Asa untuk Indonesia

Asa untuk Indonesia

avvinopvianto.dok

#SobatHebatIndonesiaBaik #JadiKontributorJadiInspirasi #BerbagiMenginspirasi #SohIBBerkompetisiArtikel

“Tetap semangat, kuat, dan berpegangan erat. Badai sebesar apapun menerjang akan terlewati dan kita tumbuh semakin tangguh”.

Memberi motivasi kepada peserta didik

Kalimat motivasi itu yang saya tanamkan pada diri saya dan peserta didik selama kurang lebih 2 tahun terakhir ini. Dan akhirnya terbukti, di tahun 2022 ini tepatnya pada tanggal 17 Mei 2022 di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat dalam konferensi pers, Presiden Joko Widodo menegaskan terkait pelonggaran kebijakan penggunaan masker di luar ruangan. Keputusan tersebut diambil sejalan dengan penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia yang semakin terkendali. Hal ini merupakan angin segar yang sudah dinanti-nantikan oleh seluruh lapisan masyarakat.

Bagaimana tidak? Selama kurang lebih 2 tahun, 4 bulan, Indonesia terpapar Covid-19. Dampak yang ditimbulkannya pun berpengaruh pada berbagai aspek kehidupan. Mulai dari perekonomian, pendidikan, kesehatan, pariwisata, maupun hiburan. Sampai tanggal  4 Juli 2022, www.liputan.com Indonesia telah melaporkan 6.095.351 kasus positif, menempati peringkat pertama terbanyak di Asia Tenggara. Sedangkan dalam hal angka kematian, Indonesia menempati peringkat ketiga terbanyak di Asia dengan 156.758 kasus kematian. Namun, angka kematian diperkirakan jauh lebih tinggi dari data yang dilaporkan karena tidak dihitungnya kasus kematian dengan gejala Covid-19 akut yang belum dikonfirmasi atau dites. Sedangkan 5.922.117 dinyatakan sembuh dan menyisakan 16.476 kasus yang sedang dirawat.

Melihat kondisi yang demikian, saya begitu sedih dan khawatir. Terpikirkan akan kondisi anak-anak, rekan-rekan guru dan staf tata usaha di tempat saya mengajar. Saat itu, Covid-19 begitu cepat menyebar. Selama pandemi pun Kemendikbud menerapkan sistem belajar dari rumah. Transfer ilmu yang biasanya dilakukan secara tatap muka di kelas, tidak bisa dilakukan lagi. Peserta didik harus mengikuti sistem daring, Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) melalui jaringan internet.

Pembelajaran Jarak Jauh

Perubahan yang serta merta itu pun menimbulkan sejumlah persoalan. Persoalan mulai dari belum terbiasanya peserta didik dan pendidik belajar daring, melalui zoom, google meet, google classroom, maupun grup whatsapp. Hal ini tidak begitu mudah bagi kami, baik pendidik, peserta didik, maupun orang tua peserta didik. Tidak sedikit kendala-kendala yang kami hadapi. Mulai dari peserta didik yang tidak mempunyai android, sinyal yang datang sebentar lalu menghilang, kesulitan kami dalam menggunakan aplikasi media pembelajaran daring, dan tidak banyak pula peserta didik yang mampu menyelesaikan tugasnya. Hal ini menjadi tantangan bagi kami selama pandemi. Namun, dengan semangat, ketekunan, konsistensi, optimis, tanggung jawab, dan percaya sepenuhnya apa yang kami lakukan itu adalah hal baik, maka semua dapat teratasi.

Langkah-langkah yang kami lakukan adalah berkolaborasi dan melakukan pendekatan terhadap peserta didik, orang tua, maupun rekan sejawat. Masalah-masalah yang dihadapi, persoalan-persoalan yang terjadi, ataupun kendala-kendala yang dirasakan. Kami tampung, kemudian secara bersama-sama kami mencari solusi dan menyelesaikannya. Misalnya seperti peserta didik yang tidak mempunyai android, kami melakukan kunjungan ke rumah peserta didik, memberi materi dan buku panduan pelajaran. Supaya peserta didik yang tidak mempunyai gawai atau terkendala sinyal ataupun paket data tidak tertinggal materi pelajaran. Sedangkan rekan pendidik yang belum mengenal dan belum bisa menggunakan media pembelajaran daring seperti zoom, google meet, google classroom, google form, dan membuat grup whatsapp kami secara bersama-sama saling membantu dan mengadakan workshop supaya bapak/ibu guru bisa memaksimalkan penggunaan teknologi sesuai kebutuhan. Sedangkan bagi orang tua peserta didik, kami tetap aktif menjalin komunikasi, kerjasama, dan meminta kesedian waktu maupun dukungan lebih untuk anak-anaknya selama kegiatan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) berlangsung.

Pernah beberapa kali kami mengirim surat panggilan untuk orang tua peserta didik supaya datang ke sekolah. Kami menyampaikan bahwa selama proses Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), anaknya tidak mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik. Tidak pernah mengikuti pertemuan tatap muka secara virtual yang diadakan oleh guru mata pelajaran dan tidak pernah mengumpukan tugas. Padahal, apabila dicek nomor whatsapp anak tersebut masuk ke dalam grup daftar kelas guru mata pelajaran. Orang tua memastikan anaknya mengikuti pembelajaran daring dengan baik, karena setiap hari berada di meja belajar dan menatap layar androidnya, setiap hari pula ia mengisikan paket data yang diminta anaknya. Saat kami bertanya dan secara langsung mengecek gawai dihadapan orang tuanya, baru diketahui jika selama ini salah satu peserta didik kami tersebut tidak pernah mengikuti proses belajar daring dengan baik. Menghabiskan waktunya , hanya dengan main game dan media sosial. Betapa kecewa dan terkejutnya orang tua pada saat itu.

Bagi orang tua sekedar memfasilitasi kebutuhan anak itu tidak cukup, tetapi perhatian dan dukungan penuh itulah yang anak perlukan. Ketika anak belajar, beribadah, bermain, ataupun aktivitas lainnya peran orang tua harus ada. Orang tua bukan sekedar memberi, mencukupi kebutuhannya, dan membiarkan anak belajar dan berkembang sendiri tanpa ada bimbingan maupun arahan. Orang tua milenial di zaman sekarang, harus bisa mengikuti perkembangan zaman, seperti melek teknologi. Karena dengan tidak gagap teknologi, maka orang tua akan lebih mudah mendampingi dan membimbing anaknya. Anak dapat terarah dan tidak larut dalam hal-hal yang dapat mengganggu konsentrasinya dalam belajar.

Kami sangat bersyukur Indonesia berhasil dalam menangani pandemi Covid-19 dengan baik. Keberhasilan Indonesia menangani Covid-19 pun mendapat apresiasi langsung dari Deputi Sekretaris Jenderal PBB Amina Mohammed saat perhelatan forum Platform Global Pengurangan Risiko Bencana (GPDRR) 2022 di Nusa Dua, Bali. “Setelah pandemi akan terdapat pembangunan jangka panjang, ekonomi yang hijau, digital, inklusif, dan stabil”, menurut Teguh Dartanto, Ph.D., Dekan fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) dalam Studium Generale ITB www.itb.go.id

Peran masyarakat luas sangat diperlukan untuk kemajuan dan kesejahteraan suatu negara, khususnya dalam mewujudkan keberhasilan pembangunan dalam berbagai bidang. Pernah mendengar kalimat, “Jangan bertanya apa yang sudah negara berikan untuk kita, tapi bertanyalah apa yang sudah kita berikan untuk negara?”, di era sekarang, kalimat tersebut sangat cocok untuk menggambarkan bagaimana kaum milenial dari berbagai kalangan memiliki kesempatan besar dalam memberikan kontribusi nyata pada negara karena didukung  oleh berbagai teknologi modern, sehingga memberikan kemudahan bagi siapa saja yang ingin terlibat aktif dan positif dalam memajukan negara dan mewujudkan kehidupan yang lebih baik.

Tak terkecuali para abdi negara yang disebut Aparatur Sipil Negara (ASN). ASN dituntut harus memiliki kemampuan dan kecakapan dalam pemanfaatan teknologi modern digital untuk pencapaian target kinerja yang lebih baik, apalagi selama pandemi Covid-19 hampir semua  ASN bekerja dari rumah.

Menyemarakkan HUT RI

Selama pandemi Covid-19 banyak hal yang kami dapatkan dan kami pelajari. Bagaimana kami harus mampu berevolusi, harus mampu mengkolaborasikan antara kemampuan dan keterampilan yang kami miliki, supaya tugas yang kami laksanakan berjalan dengan baik. Kemampuan kami para pendidik dan peserta didik secara teknologi semakin meningkat. Hal ini terbukti, biasanya dalam menyemarakkan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia kami menyelenggarakan lomba untuk anak-anak secara langsung, tetapi 2 tahun terakhir ini kami melaksanakan lomba-lomba secara virtual dari lomba membaca teks proklamasi, menyanyikan lagu Indonesia Raya, membuat poster digital, lomba cipta dan baca puisi dengan tema kemerdekaan. Ternyata peserta didik mampu membuat video dengan pengeditan yang baik. Nilai-nilai patriotisme, semangat nasionalisme, dan cinta tanah air peserta didik tetap terjaga dan tidak pernah luntur.