Sampah Digital, Kenali, dan Kelola dengan Bijak

Sampah Digital, Kenali, dan Kelola dengan Bijak

Kegiatan sehari-hari menghasilkan sampah digital | unsplash.com (Marvin Meyer)

#SobatHebatIndonesiaBaik #JadiKontributorJadiInspirator #BerbagiMenginspirasi

Digitalisasi ternyata tidak serta merta membebaskan kita dari masalah sampah. Meskipun komputerisasi membuat kita dapat meminimalisir penggunaan kertas dan media penyimpanan fisik lainnya, hal ini ternyata menimbulkan masalah lain yaitu sampah digital.

Apa Itu Sampah Digital?

Ilustrasi sampah digital
Ilustrasi sampah digital | unsplash.com (Artem Sapegin)

Sampah digital adalah data yang sudah tidak lagi digunakan namun tetap tersimpan dalam media penyimpanan online. E-mail, gambar, file audio, dan video serta history penelusuran yang tersimpan di cloud ternyata turut menyumbang karbon dioksida pada lingkungan loh.

Saat ini, teknologi digital diperkirakan turut menyumbang sekitar 4% emisi karbon. Angka ini diperkirakan terus meningkat seiring derasnya arus digitalisasi.

Justin Adamson, salah satu mahasiswa Stanford berpendapat bahwa setiap 100 gigabyte data yang tersimpan di cloud menghasilkan 0,2 ton karbon dioksida setiap tahun. Sedangkan rata-rata bisnis menyimpan sekitar 347,56 terabyte data yang menghasilkan hampir 700 ton karbon dioksida per tahun.

Darimana Emisi Karbon Ini Berasal?

Ilustrasi tempat penyimpanan data
Ilustrasi tempat penyimpanan data | pexels.com (Brett Sayles)

Digitalisasi yang terjadi di hampir semua sektor kehidupan tentu menambah jumlah data yang harus disimpan oleh perusahaan yang menyediakan layanan digital. Dengan banyaknya data yang harus disimpan, perusahaan juga membutuhkan sejumlah besar perangkat keras penyimpanan.

Agar perangkat keras ini mampu beroperasi secara optimal dalam waktu yang panjang, perusahaan membutuhkan ruangan intensif dan energi yang besar untuk alat pendukung lain seperti kipas dan sistem pencegah kebakaran.

Semakin banyak data yang disimpan, maka semakin banyak emisi karbon yang dihasilkan dari proses pengadaan perangkat keras dan alat pendukung penyimpanan data. Perusahaan besar seperti Microsoft, Google, dan Amazon tentu membutuhkan hal-hal tersebut dalam jumlah yang sangat besar dan akhirnya meningkatkan jumlah limbah digital.

Selain sarana dan prasara penyimpanan data, manufaktur dan proses produksi perangkat elektornik serta pengirimannya ke berbagai tempat turut jadi penyumbang jejak emisi karbon. Belum lagi energi listrik yang kita gunakan untuk mengisi daya perangkat elektronik sebagian besar masih dihasilkan dengan energi fosil.

Minimalisir Sampah Digital dengan “Rajin Bersih-bersih”

Menghapus file tidak diperlukan
Membersihkan sampah digital | pexels.com (Miguel Á. Padriñán)

Melihat banyaknya sampah digital yang dihasilkan digitalisasi beserta dampaknya pada lingkungan, tentu kita tidak bisa hanya berdiam diri. Kita dapat memulai dengan hal sederhana yaitu dengan membersihkan sampah digital yang ada di perangkat elektronik kita saat ini. Apa saja ya contoh sampah digital yang bisa kita minimalisir keberadaannya?

  1. E-mail

Menghapus email
Menghapus email untuk meminimalisir sampah digital | unsplash.com (Justin Morgan)

Tahukah kamu tenyata satu email menghasilkan 4-50 gram CO2e? Coba lihat berapa banyak email yang sudah kamu baca atau justru tidak kamu buka sama sekali tetapi menumpuk di akun e-mail-mu.

Menghapus e-mail merupakan salah satu hal sederhana yang bisa kita lakukan untuk mengurangi sampah digital. Kamu juga bisa berhenti berlangganan dari platform tertentu yang informasinya tidak lagi kamu butuhkan saat ini. Hal ini tentu akan lebih memudahkan kamu saat "bersih-bersih" karena email yang kamu terima akan jauh lebih sedikit.

  1. Dokumen, Foto, Video, dan History Penelusuran Internet

Hapus foto yang sudah tidak diperlukan
Hapus foto yang sudah tidak diperlukan | pexels.com (Kerde Severin)

Selain itu pilah dan hapus dokumen, foto, video, bahkan history penelusuran internet yang tidak kamu perlukan lagi. Jika tidak maka data-data tersebut akan tersimpan di data center yang akan menghasilkan jejak karbon sekitar 2 persen dari emisi global untuk dapat beroperasi.

  1. Aktivitas Digital

Kurangi aktivitas digital
Kurangi aktivitas digital | unsplash.com ( Grzegorz Walczak )

Selain dua hal di atas, kamu juga bisa mengurangi aktivitas digital untuk mengurangi emisi karbon. Misalnya dengan membatasi menonton video secara online dan beralih ke kegiatan lain yang lebih produktif. Hal ini dapat membantu mengurangi sampah digital karena ternyata menonton video secara online dapat menghasilkan emisi karbon sekitar 1 persen dari emisi global.

Nah, setelah mengetahui tentang sampah digital dan dampaknya terhadap lingkungan, kamu tentu harus melakukan sesuatu bukan? Yuk, mulai dengan hal-hal kecil seperti menghapus email dan file yang sudah tidak digunakan, karena hal kecil yang dilakukan oleh banyak orang akan tetap membawa dampak yang besar.