3 Peran Pendidikan dalam Membangun Kesetaraan Gender

3 Peran Pendidikan dalam Membangun Kesetaraan Gender

Peran Pendidikan dalam Membangun Kesetaraan Gender

Pendidikan merupakan salah satu media yang memiliki peran dalam membangun kesetaraan gender di masyarakat. Peran pendidikan dalam membangun kesetaraan gender tidak terbatas hanya pada memberikan pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga mengatasi stereotip gender dan memperkuat kesadaran masyarakat akan hak-hak gender yang setara. Melalui pendidikan, seseorang diberdayakan untuk memahami, menghormati, dan menyebarkan pengetahuan kesetaraan antara perempuan dan laki-laki.

Pemahaman kesetaraan gender dalam masyarakat, khususnya Indonesia dapat dinilai masih kurang. Ungkapan-ungkapan seperti “Perempuan lebih baik di dapur, tidak perlu bekerja” atau “Untuk apa perempuan sekolah tinggi-tinggi? Nanti jodohnya susah, lho” masih sering ter terdengar di tengah masyarakat bukan, SohIB? Bahkan, tidak jarang ditemukan tingkat upah gaji antara karyawan laki-laki dan perempuan berbeda. Oleh karena itu, perlu sekali penanaman pemahaman mengenai kesetaraan gender melalui media pendidikan. 

Yuk, simak bersama 3 peran penting pendidikan dalam membangun kesetaraan gender:

  • Pendidikan harus menghapuskan stereotip gender 

Pendidikan memiliki kurikulum yang berguna sebagai sarana untuk mengukur kemampuan diri dan konsumsi pendidikan dengan target yang membuat peserta didik dapat mudah memahami berbagai materi dan melakukan melaksanakan proses pembelajaran dengan mudah. Dalam kurikulum, perlu diperkenalkan materi yang menyoroti keberagaman gender, menggambarkan peran perempuan dan laki-laki secara seimbang, serta menginspirasi aspirasi dan ambisi yang setara bagi kedua jenis kelamin. Selain itu, lingkungan belajar yang bebas dari diskriminasi dan pelecehan gender harus dipromosikan, menciptakan ruang yang aman bagi semua individu untuk belajar dan berkembang.

Pada kenyataannya pendidikan belum dapat menghapus stereotip gender. Misalnya, dalam buku pelajaran pendidikan sekolah dasar menggambarkan peran ibu dan bapak yang berbeda. Ibu cenderung memiliki peran domestik, seperti mencuci, memasak, mengasuh anak, dan membersihkan rumah. Sementara, bapak memiliki peran dominan, bekerja dan pergi ke kantor.

Hal tersebut sebetulnya merupakan  perluasan stereotip dari pembagian tugas antara laki-laki dan perempuan. Namun, dengan adanya menggambar yang membedakan tersebut ternyata berdampak pada pembakuan peran sosial antara laki laki dan perempuan.

  • Pendidikan harus memberikan kesempatan yang setara 

Peran yang kedua ini melibatkan upaya pendidikan untuk mengatasi hambatan ekonomi, sosial, dan budaya yang sering menghalangi perempuan untuk mendapatkan pendidikan yang sama seperti laki-laki. Masih berkesinambungan dengan poin di atas, kurikulum dalam pendidikan ternyata juga mempengaruhi minat jurusan antara gender. Perempuan biasanya lebih diarahkan pada jurusan yang sifatnya melayani, seperti guru dan tenaga kesehatan. Sedangkan jurusan yang cocok dengan laki-laki adalah jurusan yang mempersiapkan untuk bersaing di pasaran kerja.

Fenomena kesenjangan gender dalam dunia pendidikan ini dapat diatasi dengan berbagai cara, seperti program beasiswa dan insentif, akses terhadap pelayanan kesehatan yang mendukung, serta kampanye kesadaran masyarakat yang kuat.

  • Peran pendidik dalam membangun kesetaraan gender 

Dalam dunia pendidikan pasti ada pelaku yang mendidik dan terdidik. Pelaku yang mendidik disebut tenaga pendidik dan pelaku yang terdidik disebut dengan siswa. Sebagai tenaga pendidik guru memiliki peran penting dalam dunia pendidikan, termasuk membangun kesadaran akan adanya kesetaraan gender di masyarakat. 

Tenaga pendidik juga perlu dilatih dalam perspektif gender yang inklusif dengan memastikan bahwa mereka memahami dan memberikan pengetahuan mengenai kesetaraan gender dalam interaksinya dengan siswa. Selain diterapkan dalam pelatihan tenaga pendidik, kesetaraan gender juga perlu diterapkan dalam kurikulum pendidikan formal sebagai nilai inti.

Pendidikan merupakan media yang kuat dan dasar bagi seseorang mendapatkan pengetahuan sehingga pendidikan memiliki tanggung jawab untuk mengajarkan nilai-nilai kesetaraan, menghormati identitas dan ekspresi gender, dan melawan segala bentuk diskriminasi gender. Untuk mewujudkan kesetaraan gender ini, perlu adanya kolaborasi antara pemerintah, lembaga pendidikan, masyarakat sipil, dan individu. 

Mari berkontribusi bagi Indonesia dan sebarkan berita positif bagi sesama. Ayo jadi bagian dalam gerakan Indonesia Baik dengan bergabung bersama Komunitas Sobat Hebat Indonesia Baik (SohIB) di sini. Ikuti juga Instagram @Indonesiabaik.id dan @id_sohib untuk informasi lengkap lainnya.