Motor Listrik Gesits Sebagai Teknologi dalam Mendorong Transisi Energi Berkelanjutan

Motor Listrik Gesits Sebagai Teknologi dalam Mendorong Transisi Energi Berkelanjutan

Presiden Jokowi tengah mengendarai Motor Gesits menuju Kampung Mola, Wakatobi pada Kamis (9/6) | Instagram Jokowi

#SobatHebatIndonesiaBaik #JadiKontributorJadiInspirator #BerbagiMenginspirasi #SohIBBerkompetisiArtikel

Pada Kamis (9/6/2022), Presiden Joko Widodo berkunjung ke Kampung Mola, Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Dalam kunjungannya tersebut, Presiden Jokowi bersua dengan masyarakat Suku Bajo dan menyerahkan sertifikat tanah kepada mereka.

Menariknya, dalam blusukan ke Kampung Mola tersebut, Presiden Jokowi mengendarai motor listrik bermerek Gesits yang merupakan produksi anak negeri. Dilansir dari detik.com, Gesits merupakan motor listrik yang sekarang diproduksi di pabrik Cileungsi, Jawa Barat.

Sebelumnya, pada tahun 2018 Presiden Jokowi sudah memperkenalkan motor listrik Garansindo Electric Scooter ITS (Gesists) tersebut sebagai produk yang mesti dipasarkan agar masyarakat mendapatkan banyak pilihan.

Selain Presiden, beberapa Menteri juga terlihat memakai motor listrik tersebut ketika melawat ke daerah. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumad misalnya mengedarai motor listrik dalam menjajal kesiapan Sirkuit Mandalika pada Nevember 2021 kemarin.

Kampanye untuk memakai kendaraan bertenaga listrik ini sebenarnya bukanlah sesuatu yang baru bagi Indonesia. Kompas.id mencatat sejak tahun 1989 Indonesia mulai menciptakan kendaraan bertenaga listrik yang kemudian terus dikembangkan dari tahun ke tahun.

Pada tahun 2019 Presiden mengeluarkan aturan yang termaktub dalam Peraturan Presiden Nomor 55 tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) untuk Transportasi Jalan.

Perpres ini menjadi bentuk keseriusan pemerintah dalam mendorong pentingnya penggunaan energi baru terbarukan (EBT) guna meminimalisir penggunaan bahan bakar minyak yang hari ini mulai berkurang serta menjaga lingkungan tetap bersih dari polusi udara. 

Polusi Udara dan Transisi Energi Berkelanjutan

Seperti diketahui bahwa salah satu persoalan lingkungan yang tengah dihadapi oleh banyak negara di dunia sekarang ini adalah pencemaran atau polusi udara.

Polusi udara merupakan hasil dari proses pembuangan emisi dari aktivitas manusia sehingga menyebabkan kualitas udara memburuk. Beberapa kandungan dan zat kimia yang merusak kualitas udara antara lain Karbon Monoksida (CO), Hidrokarbon (HC), Nitrogen Oksida (NO), dan debu.

Terkait sumber dari pencemaran udara, emisi kendaraan bermotor berbahan bakar minyak menjadi faktor paling utama. Disebutkan dalam penelitian bahwa kendaraan bermotor dalam beberapa tahun terkahir telah meningkat jumlahnya dan menyumbang paling banyak emisi karbon ke udara, bukan hanya ke daerah perkotaan melainkan sampai ke daerah pelosok. 

Selain menyebabkan pencemaran, kendaraan bermotor berdampak pada terdegradasinya bahan bakar fosil di bumi. Laporan tahun 2020, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengatakan bahwa dalam sembilan tahun produksi minyak domestic akan habis dengan asumsi tidak ditemukannya cadangan baru.

Hal ini membuat pemerintah terus menggenjok penggunaan transisi energi menuju energi berkelanjutan atau energi baru terbarukan (EBT). Salah satu EBT adalah listrik yang berasal dari tenaga matahari atau tenaga surya.

Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) kini mulai diminati oleh masyarakat dunia.  Badan Energi Internasional atau IEA menjelaskan energi listrik tenaga surya mengalami peningkatan sebesar 60 persen pada tahun 2022. Hal itu mengungguli tenaga angin dan tenaga air. Kendati demikian, dalam laporan yang sama disebutkan bahwa momentum kenaikan tersebut akan berkurang pada tahun 2023.

Karenannya momentum penggunaan energi listrik dari EBT tersebut perlu dijemput dengan semangat yang baik. Dalam hal ini, pemerintah Indonesia mesti menjaga momentum tersebut, terutama dalam pagelaran Presidensi G20 tahun 2022 ini yang memfokuskan pada tiga pembahasan inti yang salah satunya adalah transisi energi berkelanjutan.

Motor Gesits Sebagai Produk Teknologi Pendukung EBT

Presiden Joko Widodo memperkenalkan motor Gesits di Istana Merdeka Jakarta Rabu (7/11/2018) | Republika.co.id
Presiden Joko Widodo memperkenalkan motor Gesits di Istana Merdeka Jakarta Rabu (7/11/2018) | Republika.co.id

 

Salah satu bentuk yang kemudian dilakukan pemerintah adalah mengampanyekan motor listrik Gesits sebagai teknologi tepat guna dalam mewujudkan transisi energi berkelanjutan. Dalam hal ini, motor Gesits merupakan sarana yang telah mengaplikasikan penggunaan EBT dengan baik.

Motor Listrik Gesits pertama kali diperkenalkan pada tahun 2019. Motor ini merupakan buatan anak negeri dan sekarang dimiliki oleh PT Wijaya Karya (WIKA). Motor listrik ini memakai tenaga listrik dengan daya motor 5KW.

Jika dicas penuh atau selama 3 sampai 4 jam, motor Gesits akan menempuh jarak sejauh 100 kilometer. Performa atau kecepatan maksimal motor ini mencapai kurang lebih 70 km/jam.

Secara bentuk, motor ini mirip dengan desain motor Vario 150, yakni dengan desain bodi yang kekar dan besar. Namun, Gesits tampak elegan karena tidak dilengkapi grafis atau pun stiker. Selain itu, harganya cukup murah di pasaran.

Pada tahun 2022 ini pemerintah menargetkan 2 juta motor Gesits akan mengaspal di Indonesia dan pada tahun 2030 motor istrik ini direncanakan akan bertambah menjadi 13 juta. Pemerintah juga tengah mengupayakan konversi dari kendaraan bermotor bertenaga fosil menjadi kendaraan bertenaga listrik.

Dimulai dari Daerah Wisata

Himbauan agar kendaran atau motor listrik seperti Gesits ini diterapkan di tempat-tempat wisata menjadi salah satu Langkah yang baik. Hal ini, selain tempat wisata dinilai mampu menarik perhatian masyarakat banyak, juga penerapan motor listrik ini akan mendukung Green Tourism atau sistem pariwisata yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Green Tourism merupakan bagian dari konsep ekowisata yang digunakan dalam pariwisata berkelanjutan. Dalam Green Tourism masa depan akan sumber daya lingkungan, ekonomi, sosial dan budaya akan terjamin.  

Ekowisata ini tentu sejalan dengan kampanye Presidensi G20, yakni Recover Together, Recover Stronger, di mana pemerintah terus berupaya menerapkan penggunaan motor listrik gesits guna mengurangi emisi karbon dan memanfaatkan energi baru terbarukan.