast), atau bahkan dalam bentuk ide bisnis/komunitas/kegiatan.

Hidup yang Lebih Produktif dan Akuntabel

Mengutip Alii Abdaal dari kanal YouTube-nya, Sistem Otak Kedua membantunya untuk mengatur dan menyelesaikan berbagai kegiatan lain, seperti membuat konten edukasi ditengah kesibukannya sebagai dokter.

Dia menjelaskan bahwa dengan sistem ini mengarahkan kita untuk mampu mengatur setiap kegiatan, terutama dalam proses belajar. Akan sangat sia-sia jika proses belajar kita tidak mampu menyerap secara maksimal ilmu yang diberikan. Dengan begitu, kita akan menjadi manusia yang terukur (akuntabel).

The Second Brain System tidak lebih sebagai sebuah alat, sehingga model yang ditawarkan bisa jadi tidak cocok untuk sebagian orang. Namun, poin penting dari sistem inilah yang perlu diaplikasikan. Poin tersebut adalah senantiasa produktif dan teratur dalam hidup. SohIB dapat membaca buku Building a Second Brain - Tiago Forte sebagai referensi tambahan. Terima kasih sudah membaca. Semoga bermanfaat.