Generasi muda, investasi masa depan

Generasi muda, investasi masa depan

Generasi muda, Investasi masa depan

Generasi Muda, Investasi Masa Depan

berbagi pengalaman di acara MOP peserta didik baru [dokumentasi pribadi]

#SobatHebatIndonesiaBaik#JadiKontributorJadiInspirator#BerbagiMenginspirasi#SohIBBerkompetisiArtikel

Pemuda adalah aset dunia, dari 270,20 juta jiwa penduduk Indonesia, 70,20% nya adalah usia produktif yaitu usia 15 sampai 64 tahun yang artinya didalamnya terdapat generasi muda. Berdasarkan pengelompokkan berdasarkan tahun lahir pemuda berada di barisan milenial dan gen Z. Kelompok milenial yaitu yang lahir 1981-1996 sedangkan kelompok gen Z yang lahir pada tahun 1997-2012. Generasi milenial dan gen Z ini penuh dengan tantangan menghadapi era globalisasi dan era digitalisasi. Apalagi menghadapi kebijakan pasar bebas dimana warga negara indonesia harus bisa bersaing dengan warga negara asing dalam berbagai bidang.

Kita sebagai generasi muda harus mempersiapkan diri dengan meningkatkan kompetensi, antara lain kompetensi dalam hal akademik,  dimana kita harus terus berjuang menggapai jenjang pendidikan tinggi. Dengan meningkatnya kompetensi akademik kita, kita dapat turut serta mendidik tunas-tunas bangsa dengan berbagai hal, menjadi seorang guru, akademisi bahkan menjadi praktisi. Akademisi menurut kamus besar bahasa indonesia (KBBI) adalah orang yang berpendidikan tinggi atau anggota akademi.Menurut beberapa istilah umum yang lain akademisi adalah seseorang yang berpendidikan tinggi, atau intelektual, atau seseorang yang menekuni profesi sebagai pengajar atau guru besar di perguruan tinggi atau anggota dari suatu akademi. Sedangkan, Praktisi menurut kamus besar bahasa indonesia adalah pelaksana, jadi seseorang yang ahli dibidang itu misalnya praktisi pendidikan, praktisi kewirausahaan, dan sebagainya. Dalam hal ini generasi muda di era globalisasi dan digitalisasi harus mampu menjadi akademisi dan praktisi yang unggul yang dapat bersaing di kancah internasional.

Acara seminar umum kepemudaan [dokumentasi Pribadi]

  

   Setelah meningkatkan kompetensi, sebegai generasi muda harus berani berbagi pengetahuannya dalam berbagai bidang, artinya semuanya harus mengambil peran dalam upaya pembangunan SDM. Sebagaimana kita ketahui, berdasarkan sumber Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2020 bahwa Indeks Pembangunan Manusia (IPM) itu tidak meningkat secara signifikan apalagi setelah negeri ini diserang wabah pandemi Covid-19, dampak yang ditimbulkan sangat signifikan maka diperkirakan ditahun 2022 IPM akan menurun. Hal ini arus kita sikapi, kita semua memiliki peran dan memanfaatkan peluang bonus demografi yang sedang di alami oleh negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Menurut Siti Nur Aeni (2021) dalam artikel katadata.co.id Bonus demografi adalah sebuah fenomena saat penduduk usia produktif jumlahnya sangat banyak. Indonesia diketahui menjadi negara yang kini memiliki bonus demografi atau ledakan penduduk. Pasalnya jumlah penduduk usia produktif lebih tinggi dibandingkan usia non produktif.

   Generasi muda juga pemimpin di masa depan. Harus memiliki jiwa sosial dan kepedulian yang tinggi kepada masyarakat. Pemuda sebagai media warga, pemuda juga sebagai agent of change. Sehingga bisa mengambil peran sebagai volunteer untuk bersinergi dengan pemerintah melakukan percepatan dalam memberikan bantuan kepada masyarakat. Kemudian membuat atau bergabung dengan berbagai organisasi atau komunitas sosial adalah salah satu cara kita untuk berkontribusi bagi masyarakat. 

Acara trauma healing dan penyaluran bantuan dari berbagai komunitas di Banten [dok.Pribadi]

   Ketika terjadi sebuah bencana, pemerintah tidak bisa langsung memberikan bantuan secara cepat, karena harus memikirkan regulasi untuk melakukan pencairan dana termasuk untuk kebutuhan operasional di lapangan, maka peran ini bisa di ambil oleh kita sebagai generasi muda yang produktif. Generasi muda harus produktif, karena negeri ini membutuhkan kita.