Pariwisata dan Pelaku UMKM: Kolaborasi Dua Sektor Utama Pertumbuhan Ekonomi Daerah

Pariwisata dan Pelaku UMKM:  Kolaborasi Dua Sektor Utama Pertumbuhan Ekonomi Daerah

Pariwisata dan Pelaku UMKM: Kolaborasi Dua Sektor Utama Pertumbuhan Ekonomi Daerah

Oleh: Fauzia Dwi Sasmita

Sub Tema: Kolaborasi Pemerintah dan UMKM dalam Menciptakan Sinergi yang Kuat

Tempat tinggal: Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

IG: @fafau_zizia

#SohIBBerkompetisiArtikel

Buat yang pernah berkunjung ke Kota Banjarmasin, pasti udah nggak asing lagi sama Soto Banjar. Soto Banjar merupakan salah satu kuliner legendaris khas Kota Banjarmasin. Kuliner ini juga menjadi salah satu menu yang harus dicicipi oleh pendatang maupun wisatawan yang berkunjung. Bahkan ada trend bagi kalangan wisatawan, yang katanya, “Belum ke Banjarmasin kalau belum makan Soto Banjar!”.

Soto Banjar | Dokumentasi Pribadi
Soto Banjar | Dokumentasi Pribadi

Tidak diketahui secara pasti berapa banyak jumlah pedagang Soto Banjar di Kota Banjarmasin. Akan tetapi, menu tersebut dapat dengan mudah dijumpai, khususnya ketika Car Free Day (CFD), hari-hari besar, hingga perayaan, dan upacara keagamaan. Bagi pemerintah Kota Banjarmasin, keberadaan Soto Banjar memiliki daya magnet untuk menarik lebih banyak pendatang maupun wisatawan agar berkunjung ke Banjarmasin. Maka tak heran, jika sektor pariwisata menjadi tumpuan terbesar untuk mempromosikan kuliner legendaris tersebut.

Sektor pariwisata merupakan sektor unggulan bagi Kota Banjarmasin dan menempati fokus pertama kajian pemerintah untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Pemerintah mulai mengambil langkah serius dengan melibatkan para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan sektor pariwisata untuk menjadi bagian dalam upaya strategis pergerakan pertumbuhan ekonomi daerah. Menurut AntaraNews pada tahun 2023, jumlah transaksi belanja masyarakat ke pelaku UMKM mencapai 200 miliar rupiah. Hal tersebut membawa Kota Banjarmasin sebagai wilayah transaksi UMKM terbesar pertama dari 13 kabupaten dan kota yang ada di Provinsi Kalimantan Selatan.

Di lain pihak, sektor pariwisata seperti Wisata Susur Sungai dapat menjadi tumpuan bagi hadirnya para pelaku UMKM daerah. Nah, buat yang pernah ikut Wisata Susur Sungai ke Pasar Terapung pasti tahu betul gimana sensasi makan Soto Banjar di atas Kelotok (perahu mesin). Ternyata konsep menikmati Soto Banjar sambil melihat segala kearifan lokal dari atas Kelotok menjadi pilihan favorit wisatawan, lo!

Pemandangan dari Dalam Kelotok saat Menikmati Soto Banjar | Dokumentasi Pribadi
Pemandangan dari Dalam Kelotok saat Menikmati Soto Banjar | Dokumentasi Pribadi

Meskipun identik dengan menjajakan hasil bumi seperti buah-buahan lokal, namun pelaku UMKM sekaligus pedagang di Pasar Terapung juga menjual kuliner yang tidak kalah populernya dengan Soto Banjar, yakni Kue Banjar atau lebih populer dengan istilah Wadai Banjar. Wadai Banjar menjadi incaran bagi para wisatawan untuk sekedar mencicipi atau bahkan dibawa pulang sebagai oleh-oleh. Ragam jenis Wadai Banjar yang bisa ditemukan wisatawan seperti Wadai Ipau, Wadai Kelemben, Lempeng, Gagampam, Wadai Bingka, Wadai Cucur, hingga yang paling terkenal ialah Wadai Talam. Selain kuliner Wadai Banjar, keuntungan dari kunjungan wisatawan juga diperoleh oleh para pelaku UMKM yang bergelut di bidang kerajinan. Di antaranya kerajinan anyaman, tas purun, tikar purun, dan tas rotan. Untuk membelinya, wisatawan hanya perlu meminta agar kelotok yang mereka naiki merapat ke jukung atau perahu tradisional para penjual atau pedagang.

Wisatawan Menikmati Soto Banjar dari Atas Kelotok di Pasar Terapung | Dokumentasi Pribadi

Wisatawan Menikmati Soto Banjar dari Atas Kelotok di Pasar Terapung | Dokumentasi Pribadi

Bagi wisatawan yang telah menikmati Susur Sungai dapat kembali melanjutkan rute wisatanya ke Kampung Sasirangan. Kampung sasirangan merupakan kampung binaan bagi para pelaku UMKM di bidang kerajinan, khususnya kerajinan Kain Sasirangan. Pemerintah Kota Banjarmasin menunjukkan keseriusannya untuk membina Kampung Sasirangan dengan melontarkan bantuan modal usaha hingga sebesar sepuluh juta rupiah untuk setiap unit UMKM. Hal ini didasarkan pada keunikan motif kain sasirangan sehingga meningkatkan jumlah permintaan kain sasirangan di pasar wisatawan. Menurut Radar Banjarmasin, penyelenggaraan Festival Sasirangan yang diadakan pada tahun 2022 lalu mampu mendongkrak pendapatan para pelaku UMKM Kain Sasirangan dengan total transaksi mencapai delapan ratus juta rupiah.

Dengan berjalan kaki sekitar 15 menit dari gerbang masuk Kampung Sasirangan, wisatawan dapat menemukan kampung kuliner bernama Kampung Ketupat. Kampung ini berlokasi tepat di Pusat Kota Banjarmasin. Seperti namanya, Kampung Ketupat menawarkan makanan dengan bahan dasar dari Ketupat. Selain Soto Banjar, kuliner lain yang juga kerap menjadi favorit wisatawan di sini adalah Ketupat Kandangan dan Ketupat Betumis. Buat yang ingin mencicipi kuliner gurih khas orang Banjar, sangat disarankan untuk mencoba Ketupat Kandangan. Sementara untuk wisatawan yang lebih menyukai rasa manis, dapat mencoba Ketupat Betumis. Di Kampung Katupat, wisatawan juga dapat menjumpai berbagai jenis produk lokal dari para pelaku UMKM, seperti Rabuk Haruan (Abon dari Ikan Gabus), Amplang Ikan Tenggiri, Sambal Acan (Sambal Terasi) khas Kalimantan Selatan, hingga Masak Asam Iwak Karing Telang (Ikan Tenggiri asin yang dimasak dengan resep khas). 

Melihat masifnya keterlibatan pelaku UMKM dalam sektor pariwisata di Kota Banjarmasin, maka dua sektor ini dapat dipadukan untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Pemerintah tidak hanya berfokus pada sektor pariwisata saja, namun juga membangun atmosfer wirausaha melalui UMKM berbasis kearifan lokal. Dengan dua kolaborasi tersebut, maka harapan bagi Kota Banjarmasin agar menjadi Kota Perdagangan sekaligus Kota Pariwisata dapat berjalan seirama dengan capaian yang berorientasi pada pertumbuhan ekonomi daerah.