LAWAN HOAKS JELANG PEMILU DENGAN LITERASI DIGITAL

LAWAN HOAKS JELANG PEMILU DENGAN LITERASI DIGITAL

Ayo wujudkan pemilu yang tertib dan anti hoax!

#SohIBBerkompetisiArtikel 

Tahukah kamu, hampir 60% pengguna internet di Indonesia sudah terpapar hoaks?

Di era society 5.0 ini, kita memang disuguhkan dengan kemudahan akses informasi yang tidak ada batasnya. Namun ternyata, hal itu justru dimanfaatkan dan disalahgunakan oleh segelintir orang untuk merugikan orang lain, salah satunya dengan menyebarkan berita hoaks.

Banyaknya Hoaks di Media Digital | Unsplash (istockphoto.com)

Hoaks adalah informasi bohong atau tidak valid yang dibuat oleh orang tidak bertanggung jawab demi kebutuhan dan keuntungan pribadinya. Berdasarkan data dari Kemenkominfo, setidaknya ada 800.000 situs yang terindikasi sebagai penyebar hoaks di Indonesia. Beberapa diantaranya terkait isu sosial, SARA, politik, kriminalitas, berita duka, kecelakaan, kesehatan, hingga lowongan pekerjaan.

Menurut Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo), angka kepercayaan masyarakat Indonesia terhadap hoaks selalu meningkat setiap tahunnya. Namun, bukan hanya tingkat kepercayaan masyarakat yang mengalami peningkatan, melainkan juga berita hoaks yang selalu meningkat dan tersebar luas setiap tahunnya, terlebih lagi saat menjelang diadakannya pemilu. 

PEMILU | Unsplash (istockphoto.com)

Menjelang diadakannya pemilu, biasanya hoaks akan semakin banyak tersebar. Seperti kasus yang terjadi pada pemilu tahun 2019 lalu, menurut Mafindo tercatat ada sekitar 49,94% hoaks bertema politik yang tersebar di berbagai platform digital, terutama di Facebook, WhatsApp, dan Twitter. 

Kemunculan hoaks di berbagai media digital memang selalu merugikan dan meresahkan penggunanya. Bukan hanya menjadikan banyak bermunculan opini negatif yang membuat kita saling mencurigai, tapi hoaks juga dapat menimbulkan perpecahan antar individu, masyarakat, bahkan lebih parahnya lagi hingga menimbulkan disintegrasi bangsa. Apalagi menjelang pemilu seperti sekarang ini, pasti akan berpotensi besar mengancam kenyamanan, ketertiban, dan keamanan pesta demokrasi yang akan diselenggarakan. 

Dampak Hoaks: perpecahan | Unsplash (istockphoto.com)

Sudah dapat disimpulkan bahwa hoaks memiliki dampak yang sangat buruk. Layaknya bola salju, awalnya hanya bulatan kecil yang lama kelamaan menjadi semakin besar. Proses penyebaran informasi yang sangat cepat membuat hoaks juga menjadi cepat tersebar. Awalnya mungkin hanya satu atau dua orang saja yang percaya hoaks, tapi lama kelamaan akan terus bertambah hingga menjadi kelompok besar orang yang menjadi korban hoaks. Kalau sudah begitu, hoaks akan menjadi sangat merepotkan dan membahayakan.

Maka dari itu, menjelang pemilu 2024 yang akan datang, yuk kita lawan hoaks dengan literasi digital!

 

Apa itu iterasi digital?

Pentingnya Literasi Digital | Unsplash (istockphoto.com)

Literasi digital adalah pengetahuan dan kemampuan dalam memahami serta memanfaatkan media digital secara sehat, cerdas, cermat, tepat, dan bijak. Dengan literasi digital, kita menjadi pengguna media digital yang tidak mudah menelan mentah-mentah informasi yang tersedia.

Ada empat pilar yang harus diterapkan dalam literasi digital, yaitu:

  1. Kemampuan Berdigital, merupakan kemampuan mengenal, memahami, dan menggunakan berbagai perkembangan TIK. 
  2. Etika Berdigital, merupakan kemampuan dalam menyadari, mencontohkan, menyesuaikan, merasionalkan, mempertimbangkan, dan mengembangkan norma yang berlaku di media digital.
  3. Budaya Berdigital, merupakan kemampuan dalam berpikir, berinteraksi, dan berperilaku di media digital sesuai wawasan kebangsaan, nilai pancasila, dan Bhinneka Tunggal Ika. 
  4. Keamanan Berdigital, merupakan kemampuan dalam menerapkan penjagaan terhadap keamanan digital.

Dengan menerapkan empat prinsip literasi digital dalam menggunakan media digital, membuat kita mampu menyaring berbagai informasi yang tersedia, sehingga tidak mudah terhasut informasi yang tidak valid. Hal tersebut dapat menjadikan kita sebagai pengguna digital yang siap mengoptimalkan manfaat positif dan mempersempit ruang hoaks di media digital. Penerapan literasi digital jelang pemilu juga akan membantu untuk mewujudkan pemilu yang tertib dan anti hoaks. 

Jadi mulai sekarang jangan lupa tanamkan literasi digital dalam diri agar kita tidak mudah termakan hoaks, ya!

Mari menjadi bagian dari pengguna media digital yang cakap, sehat dan bijak untuk pemilu yang lebih tertib. Bangsa ini membutuhkan peran kita semua untuk melawan hoaks agar dapat mewujudkan Indonesia yang lebih baik. Seperti yang dikatakan oleh Bapak Presiden Jokowi dalam Siberkreasi, “Literasi digital adalah kerja besar. Pemerintah tidak bisa bekerja sendirian, perlu mendapatkan dukungan seluruh komponen bangsa agar semakin banyak masyarakat yang melek digital”.