Fenomena Joki Skripsi di Kalangan Mahasiswa yang Ingin Segera Lulus

Fenomena Joki Skripsi di Kalangan Mahasiswa yang Ingin Segera Lulus

Fenomena Joki Skripsi | Unsplash (Kaitlyn Baker)

Pernahkah SohIB mendengar tentang joki skripsi? Seperti namanya, joki skripsi merupakan istilah bagi penyedia jasa penulisan tugas akhir berupa skripsi, yang di mana pemakai jasanya merupakan mahasiswa tingkat akhir, dan beberapa telah berada pada ambang batas studi.

Sering kita jumpai berbagai macam promosi jasa mereka melalui pamflet offline, hingga melalui sosial media seperti Instagram, Facebook, maupun Twitter. Jasa joki dianggap sebagai penolong yang memudahkan mahasiswa tingkat akhir, untuk menghindari tanggung jawab karena beberapa faktor seperti; tidak paham akan cara penulisan, kesibukan karena bekerja, hingga ingin mencari akses yang mudah untuk lulus.

Hal ini tentu menjadi masalah, apabila mahasiswa tidak menggunakan ilmu yang dia dapatkan semasa berkuliah, dan berpotensi menciptakan lulusan yang tidak memiliki kualitas.

Lantas, mengapa jasa Joki skripsi masih terus ada bahkan makin menjamur, seakan hal tersebut merupakan pekerjaan yang wajar-wajar saja. SohIB perlu memahami bagaimana fenomena ini bisa terjadi, apa saja yang melatarbelakanginya? Simak penjelasan berikut!

Dianggap sebagai Solusi dari Masalah Mahasiswa Akhir

Mendapat sebuah solusi | Unsplash (Bruce Mars)

Perlu untuk dipahami, bahwa banyak sekali faktor yang melatarbelakangi penyebab mahasiswa tingkat akhir memilih untuk menggunakan jasa joki skripsi.

Untuk pengaruh faktor eksternal, bisa dari minimnya sosialisasi tentang plagiasi dalam penulisan tugas akhir, kurangnya penguatan dari materi karya tulis ilmiah, hingga kesibukan pekerjaan bagi mahasiswa yang telah bekerja. Adanya pergaulan yang didominasi oleh pemakai jasa hoki dan hingga buruknya hubungan dengan dosen pembimbing juga memberikan dampak.

Untuk faktor internal yang sering dijumpai antara lain, mahasiswa tidak ingin dibebani dengan tanggung jawab sebagai konsekuensi menjadi calon sarjana, hingga kurangnya motivasi diri untuk meng-upgrade skill dan ilmu pengetahuan.

Akibatnya, kehadiran joki skripsi dianggap sebagai penolong untuk masalah yang mereka hadapi. Untuk biaya bukanlah sebuah hambatan bagi pemakai jasa tersebut, selagi sang Joki mampu membebaskan mereka dari kewajiban untuk mendapatkan gelar sarjana.

Tarif Jasa yang Bisa disesuaikan

Transaksi dua bela pihak | Kompas

Seperti namanya, joki skripsi menjadi sebuah pekerjaan yang tentu tidak gratis. Ketika mahasiswa ingin menggunakan jasa dari seorang joki, dia wajib memberikan bayaran yang telah disepakati di awal. Sebagai contoh, ada situs yang mana memasang tarif sesuai dengan kebutuhan mahasiswa, seperti pembuatan judul sebanyak tiga buah judul dibandrol sebanyak Rp. 250.000, proposal senilai Rp. 2.000.000 atau per bab (1/2/3) senilai Rp. 850.000, sampai pengerjaan full skripsi senilai Rp. 4.800.000.

Tentu beberapa pilihan harga tadi tidak akan sama dengan penyedia jasa yang lain, bisa saja lebih mahal atau lebih murah, tergantung dari tingkat kesulitas skripsinya. Hal ini tentu menjadi pilihan bagi mahasiswa, khususnya bagi mereka yang tidak terlalu memikirkan nominal yang dikeluarkan. 

Usaha Sampingan yang Menjanjikan

Working Eassy | Unsplash (Jason Strull)

Joki skripsi telah menjadi usaha sampingan yang dapat memberikan pemasukan yang lumayan banyak, bahkan lebih banyak dari pada pemasukan pekerjaan utama. Para penyedia jasa joki skripsi umumnya adalah orang-orang yang memiliki kualiffikasi pendidikan tinggi dengan kemampuan bidang kepenulisan dan editing.

Bisa saja para pelaku joki skripsi adalah orang-orang yang di dunia nyata memiliki pekerjaan tetap dengan gaji yang cukup, tetapi tidak ingin menyia-nyiakan kemampuan yang dia punya. Meski dianggap sebagai pekerjaan yang dapat mencederai kualitas pendidikan, nyatanya usaha seperti ini sangat laris manis di kalangan pendidikan itu sendiri, dengan tagline "Pusing Kerjakan Skripsi? Serahkan Saja Kepada Kami".

Adanya Keterlibatan Oknum Kampus

Dosen sedang menerangkan materi | Unsplash (Steffen Wienberg)

Salah satu hal yang mencederai Tri Dharma Perguruan Tinggi adalah adanya keterlibatan para oknum-oknum kampus sebagai pelaku dari layanan Joki skripsi. Banyak kasus yang terungkap, di mana para dosen membuka jasa untuk mempermulus jalan lulus dari si mahasiswa.

Dosen yang paham benar dengan prosedur penulisan skripsi dan penelitian dapat menawarkan diri untuk mengerjakan skripsi si mahasiswa. Ada beberapa kasus yang terungkap terkait hal ini.

Dikutip dari Zona Mahasiswa, sebanyak 3 dosen dari Universitas Nias dipecat akibat praktek joki skripsi yang tentu mempermalukan institusi dan jabatan mereka, yang seharusnya membimbing mahasiswa dalam penulisan skrispi. Tentu hal seperti tadi menjadi salah satu alasan mengapa fenomena joki skripsi makin berkembang tanpa tahu kapan berakhirnya.

Dalam pandangan akademik, joki skripsi atau joki yang berhubungan dengan tugas akhir merupakan hal yang melanggar aturan. Hal ini terlihat dari banyaknya kasus-kasus plagiasi karya ilmiah yang mengalami peningkatan seiring dengan tingginya permintaan jasa joki. Kekhawatiran lain adalah pengaruh penggunaan jasa Joki pada turunnya tingkat intergritas SDM di dunia pendidikan dalam mencetak lulusan yang berkualitas.

Jadi, Joki skripsi tidak pernah menjadi pilihan untuk menyelesaikan pendidikan! Tekunlah belajar dan memperdalam ilmu agar menjadi manusia bersumber daya unggul dan memeroleh gelar yang berkah.

SohIB semua juga harus mampu untuk meng-upgrade diri agar dapat menghadapi persoalan ke depannya nanti. Ingat, karena hasil yang kamu dapatkan tidak akan pernah mengkhianati usahamu. Good Luck!