Dampak yang Nampak Dari Mudahnya Akses Digital di Era Digitalisasi

Dampak yang Nampak Dari Mudahnya Akses Digital di Era Digitalisasi

Ilustrasi Digitalisasi | Sumber: Pinterest (Rajest Kumar)

Digitalisasi memang memiliki peran yang sangat signifikan dalam berbagai sektor kehidupan. Era digitalisasi ini dimulai sejak era 1980-an dan terus berkembang hingga sekarang. Setelah Covid-19 melanda dunia, digitalisasi memiliki peningkatan yang pesar terutama di Indonesia dan merambah berbagai sektor kehidupan.

Chat GPT, Google Maps, Ahrefs, Shopee, hingga OVO merupakan beberapa produk hasil digitalisasi yang sering digunakan dalam kehidupan. Lantas, apa itu digitalisasi?

Menurut Sukmana dalam Reza et. al (2020) digitalisasi adalah pengalihan media menjadi digital. Digitalisasi juga dapat diartikan sebagai sebuah kegiatan penggunaan perangkat digital dan penggunaan internet untuk dalam melaksanakan berbagai kegiatan dalam kehidupan.

Digitalisasi memiliki banyak manfaat dalam berbagai sektor kehidupan karena lebih mudah dan efisien baik dari segi waktu maupun biaya. Munculnya sosial media juga menjadi salah satu tanda digitalisasi. Kemudahan akses digital ini menyebabkan pertukaran informasi dapat dilakukan hanya dalam hitungan detik. Komunikasi pun dapat dilakukan secara mudah tak kenal waktu dan tempat yang jauh.

Manfaat Kemudahan Akses Digital Dari Beberapa Sektor

Sektor Ekonomi

Belanja Online, sumber: Pinterest

Belanja online sebagai bentuk digitalisasi di sektor ekonomi | Sumber: Pinterest (BP Guide)

Sektor ekonomi mendapat pengaruh yang begitu besar dari digitalisasi, hal ini dapat dilihat dari menjamurnya aplikasi dan website belanja online seperti Shopee, Bukalapak, Tokopedia, hingga Blibli. Platform-platform tersebut dengan mudah didownload dan diakses setelah mendaftar sehingga dapat mempermudah kegiatan belanja. 

Digitalisasi pada sektor ini juga menyebabkan terjadinya perubahan perilaku berbelanja dari yang konvensional menjadi digital. Berbelanja di toko online dianggap lebih mudah dan praktis karena pembeli dapat membandingkan harga produk dari satu toko dengan toko yang lain dengan lebih mudah. Dari segi pembayaran pun juga terdapat digitalisasi, misalnya dengan munculnya OVO, Shopee Pay, Dana, hingga Link Aja. 

Perkembangan digital pada sektor ekonomi ini juga telah mendukung UMKM agar lebih maju. Dikutip dari Infobanknews, 21 juta lebih UMKM telah go digital. Hal ini memungkinan UMKM memiliki pasar yang lebih luas untuk meningkatkan brand awareness dan penjualan.

Sektor Pendidikan

Sektor pendidikan tentunya tak lepas dari digitalisasi. Sejak Covid-19, sistem pembelajaran secara daring semakin populer. Menggunakan aplikasi seperti Zoom Meeting dan Google Meet, siswa dan guru dapat melakukan pembelajaran secara langsung. Selain itu, kemudahan akses digital pada sektor pendidikan, baik siswa maupun pengajar dapat mencari dan menemukan informasi atau materi pembelajaran dengan mudah melalui internet. E-book pun dapat diakses gratis melalui beberapa website.

Sektor Kesehatan

Halodoc menjadi salah satu aplikasi yang memberikan layanan konsultasi kesehatan secara digital. Memudahkan pasien dan dokter untuk bertemu, juga mendapatkan obat-obatan. Ini merupakan salah satu hasil dari digitalisasi dalam sektor kesehatan. Bentuk digitalisasi lain dalam sektor kesehatan adalah adanya software rumah sakit yang mempermudah pelayanan kesehatan.

Sebagaimana dua sisi mata uang, meskipun memiliki banyak manfaat dalam berbagai sektor kehidupan, digitalisasi tentunya tetap memiliki dampak negatif. Dampak ini dapat muncul apabila teknologi tidak berada di tangan orang yang tepat. 

Dampak Negatif Kemudahan Akses Digital

Ilustrasi cyberbullying sebagai salah satu dampak negatif kemudahan akses digital |  Sumber: Pinterest (Europe Newsweek)

Pada sektor ekonomi, peralihan sistem berbelanja secara konvensional menjadi online memiliki dampak negatif bagi orang-orang yang memilih bertahan pada sistem konvensional. Toko pakaian di pasar tradisional misalnya. Orang-orang cenderung akan lebih memilih untuk berbelanja di toko online karena bisa membedakan harganya dengan toko lain secara mudah, juga tak perlu keluar rumah. Bahkan, terkadang dengan jenis produk yang sama, toko online memiliki harga yang lebih murah. Ditambah dengan diskon dari platform. Hal ini menyebabkan toko pakaian konvensional menjadi lebih sepi.

Maraknya penipuan juga menjadi salah satu bagian dari dampak negatif digitalisasi di sektor ekonomi, terutama jual beli. Tak jarang, ketika membeli barang secara online, barang yang datang tidak sesuai, bahkan tidak pernah datang. Berdasarkan katadata.co.id, jumlah penipuan digital sejak 2016-2020 mencapai 7000 lebih kasus yang dilaporkan. Sementara itu, berdasarkan infopublik.id, Kominfo mencatat pada tahun 2022 terdapat 130 ribu kasus penipuan online.

Gaya hidup dan budaya yang menyimpang mudah diakses oleh siapa saja dapat menjadi contoh bagaimana orang-orang berbondong-bondong untuk mengikutinya. Orang-orang mudah sekali mengikuti hal-hal yang terkadang tidak sesuai dengan etika masyarakat dan Pancasila.

Cyber bullying juga menjadi salah satu dampak negatif digitalisasi, terutama dalam bersosial media. Pengguna sosial media dengan mudah mengekspresikan dirinya, di sisi lain, pengguna sosial media lainnya dapat melakukan pembullyan melalui sosial media. Melakukan body shaming hingga memberikan ujaran kebencian pada korbannya. Dikutip dari timesindonesia.co.id, berdasarkan data UNICEF, 2000 lebih anak telah menjadi korban cyber bullying.

Penyebaran informasi palsu atau hoax merupakan dampak paling terasa yang dalam era digitalisasi ini. Mudahnya akses dan penyebaran informasi membuat informasi palsu begitu masif tersebar. Hal ini diimbangi dengan budaya literasi Indonesia yang rendah juga sifat malas check and recheck informasi yang didapatkan. Kominfo menyebutkan, di awal tahun 2023 terdapat 412 isu hoax yang tersebar. Sementara itu, dikutip dari antaranews.com, Kominfo mencatata selama tahun 2018-2023 terdapat 9000 lebih kasus hoax.

Oleh karena kemudahan akses digital ini memiliki banyak manfaat dan dampak negatif, maka sebagai pengguna, hendaknya bijak dalam mengakses segala informasi dan tetap waspada. Pemanfaatan akses digital yang baik, tentu akan membawa dampak yang baik juga. Namun, jika tidak waspada dan terburu-buru, maka tak hanya merugikan diri sendiri, penyalah gunaan akses tentu dapat merugikan orang lain.

Referensi Artikel: kontan.co.id | fin.co.id | ojs.stiami.ac.id katadata | infobanknews | nextren.grid.id | infopublik.id