Labuan Bajo Mejadi Lokasi ASEAN ke-42 di Indonesia

Labuan Bajo Mejadi Lokasi ASEAN ke-42 di Indonesia

Labuan Bajo, Lokasi Asean 42, yang Memendam Legenda Putri Naga | Sumber: Pinterest (opnminded.com)

 

Indonesia menjadi Tuan Rumah Asean 2023 | Website Bank Indonesia (www.bi.go.id)

Dilansir dari bi.go.id, tahun 2023 ini adalah tahun ke lima di mana Indonesia kembali diamanatkan untuk mengibarkan bendera ASEAN setelah di tahun 1979, tahun 1987, tahun 1997, dan terakhir di tahun 2011.

ASEAN 2023 yang akan diselenggarakan pada bulan Mei 2023 ini mengusung tema “ASEAN Matters: Epicentrum of Growth”. Makna dari topik tersebut adalah bahwa negara Indonesia ingin menjadikan ASEAN senantiasa berpengaruh dan signifikan bagi dunia, baik berfungsi sebagai pencetus perdamaian beserta kemakmuran di kawasan ASEAN dan bahkan Indonesia juga berkehendak mewujudkan agar ASEAN memerankan peran utama dari kunci pertumbuhan ekonomi kawasan dan dunia.

Untuk merealisasikan tema tersebut, ada tiga buah pilar yang telah dipahat agar dapat menyokong tujuannya tercapai;

  1. Recover-Rebuilding; negara-negara di ASEAN akan memastikan pemulihan serta pertumbuhan di bidang ekonomi, serta mencegah risiko inflasi yang mungkin terjadi, 
  2. Digital Economy; negara-negara di ASEAN diwajibkan menumbuhkan kapasitas dari negara masing-masing guna memperkokoh inklusi keuangan serta literasi digital, dan
  3. Sustainability; negara-negara di ASEAN diharapkan agar dapat saling bergotong-royong merencanakan dan berkiblat ke arah yang sama yaitu mengarah ke harapan bersama yaitu terkait adanya peralihan dalam menghadapi ekonomi hijau. 

ASEAN 2023 Akan Diselenggarakan di Labuan Bajo

Asean 2023 Wakan diselenggarakan di Labuan Bajo | Website Suara (www.suara.com)

Dilansir dari detik.com, ASEAN yang diadakan di bulan Mei tahun 2023 akan diselenggarakan di salah satu pulau cantik di Indonesia yang begitu mempesona mata dan jiwa, Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur.

Mengapa di Labuan Bajo? Bukan di Jakarta dan Palembang seperti ASEAN di tahun-tahun sebelumnya? Bupati Manggarai Barat, Edistasius Endi menjawab pertanyaan ini bahwa ada tiga buah faktor yang menjadikan Labuan Bajo terpilih menjadi tempat penyelenggara ASEAN di tahun 2023 ini.

1. Sebagai perwujudan pembangunan yang merata dan berkeadilan sosial. Presiden Jokowi pernah mengatakan bahwa hal tersebut sebagai langkah yang amat sangat tepat dalam meningkatkan geliat wisata di provinsi Nusa Tenggara Timur dan ASEAN tahun 2023 ini adalah acara yang berskala internasional dan bergengsi. Hal ini merupakan langkah yang paling tepat dalam mempromosikan kawasan tujuan pariwisata dengan super prioritas ini, seperti yang dilansir dari harianhaluan.com, dan tentunya hal ini akan sangat berpengaruh besar terhadap peningkatan ekonomi di Manggarai Barat,

2. Aspek kesiapan akomodasi, yang tentunya akan berpengaruh besar terhadap peningkatan pembangunan dan pariwisata, dan

3. Terakhir adalah stabilitas, dimana hal ini dikarenakan adanya peran dari seluruh masyarakat Manggarai Barat yang berbondong-bondong dalam menyongsong acara yang berskala internasional ini.

Maka karena tiga faktor inilah, Labuan Bajo terpilih menjadi lokasi diselenggarakannya ASEAN tahun 2023 ini.

Labuan Bajo, yang Memendam Legenda Putri Naga

Legenda Putri Naga | Website Bajo Crew Tour (www.bajocrewtour.com)

Dalam sejarahnya, Labuan ternyata diambil dari kata “labuhan” yang berarti desa yang berperan sebagai tempat berlabuh bagi orang-orang yang berdatangan dari Bajo dan Bugis Sulawesi Selatan. Sejak saat itulah, desa ini pun dikenali dengan nama Labuan Bajo, hal ini seperti yang diwartakan dari kemenparekraf.go.id.

Jika kita berkunjung ke Labuan Bajo, tentu saja ada satu pulau yang tidak boleh terlewatkan, pulau itu bernama Pulau Komodo. Pulau ini berisikan satu-satunya kadal raksasa yang hanya ada di negara Indonesia.

Namun apakah kalian mengetahui bahwa Pulau Komodo ini tidak bisa terlepas dari legenda masyarakat yaitu Legenda Putri Naga? Legenda yang menghikayatkan kisah kasih antara Putri Naga dan seorang yang bernama Majo seperti yang dilansir dari kompas.com.

Di suatu masa yang sangat lampau, ada seorang perempuan gaib yang berparas cantik dan jelita yang dipanggil dengan sebutan Putri Naga. Sang Putri menikahi seorang manusia pria yang bernama Majo. Dari pernikahan ini, anak kembar pun terlahir ke dunia ini dengan selamat, bayi manusia berkelamin laki-laki yang diberi nama Gerong dan bayi naga berkelamin perempuan yang diberi nama Orah.

Sungguh memilukan hati karena kedua bayi ini harus terpisah sejak mereka masih kecil. Gerong dibesarkan di antara manusia, sedangkan Orah harus dibesarkan di tengah-tengah hutan. Sehingga Gerong dan Orah tidak pernah saling mengenal satu sama lainnya.

Sampai pada suatu ketika dimana Gerong dan Orah telah menginjak masa dewasa, Gerong mendapatkan tugas berburu di hutan. Dengan sebilah tombak, Gerong berhasil membunuh seekor rusa. Namun ketika Gerong ingin mengambil binatang hasil buruannya, seketika dari semak-semak, muncullah seekor kadal raksasa yang berusaha merampas binatang hasil buruannya Gerong.

Melihat hal itu, Gerong pun langsung mengangkat tombak tersebut dan hendak menghunus kadal raksasa itu. Sebelum tombak itu terayun, muncullah seorang sosok perempuan yang dimana sekujur tubuhnya dipenuhi dengan binaran kilauan cahaya yang sangat menyilaukan, iya ia adalah Sang Putri Naga. Sang Putri Naga melerai perkelahian itu dan menjelaskan kepada Gerong bahwa kadal raksasa yang hendak ia bunuh dengan tombaknya itu tak lain adalah saudara kembarnya.

“Jangan membunuh hewan ini, dia adalah saudara perempuanmu, Orah. Aku yang telah melahirkan kalian ke dunia ini, anggaplah ia sebagai sesamamu karena kalian adalah saudara kembar,” ujar Sang Putri Naga kepada Gerong.

Legenda Putri Naga inilah yang menciptakan suatu hubungan yang sangat erat antara manusia dengan komodo. Hingga saat ini, Taman Nasional Komodo lah yang menjadi satu-satunya kawasan terakhir di dunia ini dimana komodo ini masih bernafas dan bernyawa.

Taman Nasional Komodo | Website Kompas (www.kompas.com

Semangat Labuan Bajo yang Membara Untuk ASEAN 2023

Diharapkan dengan adanya semangat yang begitu membara serta peran dari berbagai pihak dan seantero masyarakat, Labuan Bajo mampu menghantarkan ASEAN 2023 agar dapat mewujudkan tema yang telah diusung-usungkan, yaitu “ASEAN Matters: Epicentrum of Growth”, menjadi nyata dan dapat terealisasi dengan sempurna.

Dan diharapkan kita semua, para pemuda dan pemudi Indonesia dapat bersatu padu, bersemangat, bekerja sama, dan bergotong royong sehingga menciptakan sinergi menjadi tuan rumah ASEAN kelima yang sanggat membanggakan di mata dunia.

Hal ini mungkin saja dapat menjadi obat penyembuh dan pelipur lara atas kejadian kurang membahagiakan beberapa bulan yang lalu dimana langkah Indonesia menjadi tuan rumah U-20 terhenti begitu saja. Ayo semangat dan bangkit kembali para pemuda dan pemudi Indonesia yang tidak pernah menyerah dan selalu semangat!