Menyiapkan Diri Hadapi Krisis Pangan dengan PRTO

Menyiapkan Diri Hadapi Krisis Pangan dengan PRTO

Yuk kenalan dengan PRTO | Canva (canva.com)

SobatHebatIndonesiaBaik #JadiKontributorJadiInspirator #BerbagiMenginspirasi #SohIBBerkompetisiArtikel

SohIB sadar tidak belakangan ini harga-harga bahan pokok di pasaran Indonesia terus merangkak naik? Membuat para penguasa dapur rumah tangga gundah gulana. Dilansir dari CNBC Indonesia Pak Jokowi telah meminta kepada jajarannya untuk memanfaatkan lahan di sela-sela lahan sawit untuk menanam sorgum, jagung hingga porang. Pak Jokowi tentunya Indonesia tak sampai dilanda krisis pangan. Krisis pangan memang sudah melanda sebagian negara di dunia. SohIB pasti sering dengar frasa krisis pangan disinggung-singgung kan akhir-akhir ini? Tapi apakah SohIB tahu apa itu krisis pangan dan apa dampaknya?

Definisi Krisis Pangan

Ilustrasi krisis pangan | Getty Images (canva.com)
Ilustrasi krisis pangan | Getty Images (canva.com)

The Food and Agriculture Organization atau FAO menyebutkan bahwa krisis pangan adalah kondisi ketika terjadi kerawanan pangan akut dan malnutrisi di tingkat lokal maupun nasional. Jadi, suatu negara bisa dikategorikan dalam kondisi krisis pangan ketika ketersediaan pangan sudah minim dan kelaparan melanda seluruh warganya. Dilansir dari CNBC Indonesia krisis pangan memiliki lima fase, yaitu tidak ada atau kerawanan pangan minim, tertekan, krisis, darurat, bencana atau kelaparan. Lalu apa sih penyebab krisis pangan? Perlu SohIB ketahui bahwa krisis pangan disebabkan oleh beberapa faktor, namun krisis pangan yang melanda dunia saat ini disebabkan oleh efek covid-19, perang antara Rusia dan Ukraina, dan juga krisis iklim.

Wah apalagi itu krisis iklim? SohIB sadar nggak sih kalau belakangan ini cuaca sering tak menentu, terjadi hujan badai, dan meledaknya hama? Nah itu tanda-tanda krisis iklim. Krisis iklim berbuntut pada rusaknya hasil pertanian, sehingga ketahanan pangan semakin rentan. Ketahanan pangan yang rentan ini bisa menyebabkan krisis pangan lho SohIB. Lantas bagaimana cara agar bisa mencapai ketahanan pangan nasional? Sebuah negara dapat mencapai ketahanan pangan nasional dengan berbagai jalan dan cara, salah satunya adalah mencapai kemandirian pangan rumah tangga. Sebagai warga biasa kita sangat bisa membantu negara dalam mewujudkan kemandirian pangan di tingkat rumah tangga yaitu dengan menerapkan PRTO. Apa sih PRTO itu? Yuk simak ulasan di bawah ini SohIB!

PRTO adalah singkatan dari Pemberdayaan Rumah Tangga Organik. Maksudnya adalah masing-masing rumah tangga telah menerapkan gaya hidup organik. Wah! Apa lagi itu gaya hidup organik? Gaya hidup organik adalah sebuah upaya mengurangi hal-hal yang berkaitan dengan benda-benda non organik dalam kehidupan sehari-hari. Berikut ini contoh gaya hidup organik yang bisa SohIB terapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Menanam sayur di sekitar rumah

Kegiatan menanam sayur di halaman rumah | Getty Images (canva.com)
Kegiatan menanam sayur di halaman rumah | Getty Images (canva.com)

Kegiatan berkebun terkadang terdengar merepotkan ya SohIB? Sesungguhnya jika SohIB melakukan kegiatan berkebun dengan niat healing pasti akan terasa menyenangkan kok. Berkebun juga tak harus memanfaatkan lahan yang luas dan modal banyak. Harga 255 biji kangkung hanya 1000 rupiah di marketplace. SohIB bisa menanam berbagai macam sayuran di halaman rumah untuk mencapai kemandirian pangan rumah tangga. Tak hanya sayuran, SohIB juga bisa menanam panganan pokok pengganti nasi, seperti ketela dan ubi-ubian. Dengan begitu, kebutuhan dapur bisa terpenuhi tanpa harus bergantung pada pasar. Menanam sayur di rumah sangat membantu lho SohIB, misalnya ketika harga cabai melonjak naik seperti saat ini, sedangkan SohIB sangat suka masakan pedas, apabila punya pohon cabai di belakang rumah kan tinggal memetik saja. Ah kan menanam sayur di sekitar rumah cuma untuk orang desa! Kata siapa ah, coba SohIB mampir ke akun Instagram milik penyanyi Rara Sekar. Di sana banyak kegiatan yang menunjukkan dia sedang berkebun dan memanen hasilnya di rumah lho! Yuk SohIB mulai tanam sayur di rumah, biar kece seperti Rara Sekar. Hehe.

Manfaatkan Pupuk Organik

Pupuk organik dapat diperoleh dari lingkungan sekitar | Getty Images (canva.com)
Pupuk organik dapat diperoleh dari lingkungan sekitar | Getty Images (canva.com)

SohIB kalau kalian sudah melakukan upaya pertama, maka upaya kedua yang perlu diterapkan adalah menggunakan pupuk organik. Apa sih pupuk organik itu? Pupuk organik adalah pupuk yang sumbernya berasal dari alam. Menurut Sukamto Hadisuwito dalam bukunya yang berjudul Membuat Pupuk Kompos Cair, pupuk organik dibedakan menjadi dua jenis yaitu pupuk organik cair dan padat.

Pupuk organik cair dapat dibuat dari bahan perasan berbagai macam bumbu dapur dan ditambah dengan tetes (larutan gula kental) dan EM4 dan pupuk organik padat bisa dibuat dengan memanfaatkan beberapa macam dedaunan dan kotoran hewan. Mengapa sih harus pakai pupuk organik? Penggunaan pupuk anorganik secara terus menerus dapat menyebabkan masalah lingkungan, seperti perubahan kondisi biologis dan fisik tanah, ledakan gulma, hama menjadi kebal, bahkan masalah kesehatan pada konsumen.

Menurut Frobel G. Dewanto dalam jurnal zootek pemberian pupuk organik dapat memperbaiki struktur tanah, menaikkan kondisi kehidupan di dalam tanah, dan sebagai sumber makanan tumbuhan, Nah lebih banyak manfaat pupuk organik kan SohIB? Jika SohIB tak mau repot-repot membuat pupuk organik, maka kalian bisa beli di toko pertanian terdekat kok. Dalam upaya menciptakan kemandirian pangan rumah tangga jangan sampai malah merusak lingkungan ya! Dijamin deh tanaman kalian bakal tumbuh lebih subur dan sehat dikonsumsi apabila menggunakan pupuk organik. Jangan sampai menjadi generasi yang sakit-sakitan ya, agar SohIB bisa tetap melangkah bersama mewujudkan cita-cita nasional.

Mengolah produksi sampah rumah tangga

Mengolah sampah rumah tangga menjadi kompos | Getty Images (canva.com)
Mengolah sampah rumah tangga menjadi kompos | Getty Images (canva.com)

Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) melaporkan bahwa pada 2021 timbunan sampah di Indonesia mencapai 27.780.389,07 ton, sedangkan sampah yang tidak terkelola sebanyak 34,47%. Sebanyak 40,8% sampah berasal dari rumah tangga. Rumah tangga merupakan penyumbang sumber sampah terbesar di Indonesia lho SohIB. Meskipun menurut data tersebut jumlah sampah yang terkelola lebih banyak, namun tetap saja ya kalau bisa sih kita harus menekan jumlah sampah di Indonesia agar mengurangi kerusakan di bumi tercinta.

SohIB bisa memanfaatkan sampah plastik seperti botol, kemasan minyak goreng, maupun barang dapur yang sudah tak terpakai sebagai pot tanaman, tas kresek juga bisa dipakai berulangkali, banyak sekali yang bisa kalian lakukan untuk mengurangi jumlah sampah. Kalian juga bisa mengajak orang di sekitar untuk menerapkan kebiasaan baik ini.

Jangan buang-buang makanan!

Makan secukupnya dan seimbang lebih baik ya SohIB. Jangan berlebihan ketika mengambil makanan, karena apabila makanan tersebut tak habis akan menimbulkan sampah. Dari data SIPSN pada 2021 sisa makanan merupakan jenis sampah paling banyak di Indonesia. Saat ini mungkin SohIB masih belum merasakan dampak krisis makanan pada tahap kelaparan ya, makanya masih suka buang-buang makanan. Yuk hentikan kebiasaan tersebut, masak dan makan secukupnya ya agar kemandirian pangan bisa tercapai.