Mengenal Lebih Dalam tentang Gangguan Mental, Apa Itu Baby Blues?

Mengenal Lebih Dalam tentang Gangguan Mental, Apa Itu Baby Blues?

Ilustrasi Ibu dan Bayinya | Unsplash: Zach Lucero

Apakah SohIB masih ingat dengan sebuah video viral di media sosial yang memperlihatkan seorang ibu yang ingin melempar bayinya ke rel kereta? Ibu tersebut diduga mengalami baby blues syndrome. Istilah tersebut memang sudah tidak asing lagi. Namun, sebenarnya apakah yang dimaksud baby blues syndrome? Mengapa seseorang bisa mengalaminya?

Pengertian Baby Blues Syndrome

Baby blues syndrome adalah sebuah gangguan mental yang dialami oleh seseorang sekitar dua sampai tiga hari pasca persalinan. Kata blues yang berarti perasaan sedih digunakan sebagai penjelas kondisi sang ibu. Biasanya para ibu mengalami perasaan sedih, stres, cemas, dan mudah tersinggung.

Namun, tidak perlu merasa bersalah jika terjadi pada kalian dan jangan menyalahkan mereka yang mengalaminya. Siapapun bisa mengalami baby blues tanpa dipengaruhi usia, tingkat pendidikan, pendapatan, maupun budaya.

Penyebab Baby Blues Syndrome

1. Perubahan hormon

Perubahan jumlah hormon estrogen dan progesteron yang menurun tiba-tiba menyebabkan perubahan suasana hati. Selain itu, penurunan hormon dari kelenjar tiroid secara tajam akan membuat mereka cepat merasa lelah dan depresi.

Ilustrasi seorang perempuan yang depresi akibat baby blues | Pexels: Andrea Piacquadio

2. Adaptasi menjadi orang tua baru

Seorang ibu baru mungkin merasa gugup saat merawat yang baru lahir atau khawatir tentang perubahan hidup pada dirinya setelah kehadiran sang bayi. Hal-hal semacam ini bisa membuat dirinya merasa sedih dan tertekan.

3. Masalah internal dan eksternal

Masalah internal yang dimaksud adalah masalah dalam rumah tangganya, seperti hubungan dengan pasangan dan masalah eksternal merupakan masalah yang berasal dari luar rumah tangga, seperti media dan tekanan sosial.

4. Riwayat mental health illness

Beberapa riwayat tersebut antara lain, bipolar, mengindap stres, dan gangguan kecemasan.

Tanda-tanda baby blues pada ibu

1.Merasa sedih

Perasaan sedih ini hadir tanpa alasan. Terkadang sang ibu juga memiliki ketakutan untuk menyentuh anaknya.

2.Emosi labil

Emosi yang tidak stabil ini disebabkan oleh perubahan hormon yang signifikan. Menurut dr. Rizal Fadli (dalam Halodoc), ini dapat mempengaruhi suasana hati dan emosi sehingga sang ibu cenderung lebih sensitif dan mudah marah.

3.Mudah merasa lelah

Hal ini ditimbulkan dari kurangnya waktu tidur dan perubahan gaya hidup akibat merawat bayinya. Terkadang rasa lelah ini disertai sakit kepala.

4.Merasa cemas

Rasa cemas ini muncul akibat merasa tidak mampu, tidak percaya diri, dan kecewa terhadap tanggung jawab baru.

Tanda-tanda Baby Blues pada Ayah

Jarang diketahui dan tidak diperhatikan, sebenarnya pria juga bisa mengalami baby blues karena perubahan hormon selama dan setelah bayi lahir. Penurunan kadar testosteron dan peningkatan kadar estrogen kortisol, vasopresin, dan prolaktin dapat menyebabkan depresi.

Ilustrasi lelaki yang depresi akibat baby blues | Unsplash: Christopher Lemercier

Berbeda dengan ibu, kondisi baby blues pada ayah biasanya terjadi lebih lambat. Tepatmya sekitar satu atau enam bulan setelah anak lahir. Melansir Cleveland Clinic (dalam CNN Indonesia), baby blues pada ayah ditandai dengan beberapa hal, yakni mudah marah, kehilangan minat atau hobi hingga bekerja sepanjang waktu, menarik diri dari keluarga dan teman, serta merasa putus asa dan sedih.

Perbedaan Baby Blues Syndrome dengan Postpartum Depression

Banyak orang yang masih salah mengerti. Mereka menyamakan baby blues syndrome dengan depresi. Baby blues ditandai dengan merasa lelah karena kewalahan mengurus bayi, menjadi tidak sabaran, mood sang ibu yang mudah berubah, terkadang sedih, dan hanya berlangsung tidak lebih dari dua minggu.

Sementara, depresi postpartum terjadi apabila sang ibu mengalami perasaan panik, khawatir, takut sendirian, tidak fokus, tidak punya harapan, sampai-sampai berat badannya naik atau turun drastis. Dapat dikatakan depresi postpartum merupakan kelanjutan dari baby blues yang tidak ditangani dengan segera. Oleh sebab itu, peran suami dan lingkungan sekitar dibutuhkan untuk mendukung ibu baru tersebut.

Kendati tanda-tanda baby blues syndrome cukup mengganggu, biasanya penyakit ini akan hilang dengan sendirinya tanpa memerlukan pengobatan apapun. Selain itu, ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk meminimalisir terjadinya baby blues syndrome dan mempercepat proses pemulihan mental bagi yang mengalaminya. Lantas, bagaimanakah caranya?

  1. Melakukan upaya preventif

Hal ini dapat dilakukan dengan cara mempersiapkan kebutuhan dari mulai hamil sampai pasca melahirkan secara fisik, mental, dan materil. Pastikan menjaga kesehatan agar fisik tetap kuat saat melahirkan. Persiapan mental dapat dilakukan dengan mengikuti kelas-kelas mengasuh bayi.

  1. Sebisa mungkin beristirahat

Memang merawat dan mengasuh bayi merupakan hal yang penting bagi orang tua. Namun, jangan lupa manfaatkan waktu istirahat dengan baik. Buatlah me time agar tidak stres.

  1. Kebersamaan dengan pasangan

Mintalah pasangan untuk bergantian menjaga anak. Jika ibu terpaksa bangun di tengah-tengah istirahat, maka akan lebih baik juga sang suami turut bangun dan membantu untuk mengurangi beban istrinya.

Ilustrasi kebersamaan pasangan dalam mengasuh anak | Unsplash: Omar Lopez
  1. Bantuan orang tua atau teman dekat

Tidak perlu sungkan meminta bantuan orang lain jika memang memerlukannya, terutama kepada orang-orang terdekat. Mereka dapat membantu mengawasi bayi saat ibu sedang memasak atau mandi atau menggendong bayi saat sedang berpergian.

5.Hubungan dengan sesama orang tua baru

Bertemu dan berinteraksi dengan orang tua baru akan membuatmu tidak merasa sendirian. Terkadang dengan adanya komunikasi bersama mereka, kamu bisa menemukan kesamaan nasib saat mengasuh anak, saling berbagi solusi, dan belajar ilmu parenting.

Jadi, itulah yang dimaksud dengan baby blues. Nah, setelah mengetahui penyebab dan tanda-tandanya, maka jangan ragu untuk membantu sahabat atau kerabat jika ada yang mengalaminya ya, SohIB!

Referensi:

  • Fadli, Rizal. (2023). Baby Blues Syndrome terjadi pada Ibu Baru, Begini Cara Mengatasinya. Diakses pada 13 September 2023 dari https://www.halodoc.com/artikel/baby-blues-syndome-terjadi-pada-ibu-baru-begini-cara-mengatasinya
  • CNN INdonesia. (2023). Baby Blues bisa terjadi pada Ayah, Kenali Tanda-tandanya. Diakses pada 13 September 2023 dari https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20230811175001-255-985038/baby-blues-bisa-terjadi-pada-ayah-kenali-tanda-tandanya
  • March of Dimes. (2021). Baby Blues after Pregnancy. Diakses pada 13 September 2023 dari https://www.marchofdimes.org/find-support/topics/postpartum/baby-blues-after-pregnancy