Impostor Syndrome: Saat Seseorang Suka Meragukan Diri Sendiri

Impostor Syndrome: Saat Seseorang Suka Meragukan Diri Sendiri

Orang yang selalu takut gagal | Freepik (rawpixels)

Adakah SohIB yang sering meragukan diri sendiri atas apa yang sudah diraih?

Jika kamu sering merasa tidak pantas dengan segala hal yang sudah didapatkan, bisa jadi SohIB mengalami impostor syndrome. Sindrom ini bukan gangguan mental, ya. Namun, sebuah kondisi psikologis yang menyebabkan seseorang merasa takut dan ragu-ragu dengan pencapaian yang ia punya.

Mengutip dari Jurnal Current Psychology, seseorang yang mengidap sindrom ini cenderung sering meragukan dan mempertanyakan kemampuannya. Selain itu, biasanya ia juga merasa bahwa kesuksesan yang didapat hanyalah keberuntungan semata.

FYI, walaupun penderita impostor syndrome menganggap bahwa sesuatu yang mereka dapatkan hanya keberuntungan saja, di sisi lain, mereka juga mempunyai ketakutan akan kegagalan yang berlebih. Mereka akan selalu berusaha untuk memotivasi dirinya agar tidak gagal.

Ketakutan akan ekspektasi orang-orang di sekitarnya membuat orang dengan gangguan ini cenderung terlalu sering khawatir dengan pekerjaan yang dilakukan. Mereka juga lebih suka menahan potensi diri demi menghindari kesalahan.

SohIB, faktanya, perempuan lebih sering mengidap impostor syndrome dibandingkan laki-laki. Perasaan selalu ingin dipandang sempurna dalam segala hal seakan-akan terus menghantui penderita sindrom ini.

Bisakah Pengidap Impostor Syndrome Sembuh?

Low self esteem woman
Orang yang tidak percaya dengan kemampuan dirinya sendiri | Freepik (pikisuperstar)

Laman resmi UGM menuliskan, fenomena impostor ini dapat dipicu dari pola asuh orang tua yang salah. Saat seorang anak tumbuh dari keluarga yang mengedepankan pencapaian intelektual dan tidak mengajarkan bagaimana cara untuk merespon kesuksesan atau kegagalan, sindrom ini akan tumbuh dan menjalar dalam diri anak tersebut.

Selain itu, tekanan masyarakat sekitar juga turut menjadi trigger terbentuknya sindrom ini, loh! Ekspektasi berlebih dari banyak orang membuat penderita sindrom penipu ini tertekan dan mereka bahwa ia harus memenuhi seluruh ekspektasi tersebut.

Lalu, bisakah impostor syndrome sembuh? Sangat bisa! SohIB bisa melakukan beberapa cara di bawah agar sembuh dan bebas dari impostor syndrome:

1. Self-talk

Isi kepala penderita impostor syndrome adalah hal-hal negatif yang membuat pikiran menjadi kalut. Jika dibiarkan, bukan tidak mungkin sindrom ini akan mengantarkan penderitanya ke arah depresi dan anxiety.

SohIB, coba lebih sering untuk memberikan afirmasi positif untuk diri sendiri. Berikan pujian dan apresiasi atas apa yang diraih. Tanamkan bahwa tidak ada manusia yang terlahir sempurna.

Lambat laun, dengan terus memberikan afirmasi yang baik lewat self-talk, pikiran negatif akan larut dan kamu akan menjadi orang yang lebih bisa menghargai diri sendiri.

2. Validasi perasaan

Perasaan takut, kecewa, dan marah saat menghadapi sesuatu yang tidak sesuai dengan bayangan adalah hal yang lumrah. Kamu wajib memberikan validasi bahwa perasaan tersebut memang nyata.

SohIB juga bisa mulai untuk menceritakan bagaimana perasaan dan isi hatimu kepada orang terdekat. Dengan berbicara, mereka akan membantu kamu untuk melihat sebuah permasalahan dari berbagai sudut pandang.

3. Pahami kelebihan dan kelemahan

Setiap manusia terlahir dengan keunikannya masing-masing. Tidak ada satu pun manusia yang terlahir dengan ‘sendok emas’ tanpa memiliki kekurangan.

Di balik kelebihan yang dimiliki oleh seseorang, pasti akan ada kelemahan yang mengikutinya. Tidak perlu takut untuk gagal karena melihat kekurangan.

Dengan adanya kekurangan yang dimiliki, SohIB dapat mengembangkan kelebihan yang lain untuk mengatasi atau menyamarkan kekuranganmu. Semangat!

4. Nikmati apa yang kamu punya

Penderita impostor syndrome selalu menyangkal bahwa prestasi yang ia dapatkan adalah hasil usaha kerasnya. Mereka menganggap bahwa semuanya hanyalah keberuntungan semata.

Nah, hal ini wajib diubah, ya, SohIB! Semua yang kamu peroleh adalah murni hasil kerja kerasmu sendiri. Ingat bahwa setiap manusia dilahirkan dengan kecerdasan sesuai dengan bidangnya.

Jangan lupa untuk merayakan apa yang sudah kamu dapat. Cara sederhananya, kamu bisa mulai menerima pujian yang dilontarkan oleh orang lain. Dengan cara ini, kamu bisa lebih menghargai setiap proses yang sudah dilalui.

SohIB, jangan lupa untuk selalu mengapresiasi diri sendiri, ya! Kamu hebat, kuat, dan luar biasa!

Be thankful for what you have, you’ll end up having more. If you concentrate on what you don’t have, you will never, ever have enough.” – Oprah Winfrey

#Makin Tahu Indonesia

 

 

Referensi:

Pákozdy, C., Askew, J., Dyer, J. et al. The imposter phenomenon and its relationship with self-efficacy, perfectionism and happiness in university students. Curr Psychol (2023). https://doi.org/10.1007/s12144-023-04672-4

https://ugm.ac.id/id/berita/20226-psikolog-ugm-paparkan-fakta-impostor-syndrom/

https://www.alodokter.com/mengenal-imposter-syndrome-dan-cara-menghadapinya