BISINDO dan SIBI, Dua Bahasa Isyarat Indonesia untuk Komunitas Tuli

BISINDO dan SIBI, Dua Bahasa Isyarat Indonesia untuk Komunitas Tuli

Bahasa isyarat di Indonesia ada BISINDO dan SIBI | Sumber: Unsplash (Sincerely Media)

Dikutip dari siaran pers milik Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kemenkominfo mendukung penuh upaya untuk mempopulerkan penggunaan bahasa isyarat di Indonesia. Adapun salah satu regulasi yang diambil adalah wajibnya televisi siaran untuk menyediakan tayangan bahasa isyarat di Indonesia dalam program berita. Meskipun belum sepenuhnya berjalan, tetapi hal itu akan dilakukan secara bertahap, SohIB.

Well, upaya itu sudah dicanangkan sejak tahun 2018. Kala itu, Menteri Kominfo, Rudiantara, menyatakan bahwa pemerintah tidak membeda-bedakan masyarakat negara kita yang berkebutuhan khusus atau tidak. Sebab, semuanya memiliki hak dan kewajiban yang sama.

Rudiantara menyatakan bahwa Kementerian Kominfo melalui Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi juga men-support adanya kegiatan Jambore TIK Disabilitas, yakni kompetisi untuk penyandang disabilitas dari seluruh Indonesia untuk unjuk gigi dalam keahlian dan kompetensi pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi. Wow, keren abis, deh!

Nah, SohIB, di Indonesia, ada dua bahasa isyarat yang digunakan dalam komunitas Tuli. Ada BISINDO (Bahasa Isyarat Indonesia) dan juga SIBI (Sistem Bahasa isyarat Indonesia). Apa perbedaan keduanya?

Perbedaan BISINDO dan SIBI

BISINDO diteliti dan dikembangkan dari Pusat Bahasa Isyarat Indonesia (PUSBISINDO) dan Laboratorium Riset Bahasa Isyarat, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia.

Dilansir dari laman resmi PUSBISINDO, versi bahasa ini merupakan cara komunikasi yang munculnya alamiah di kalangan Tuli. Pengguna BISINDO mempunyai variasi gerakan yang sesuai dengan daerah dan budaya Tuli di daerah itu, di antaranya adalah Jakarta, Yogyakarta, Kolak, Bali, Makassar, dan Pare-pare. Mereka akan berkomunikasi dengan gerakan tangan, ekspresi, dan bahasa tubuh.

Berbeda dengan BISINDO yang terbentuk alamiah, SIBI diciptakan oleh mantan kepala Sekolah Luar Biasa (SLB) yang mengadopsi Bahasa Isyarat Amerika, kemudian diresmikan oleh pemerintah. SIBI-lah yang digunakan dan diajarkan di SLB-SLB di Indonesia. Sayangnya, versi bahasa tersebut dianggap lebih kaku dan rumit, apalagi hanya disampaikan dengan gerakan satu tangan.

Fakta Unik tentang Bahasa Indonesia, Jadi Bahasa Kedua di Negara Lain!

Tunarungu dan Tuli Apakah Sama?

Selama ini, kita sering menyebutkan tunarungu dan Tuli sebagai sebutan yang sama, yakni ditujukan untuk individu atau sekelompok orang yang tidak bisa mendengar karena suatu alasan medis dan lainnya. Padahal, keduanya sebetulnya adalah kata yang bermakna berbeda lo, SohIB.

PUSBISINDO menuliskan, tunarungu adalah istilah medis yang mendefinisikan keterbatasan dari indra pendengar (disabilitas) yang bukan dari bawaan lahir. Oleh sebab itu, merupakan sebuah keharusan untuk bisa memaksimalkan kemampuan mendengarnya dengan berbagai acara. Dengan demikian, orang tersebut bisa serupa dengan orang-orang yang bisa mendengar. 

Sedangkan untuk Tuli adalah sekelompok masyarakat yang punya identitas, punya bahasa, dan budayanya sendiri. Cara menuliskan kata Tuli juga perlu menggunakan huruf kapital, sebagai sapaan untuk orang Tuli.

Selain itu, ada istilah unik lagi yang perlu SohIB ketahui bersama, yakni teman dengar. Dalam definisinya, teman dengar adalah orang yang tidak mempunyai gangguan pendengaran atau non-difabel. Karena itu, diharapkan teman dengar juga bisa turut mempelajari bahasa isyarat agar bisa berkomunikasi dengan teman Tuli.

Etika berkomunikasi dengan teman Tuli
Etika berkomunikasi dengan teman Tuli | Sumber: Indonesia Baik

Televisi di Indonesia Menggunakan SIBI atau BISINDO?

Komisi Penyiaran Indonesia pada Mei 2023 lalu menyatakan bahwa lembaga tersebut mendukung persamaan perlakukan layar kaca, salah satunya dengan upaya penyediaan fasilitas bahasa isyarat untuk kaum difabel.

Nah, untuk situasinya, televisi di Indonesia yang sudah menerapakan terjemahan bahasa isyarat, ternyata masih lebih banyak menggunakan sistem BISINDO, yang mana menurut Ketua PERTRI (Persatuan Tunarungu Indonesia) berbeda dan sulit dipahami. Sebab, yang diajarkan secara resmi pada sekolah-sekolah saat ini adalah SIBI. Diharapkan setiap stasiun TV akan menggunakan sistem SIBI untuk bahasa isyarat dalam program acaranya.

Indonesia jadi Bahasa Resmi di UNESCO, Bangga Banget!

Jangan lupa untuk terus ikuti artikel-artikel seru lainnya hanya di sohib.indonesiabaik.id, ya! Banyak lo, informasi menarik nan lengkap yang harus banget kamu baca.

Nggak hanya itu aja! Jika kamu memiliki passion di bidang kepenulisan dan ingin senantiasa berkembang, join jadi kontributor SohIB dan dapatkan banyak benefit-nya!

Oiya, SohIB.id juga punya komunitas keren yang selalu aktif memberikan berbagai pelatihan, webinar, diskusi, dan bagi-bagi merchandise cantik, lo! Semuanya gratis! Skuy, langsung gabung aja di siniSalam Sobat Hebat Indonesia Baik! (AJ)

#Makin Tahu Indonesia

 

Sumber:

  • https://www.kpi.go.id/id/umum/38-dalam-negeri/36992-kpi-dukung-pemenuhan-bahasa-isyarat-di-lembaga-penyiaran
  • https://indonesiabaik.id/infografis/etika-saat-berinteraksi-dengan-kaum-tuli-1
  • https://www.kominfo.go.id/content/detail/14565/siaran-pers-no-232hmkominfo092018-tentang-populerkan-bahasa-isyarat-kominfo-wajibkan-siaran-berita-gunakan-bisindo/0/siaran_pers
  • https://pusbisindo.org/faq
  • https://www.klobility.id/post/perbedaan-bisindo-dan-sibi