Keefektifan Self-Talk sebagai Cerminan Diri

Keefektifan Self-Talk sebagai Cerminan Diri

Self Talk Cerminan Diri | unsplash.com

Menyemangati diri sendiri dirasa sulit bagi sebagian seorang, terlebih setelah mengalami kegagalan yang berdampak luar biasa hingga mengganggu psikis orang tersebut. Pribadi yang ingin maju atas dorongan hati pun memerlukan effort besar.

Terlebih, apabila keberadaan keluarga dan teman yang dibutuhkan terkadang tidak terpenuhi secara keseluruhan, sehingga pribadi yang rapuh harus mengandalkan diri sendiri dan bangkit dalam masa kelam.

Self-talk atau berbicara sendiri bisa jadi cara untuk mengungkapkan seluruh rasa yang ada pada hati dan memenuhi ekspresi dari rasa yang terpendam, sehingga dapat memperbaiki sikap maupun perilaku yang masih belum maksimal dalam menjalani keseharian.

Namun, apakah self-talk treatment efektif dilakukan sebagai refleksi diri yang tidak menimbulkan gangguan mental lain dan mampu menjadi cara menyemangati diri? Selengkapnya dibahas pada artikel kali ini.

Self-Talk dari Segi Psikologi

Dilansir pada healthdirect.gov.au, self-talk tanpa disadari terjadi begitu saja yang berasal dari suara hati atau inner voice dengan menggabungkan pikiran sadar untuk menghasilkan suatu monolog internal terhadap kejadian setiap hari.

Cukup memalukan memang mengobrol atau bergumam pada diri sendiri apalagi orang lain mengetahui hingga memperhatikan gelagat kita. Bahkan, mungkin memunculkan asumsi publik bahwa ada masalah mental atau ‘hilang akal’.

Self Talk atau berbicara sendiri | unsplash.com

Padahal studi psikologi yang dilakukan selama beberapa dekade membuktikan bahwa self-talk wajar dilakukan oleh manusia sebagai suatu renungan atas kejadian sehari-hari dengan melakukan percakapan untuk mengetahui isi hati sesungguhnya.

Lev Vygotsky, seorang psikolog Rusia, mengasumsikan self-talk sebagai kunci perkembangan dalam mengelola perilaku dan emosi manusia karena sikap sering berbicara sendiri secara bersuara ketika bermain serta sikap meniru dari percakapan orang dewasa sewaktu masa anak-anak.

Manfaat Self-Talk

Tidak sedikit yang diketahui terkait manfaat self-talk bagi diri sendiri karena sebagian orang masih memiliki persepsi aneh ketika menemui seseorang berbicara maupun bergumam sendiri. Berikut dampak positif melakukan self-talk bagi diri sendiri!

  1. Dapat menyusun rencana. Self-talk dapat menghasilkan to-do-list yang akan dilakukan esok hari sesuai evaluasi dari kegiatan yang telah dilakukan hari ini dan yang belum terselesaikan.
  2. Mengatasi situasi sulit. Ada kalanya suatu problematik hanya perlu melibatkan diri sendiri melalui self-talk tanpa bantuan orang lain, baik keluarga maupun teman, dalam menyelesaikan masalah.
  3. Mandiri dalam membuat keputusan. Self-talk juga dibutuhkan bagi pribadi yang sering galau menentukan pilihan agar mandiri membuat keputusan dari berbagai pilihan melalui percakapan internal/kebatinan.
    Menyusun Rencana manfaat selftalk | unsplash.com
  4. Meningkatkan fokus. Pelibatan diri sendiri dalam situasi yang sukar dapat memfokuskan diri pada satu permasalahan ketimbang berhubungan pada segala situasi tanpa bisa mengelola maupun menyelesaikan secara baik.
  5. Mengontrol emosi. Berbicara sendiri mengenai perasaan pribadi dapat mengelola pikiran pada setiap tindakan yang akan dilakukan dalam menghadapi segala situasi.
  6. Mengurangi stres. Terbentuknya kepercayaan diri melalui self-talk dapat meminimalisir situasi yang memicu kecemasan, seperti bertemu orang baru dan berbicara di depan umum (public speaking).
  7. Memotivasi diri. Perbincangan internal bisa menjadi cerminan, misalnya ‘ternyata aku orang yang kuat dan tangguh menghadapi segala masalah’, sehingga self-talk menjadi metode terbaik untuk berefleksi diri.

Batasan Self-Talk

Meski self-talk bisa menjadi metode terbaik dalam mengekspresikan konflik sosial dan menemukan jawaban atas konflik batin, perlu diperhatikan batasan self-talk agar tidak menjadi toxic bagi diri sendiri maupun orang lain.

  1. Monitor perkataan ketika self-talk. Hentikan berbagai perkataan berunsur negatif yang dialihkan dengan perkataan positif agar tidak mengganggu mental dan menurunkan semangat maupun kepercayaan diri.
  2. Tanyakan kembali pada diri sendiri. Apabila terdapat kelemahan atau mampu mengambil risiko, cobalah bertanya pada diri sendiri atas kemampuan yang dimiliki dan berani menantang diri sendiri jika memang berisiko.
  3. Berbaiklah pada diri ketika self-talk. Sadari bahwa bicara sendiri bukan ajang untuk mencela atau memperburuk diri sendiri, melainkan untuk mencari keberhasilan diri dan meningkatkan kepercayaan diri.

Sejatinya, tanpa disadari, perlu bantuan batiniah untuk meyakinkan diri dalam menentukan keputusan atas berbagai pilihan melalui obrolan internal yang tidak melibatkan orang lain, sehingga dapat menentukan keputusan sendiri untuk ke depannya.

Hal terpenting lain untuk melatih self-talk adalah selalu dikeliling oleh orang-orang yang memiliki pemikiran positif dalam menjalani keseharian dan memiliki aura optimis ketika dihadapkan oleh problematika sosial yang memengaruhi mental.

Namun, penting diperhatikan juga apakah metode refleksi diri berupa self-talk menjadi metode yang bisa mengekspresikan pribadi dengan batasannya atau bisa menggunakan metode lain yang lebih masuk akal.

Apabila self-talk bukan pilihanmu untuk mengurangi kepenatan pikiran yang mengarah mengganggu psikismu, konsultasikan kepada psikiater di rumah sakit yang akan memberikan treatment berupa Cognitive Behavioral Therapy. Jiwa senang, hati bahagia!

 

Referensi:

  • https://www.healthdirect.gov.au/self-talk