Kesibukan Dosen yang Sering Dikira PHP-in Mahasiswa, Apa Saja?

Kesibukan Dosen yang Sering Dikira PHP-in Mahasiswa, Apa Saja?

Rasa Stres ketika Bekerja | Unsplash (Jeshoots.com)

Belakangan ini, media sosial banyak bermunculan berita yang berisi curhatan para mahasiswa tentang perilaku dosen yang merugikan mereka secara waktu maupun mental, di saat mereka sedang berada pada tahap bimbingan skripsi.

Seperti yang kita ketahui, bahwa kasus 'PHP Dosen' tadi sudah terjadi sejak lama, bahkan telah dirasakan oleh mayoritas orang yang pernah menempuh pendidikan di perguruan tinggi. Berita yang bermunculan menampilkan klarifikasi dari sisi si mahasiswa yang menganggap bahwa dosen hanya mementingkan egonya sendiri, seperti mengubah jadwal, membatalkan pertemuan bimbingan secara sepihak, hingga cenderung kabur-kaburan dari kejaran mahasiswa.

Akhirnya, dosen dinilai hanya mementingkan urusannya tanpa memikirkan waktu dan tenaga yang telah dikorbankan mahasiswa hanya untuk mengikuti aturannya.

Namun, pernahkah kalian memikirkan apa penyebab sebenarnya dari kasus 'PHP Dosen' kepada mahasiswa bimbingannya? Apakah benar bahwa dosen memiliki sifat yang egois dan cenderung bodo amat dengan mental mahasiswanya? 

Tunggu dulu, di sini SohIB perlu memahami berdasarkan pandangan dari sisi dosen, agar kita tidak menilai buruk seseorang tanpa tahu kebenarannya. Karena bagaimanapun, dosen juga pernah berada di posisi sebagai seorang mahasiswa, di mana dia pasti juga memahami posisi mahasiswa bimbingannya.

Berikut adalah penjelasan tentang kesibukan seorang dosen yang sering disalahartikan oleh mahasiswa.

1. Tuntutan Riset dan Publikasi Ilmiah

Rasa Stres ketika Bekerja | Unsplash (Tim Gouw)

SohIB harus tahu nih, ternyata dosen tidak hanya memiliki tugas untuk mengajar dan mendidik mahasiswa aja lho. Melalui tri dharma dan aturan yang tercantum di dalam PO BKD 2021, dosen memiliki kewajiban-kewajiban yang cukup kompleks, salah satunya adalah memiliki publikasi ilmiah berupa artikel di jurnal.

Jadi, tanggung jawab tersebut terkadang menyita banyak waktu sampai mengorbankan waktu mahasiswa, apalagi jika melakukan penelitian ke luar daerah. Karena pada kenyataannya, memiliki publikasi pada jurnal bereputasi bukanlah hal yang mudah.

Dosen wajib menghasilkan paling sedikit 3 karya ilmiah yang diterbitkan dalam jurnal nasional terakreditasi. Mereka juga wajib menghasilkan paling sedikit 1 karya ilmiah yang diterbitkan dalam jurnal internasional bereputasi, atau menghasilkan paling sedikit 1 paten, jurnal internasional, atau karya seni monumental (desain monumental) dalam kurun waktu 3 tahun. 

2. Membimbing Mahasiswa S1, S2,dan S3

Bimbingan Mahasiswa | Unsplash (Christina)

Salah satu kewajiban seorang dosen adalah membimbing mahasiswa dalam penyelesaian akhir studinya berupa tugas akhir. Namun, terkadang tugas membimbing mahasiswa yang jumlahnya banyak harus dibarengi dengan manajemen waktu yang pas, agar para mahasiswa mendapatkan porsi yang sama.

Dosen dengan gelas magister hanya fokus membimbing mahasiswa pada program sarjana. Berbeda halnya dengan dosen yang bergelar doktor atau profesor, di mana mereka harus membimbing mahasiswa mulai dari S1 hingga S3 yang tentu lebih membutuhkan manajemen waktu yang pas.

Apalagi ada beberapa dosen yang mendapat tugas membimbing atau menjadi promotor untuk mahasiswa dari kampus luar. Akibatnya, mahasiswa bimbingan yang lain menjadi kesulitan untuk bertemu dalam merevisi tugas akhirnya. 

3. Membuat Laporan BKD

Menyusun Laporan | Unsplash (Headway)

Setiap dosen diberi kewajiban untuk menyusun laporan kinerja atau disebut dengan laporan BKD. Laporan BKD merupakan laporan wajib dosen yang terdiri dari dua jenis, yaitu RBKD dan LBKD. RBKD merupakan Rancangan BKD yang disusun dan dilaporkan dosen di awal semester, sementara LBKD atau Laporan BKD yang disusun dan dilaporkan oleh dosen pada akhir semester.

Tujuan dari pembuatan Laporan BKD ini adalah untuk bahan pemeriksaan serta penilaian dari asesor yang terdiri dari dosen berkualifikasi baik. Sehingga setiap dosen akan dimonitoring apakah telah melaksanakan seluruh tugas dan kewajibannya sesuai dengan aturan atau belum.

Jadi pada bagian ini, posisi dosen sebagai orang yang akan dinilai, sehingga dosen membutuhkan manajemen waktu yang baik agar dapat menyusun laporannya. 

4. Mendapat Tugas Penunjang 

Pertemuan dalam tugas | Unsplash (Christina)

Setiap dosen dapat dibebankan kewajiban untuk melaksanakan tugas penunjang demi mendapatkan poin kredit. Hal ini dipahami sebagai bagian dari strategi pengembangan karir akademik.

Tugas penunjang dosen merupakan tugas di luar aktivitas pengajaran, yang bertujuan untuk mengembangkan diri, seperti mewakili perguruan tinggi atau lembaga pemerintah di luar daerah hingga ke luar negeri, menjadi anggota delegasi nasional ke pertemuan internasiona, hingga berperan aktif dalam pertemuan ilmiah.

Mungkin, ada di antara SohIB yang pernah mendengar dosennya berkata bahwa dia tidak dapat ditemui karena sedang berada di luar kota bahkan di luar negeri.

5. Tuntutan Lanjut atau Menyelesaikan S3 

Momen Kelulusan | Unsplash (RUT MIIT)

Hal terakhir yang sering dialami oleh para dosen khususnya yang masih bergelar Magister adalah tuntutan untuk segera menyelesaikan pendidikan S3. Beberapa universitas mulai mewajibkan para dosen yang masih bergelar magister agar melanjutkan studi doktoral dengan beasiswa.

Hal ini tentu akan lebih menyita waktu dosen dalam mengejar kewajibannya, dan dengan terpaksa menomor duakan hak dari mahasiswa bimbingannya. Bahkan, ada beberapa kasus penggantian dosen pembimbing mahasiswa karena dosen mendapat pembebasan tugas untuk fokus menyelesaikan studi S3-nya.

Itu tadi penjelasan mengenai beberapa kesibukan dosen yang sering disalah artikan oleh mahasiswa sebagai bentuk PHP akan penyelesaian studinya. Seperti yang SohIB ketahui, bahwa profesi dosen itu memiliki kesamaan dengan guru, yaitu mendidik.

Namun, profesi dosen tidak hanya sekedar mendidik, tetapi harus dapat menciptakan karya berupa buku, jurnal, bahkan produk-produk komersil. Selain itu, dosen juga harus memosisikan dirinya sebagai seorang peneliti untuk menciptakan sebuah kebaruan dari suatu bidang ilmu.

Kiranya penjelasan tadi bisa menjadi jawaban dari kerisauan hati para mahasiswa di manapun berada ya! Karena bagaimanapun, baik sebagai dosen ataupun mahasiswa haruslah saling menghargai dalam bentuk apapun. Teruntuk SohIB yang masih berjuang dalam mengejar gelar, tetap semangat, ya! Good luck.