Fakta Tentang Rawon, Jadi Sup Daging Terenak di Dunia!

Fakta Tentang Rawon, Jadi Sup Daging Terenak di Dunia!

Rawon, Kuliner Indonesia dari Jawa Timur | Sumber: Cookpad

Siapa sih, yang nggak kenal rawon? Rawon merupakan kuliner Indonesia dari Jawa Timur. SohIB, tahu nggak nih baru-baru ini rawon disebutkan sebagai hidangan sup daging terenak di dunia, lho. Hal ini dibuktikan melalui Taste Atlas, di mana rawon memperoleh rating sup daging tertinggi sebesar 4,8/5. Mau lebih tahu tentang rawon? Yuk, simak faktanya berikut ini.

Nama Rawon

Rawon berasal dari bahasa Jawa rawa yang diartikan sebagai gelap. Hal ini sesuai dengan warna gelap kehitaman kuahnya yang berasal dari kluwak. Kluwak diketahui merupakan hasil fermentasi dari biji picung. Tidak hanya membuat daya tarik semata, tetapi kluwak juga memberikan cita rasa yang khas. 

Makanan Kerajaan

Melansir dari Jawapos (2022), Dwi Kristiastuti, pakar kuliner Nusantara dan dosen Tata Boga Universitas Negeri Surabaya, menyatakan bahwa rawon merupakan kuliner warisan nenek moyang. Makanan khas Jawa Timur ini rupanya sudah dikenal sejak zaman Kerajaan Majapahit.

Oleh karena itu, mulanya rawon merupakan makanan yang disajikan kepada para bangsawan untuk acara khusus Kerajaan Majapahit.

Saat ini, rawon tetap menjadi hidangan istimewa yang sering disajikan pada acara adat, pernikahan, dan selamatan. Namun, tidak sedikit juga masyarakat yang membuat warung makan rawon atau restoran yang menjadikan rawon sebagai salah satu menunya. Oleh sebab itu, dapat dikatakan rawon kini menjadi makanan sehari-hari.

Tertulis dalam Kitab Kuno dan Prasasti

Bukti rawon sudah dikenal sejak lama terdapat dalam kitab-kitab kuno. Beberapa di antaranya Kitab Kakawin Bhomakaya dan Serat Wulangan Olah-olah Warna-warni.

Berdasarkan penelitian Pusat Kajian Makanan Tradisional UGM pada tahun 1997, dalam Kakawin Bhomakaya yang berbahasa Jawa Kuno, rawon tercatat sebagai makanan yang enak dan mengenyangkan (enak ikaŋ rarawwan amarěg-marěgi). Sementara, cara memasaknya tertulis jelas dalam Serat Wulangan Olah-olah Warna-warni atau buku masak koleksi Istana Mangkunegaran Surakarta, khususnya dalam Bab Olah-olahan Cara Jawi.

Bagian lempeng Prasasti Taji | Wikipedia: Annonymus

Bukti lain yang menunjukkan rawon sudah dikenal sejak lama adalah tulisan dalam Prasasti Taji yang ditemukan di Ponorogo. Prasasti yang berisi tentang upacara penghormatan Sang Hyang Vatu Sima, turut mencatat beberapa hidangan yang disajikan pada saat itu. Salah satunya adalah rawon (rarawwan).

Terbuat dari Daging Kerbau

Dahulu daging kerbau menjadi bahan utamanya. Namun, saat ini daging sapi-lah yang umum dijadikan bahan penggantinya karena daging kerbau sudah jarang dijadikan bahan olahan makanan. Sumber lain menyebutkan bahwa kemungkinan mulanya daging pada rawon merupakan daging hasil dari hewan buruan.

Bumbu Rawon dan Lauk Pendampingnya

Selain daging sapi sebagai salah satu bahan utamanya, ada pula bumbu-bumbu yang diperlukan untuk membuat kuah. Bumbu-bumbu itu adalah bawang merah, bawang putih, jahe, kemiri, ketumbar, kluwak yang harus dihaluskan serta daun jeruk, daun salam, lengkuas, dan serai yang dimasukan ke dalam kuah.

Rawon disajikan dengan nasi dan beberapa lauk pendampingnya, seperti tahu, telur asin, tempe, tauge, kerupuk udang, dan sambal terasi.

Bumbu Rawon | Pixabay: Wonderfulbali

Kalau SohIB merasa kesulitan dan ingin mempersingkat waktu pembuatannya, maka tenang saja karena bumbu rawon kini hadir dalam bentuk instan. Paling tidak kita hanya tinggal menambahkan garam, gula, atau bumbu halus lainnya sesuai selera. Namun, tentu saja hal ini tidak akan menghasilkan rasa yang sama seperti khas asli Jawa Timur.

Perbedaan Rawon Jawa Timur dengan di daerah lain

Di Jawa Timur, rawon memiliki ciri khas kuah yang hitam pekat dengan cita rasa gurih dan pedas. Namun, saat sudah memasuki daerah lain, seperti Solo, maka secara fisik dan rasanya juga akan berbeda. Rawon Solo memiliki rasa yang cenderung manis dengan kuahnya yang berwarna kecoklatan atau tidak terlalu hitam pekat.

Sementara di luar negeri, rawon disebut Black Soup karena kuahnya yang berwarna hitam. Hal ini tentunya membuat rawon terlihat unik bagi orang-orang di luar negeri karena hitam dari kluwak yang sulit ditemukan di sana

Menurut berbagai informasi, rawon di luar negeri dijual dalam kemasan siap pakai yang lengkap dengan isi daging atau terkadang dapat ditemukan di supermarket bagian bumbu kering khas Asia.

Nilai Gizi

Tidak banyak orang yang mengetahui kandungan gizi yang terdapat pada rawon karena salah satu bahannya yang berupa daging biasa dikenal mengandung lemak. Sebaliknya, menurut ahli Gizi Kemenkes, Siti Masruroh, S.Gz, MKM, rawon cukup baik untuk dikonsumsi sebab daging sapi mengandung sumber protein hewani.

Bumbu rempah-rempahnya, seperti sereh, jahe, laos, daun salam, dan daun jeruk pun kaya akan kandungan bioaktif.

Daging sapi mengandung protein hewani | Unsplash: Changyoung Koh

Selain itu, daging sapi mengandung sumber zat besi yang sangat baik untuk mencegah penyakit anemia.

Berdasarkan informasi dari Mediakom (2021), Shinantya Ratnasari, peneliti gizi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia menyatakan bahwa proteinnya akan bertambah jika rawon dimakan dengan telur asin serta tauge yang mengandung serat.

Wah, menarik sekali ya, fakta-fakta tentang rawon! Sebagai negara yang kaya akan rempah-rempah, kita harus bangga karena memiliki kuliner yang bercita rasa unik dan sempurna. Untuk yang belum tahu rawon seperti apa, kalian wajib mencobanya!

 

Referensi:

  • https://www.tasteatlas.com/meat-soups
  • Ayuningsih, S. F. (2017). Pelestarian Rawon Nguling Sebagai Nilai Tambah Pada Pengembangan Wisata Kuliner Tradisional Indonesia. BIJAK, 14 (01), 108-126. https://ojs.stiami.ac.id/index.php/bijak/article/download/64/56
  • Safutra, Ilham. (2022). Rawon tertulis di Prasasti Taji Ponorogo. Diakses pada 2 Agustus 2023 dari https://www.jawapos.com/warung-ri/amp/01378638/rawon-tertulis-di-prasasti-taji-ponorogo
  • Widyasih, Utami. (2021). Rawon Si Hitam Nan Gurih. Diakses pada 2 Agustus 2023 dari https://mediakom.kemkes.go.id/2021/04/rawon-si-hitam-nan-gurih/