Komunitas Andespin: Kontribusi David Hidayat untuk Menyelamatkan Laut di Pesisir Selatan, Sumatera Barat

Komunitas Andespin: Kontribusi David Hidayat untuk Menyelamatkan Laut di Pesisir Selatan, Sumatera Barat

David Hidayat bersama Komunitas Andespin turut menjaga laut di Nagari Sungai Pinang, Pesisir Selatan | Instagram @andespindeepwestsumatera

Nenek moyangku seorang pelaut
Gemar mengarung luas samudra
Menerjang ombak, tiada takut
Menempuh badai, sudah biasa

Sebagian dari kita mungkin sudah tidak asing lagi dengan penggalan dari lirik dari lagu yang berjudul Nenek Moyangku Seorang Pelaut karya Ibu Sud.

Lagu tersebut menggambarkan bahwa sejatinya masyarakat Indonesia sejak dahulu kala sudah akrab dan berhubungan langsung dengan laut.

Apalagi sebagai sebuah negara kepulauan, Indonesia lebih banyak didominasi oleh wilayah perairannya dibandingkan dengan daratan.

Selain itu, profesi nelayan yang erat kaitannya dengan lautan juga menjadi salah satu mata pencaharian bagi sebagian masyarakat Indonesia.

Meskipun demikian, kondisi laut Indonesia ternyata tidak seindah yang dibayangkan.

Jutaan ton sampah diketahui sudah mencemari wilayah laut Indonesia.

Berdasarkan statistik yang dimunculkan oleh Katadata, 5,75 juta ton sampah diketahui sudah mencemari lautan Indonesia yang memiliki luas 3,25 juta km persegi pada 2020 lalu.

Dari jumlah tersebut, 35,4 persen diantaranya berasal dari sampah plastik yang susah terurai dan bisa bertahan dalam waktu lama.

Fakta lain bahkan menyebutkan bahwa Indonesia menjadi salah satu negara penyumbang sampah plastik ke laut terbesar di dunia.

Dilansir dari Indonesiabaik.id, Indonesia berada diurutan kedua sebagai negara penyumbang sampah plastik ke laut terbanyak di dunia.

Hal ini tentu bisa berdampak buruk bagi ekosistem laut. Bukan tidak mungkin generasi berikutnya tidak bisa menikmati hasil laut Indonesia jika situasi ini terus berlanjut kedepannya.

Situasi inilah yang mendorong Taufik Hidayat, seorang pemuda yang berasal dari Pesisir Selatan, Sumatera Barat untuk membentuk Komunitas Anak Desa Sungai Pinang (Andespin) agar bisa menyelamatkan kondisi laut di daerahnya.

Berkat kontribusinya tersebut, Taufik Hidayah terpilih untuk menjadi salah satu penerima Apresiasi SATU Indonesia Awards 2022.

Lantas, apa saja yang sudah dilakukan Taufik Hidayat bersama Komunitas Andespin untuk menyelamatkan laut di Pesisir Selatan?

Merawat Laut Lewat Komunitas Anak Desa Sungai Pinang (Andespin)

David Hidayat bersama bibit mangrove | Instagram @andespindeepwestsumatera

Seperti namanya, Komunitas Andespin dibentuk oleh David Hidayat di kampung halamannya, yaitu Nagari Sungai Pinang, Kecamatan Koto XI Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat.

Komunitas ini pada mulanya sudah mulai dibentuk David Hidayat pada 2014 silam dan semakin sempurna ketika dirinya sudah menyelesaikan studi Sarjana Perikanan dan Kelautan di Universitas Bung Hatta pada tahun berikutnya.

Terdapat dua faktor yang menjadi alasan dibalik pembentukan Komunitas Andespin oleh David Hidayat.

Faktor pertama adalah potensi wisata alam Nagari Sungai Pinang, khususnya yang berkaitan dengan laut yang belum terlalu dimaksimalkan.

Sebagai daerah yang berada di bibir pantai, wisata laut mestinya menjadi salah satu hal yang bisa ditonjolkan dari Nagari Sungai Pinang.

Apalagi pada saat ini Nagari Sungai Pinang sudah termasuk dalam Kawasan Wisata Bahari Terpadu Mandeh yang cukup diunggulkan dari Sumatera Barat.

Dalam artikel "Potensi Fisik Desa Wisata Bahari di Nagari Sungai Pinang Kecamatan Koto XI Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan" yang ditulis oleh Muhammad Danil Ihsan, dkk dalam Jurnal Buana disebutkan bahwa pengelolaan wisata bahari di Nagari Sungai Pinang masih terkesan apa adanya.

Selain itu, kurangnya ketersediaan infrastruktur dan pengemasan objek wisata dari penduduk lokal juga menjadi alasan belum maksimalnya potensi wisata bahari di Nagari Sungai Pinang.

Faktor kedua yang menjadi alasan dibalik pembentukan Komunitas Andespin oleh David Hidayat adalah kerusakan yang terjadi di pesisir laut Nagari Sungai Pinang.

Penggunaan alat tangkap ikan yang tidak ramah lingkungan, serta kurangnya kesadaran para wisatawan yang secara tidak sengaja membunuh biota laut yang hidup di sekitar terumbu karang semakin memperparah kondisi kerusakan yang terjadi.

Dua hal inilah yang mendorong David Hidayat bersama Komunitas Andespin untuk memperbaiki hal tersebut.

Berbagai kegiatan, mulai menanam bibit mangrove hingga transplantasi terumbu karang dilakukan Komunitas Andespin agar kondisi laut di Nagari Sungai Pinang bisa membaik.

Transpaltasi terumbu karang | Instagram @andespindeepwestsumatera

Aktivitas yang dilakukan David Hidayat ini bisa kamu lihat lewat akun Instagram pribadinya, @andespindeepwestsumatera.

Kini Komunitas Andespin turut mendorong lingkungan sekitar Nagari Sungai Pinang, mulai dari generasi muda hingga masyarakat umum untuk lebih peduli dengan kondisi laut di daerahnya.

Semoga apa yang sudah dijalankan David Hidayat bersama Komunitas Andespin bisa memberikan dampak positif bagi kondisi laut, khususnya di Nagari Sungai Pinang, Pesisir Selatan, Sumatera Barat.

Agar generasi muda di masa yang akan datang tetap bisa menikmati keindahan dan hasil dari laut Indonesia, tidak hanya mendengar atau mengetahui lewat cerita orang-orang terdahulu saja.